Part-5 I Will Never Give Up

16 6 0
                                    

-Rendi POV-

Walaupun dia cewek yang kejam gue ga akan pernah nyerah untuk perjuangin cintanya sampe gue bisa dapetin cinta nya. ucap Rendi dengan penuh keyakinan.

kebetulan hari ini hari libur dari pada gue diem ,gimana kalo gue pergi mengunjungi rumah Alana? Tapi gimana kalo kedatangan gue di tolak seperti kemarin? Apa aku masih bisa menahan semua caciannya seperti kemarin?. Dalam pikiran ku terlintas pikiran-pikiran itu

Tapi gue gaboleh nyerah! Gue harus dapetin cinta Alana lagi pula gue udah janji bakal perjuangin dia sampe bisa dapetin cintanya itu.

Aku pun mencoba mengunjungi rumah nya tetapi apa yang terjadi?

TokTokTok

"Maaf de mau ke siapa ya?" Tanya dari seorang wanita paruh baya yang terlihat acak-acakan dengan memakai daster

"Alana nya ada ga bu?"tanyaku sambil tersenyum

"Ohh non Alana nya baru saja pergi" jawab seorang wanita paruh baya tadi yang sepertinya nya dia adalah pembantu Alana

"Kalo boleh tau kemana ya bu?sama siapa?" Tanyaku dengan sangat penasaran

"Tadi katanya mau kerumah jo jo jo apa gitu,sama cowo de " jawab pembantu Alana yang sambil kebingungan

"Kerumah Joan bu?" Tanyaku
"Nah iya itu Joan " jawab pembantu Alana sambil mengacungkan telunjuk nya

"Ohh yasudah bu terimakasih "jawabku sambil tergesa-gesa pergi

Tanpa pamit aku langsung pergi ke rumah Joan tapi sebelum itu aku mengirim pesan pada Alice sahabat nya Alana

To: Alice

Kirim alamat rumah nya si Joan sekar ng juga

Untungnya Alice menjawab pesan ku dengan cepat

Drrttt..drrttt

From: Alice

Ada apa Ren? Kayanya penting banget

Di perumahan Adi Sucipto blok G no 6

To: Alice

Terimakasih

Dengan segera gue langsung menuju ke alamat rumah yang di berikan Alice tadi.
Tapi pas di jalan pandangan gue tertuju pada sebuah toko perhiasan saat melihat toko perhiasan itu aku langsung teringat pada Alana, aku pun langsung berhenti di toko perhiasan itu dan pandangan ku langsung tertuju pada sebuah kalung yang dihiasi dengan gantungan berbentuk liontin. Walaupun harga liontin itu lumayan mahal tapi gak apa-apa gue beli itu buat cewek yang gue suka siapa lagi kalo bukan Alana

Setelah membeli kalung itu gue langsung pergi menuju rumah joan untuk menjemput Alana tapi ternyata tuhan berkehendak lain.

Sekarang yang gue rasakan kaku di tubuh gue dengan rasa sakit di kepala gue disertai dengan bau amis yang masih tercium oleh hidung gue.

***
Disaat gue udah mulai sadar ternyata di samping gue terlihat sepasang suami istri yang usianya bisa dibilang sudah tua

"Kalian siapa Pak,Bu? Dimana saya?" Tanyaku sambil berusaha untuk duduk karna aku merasa lelah dan pegal karna sepertinya terlalu lama tidak sadarkan diri

"Syukurlah kamu sudah bangun,kita berdua orang yang tadi bolong kamu nak,karna tadi mobil yang membawa kayu dibelakangnya telah menabrakmu hingga tidak sadarkan diri,kamu di rumah sakit nak,ohh iya namamu siapa nak? " jawab dari seorang wanita yang menolong ku tadi dengan sangan sumringah karna mereka senang gue udah sadarkan diri

"Nama Ohh ya nama,apa nama gue ya?" Yang baru gue sadarin apa gue punya nama ? Terpikir dalam benak gue yang sempat bertanya-tanya juga sama diri gue sendiri

Pas gue lihat di hadapan gue ternyata lelaki yang disamping wanita yang bertanya padaku, dia memegang benda pipih berwarna hitam yang di belakangnya berlogo apel tergigit dengan sebuah dompet berwarna coklat serta kalung liontin. Seakan-akan benda-benda yang di pegang lelaki itu tidak asing di mataku,Sepertinya wanita tadi yang sempat bertanya-tanya sama gue dia melihat mata gue yang tertuju pada benda-benda tadi

"Kamu tidak ingat siapa nama kamu? Tapi tadi sebelum kamu di bawa ke rumah sakit ini saya temukan benda-benda ini(sambil menunjuk benda-benda itu)" Tanya seorang wanita tadi
"Barang itu milik saya bu ?"tanyaku dengan penasaran

"Iya nak itu milik mu,nak kamu tidak mengingat apapun tentang kehidupan nu ?" Tanya nya sambil mengusap-usap ujung kepalaku

"Tidak" jawabku singkat

"Boleh kah saya membuka dompet mu? Siapa tahu ada tanda pengenal milik mu" ucapnya dengan penuh santun

"Iya,Silahkan saja bu" jawabku dengan senang hati

Karena telah meminta persetujuan dariku wanita paruh baya itu langsung melihat isi dompet ku. Tak lama kemudian dia langsung menemukan sebuah kartu (KTP) milikku

"Nak disini tertulis ternyata nama mu Rendiansyah Azhari" ucap wanita tadi

"Lalu bu apa ada seseorang yang bisa untuk aku hubungi ?"

"Sebentar,bolehkah saya melihat isi handphone mu nak?" Tanya wanita tadi

Dengan senang hati aku langsung menganggukan kepala ku

Walaupun usia wanita yang menolong ku itu sudah bisa di bilang tidak muda lagi tetapi ternyata dia sangat pintar mengotak-atik handphone ku

"Nak disini terdapat nama kontak Alice yang baru saja mengirimi pesan yang berisi Ren apakah kamu sudah sampai?" Jawab wanita itu sambil mengotak-atik handphone milikku

"Bu bolehkah aku meminta tolong pada mu ?"

Wanita paruh baya itu pun mengangguk sambil tersenyum uang menandakan kalau dia menyetujuinya

"Tolong kirimkan pesan pada orang yang tadi mengirim pesan padaku beritahu dia kalau saya kecelakaan dan sekarang saya ada di rumah sakit ini"

Jemari wanita paruh baya itu pun langsung menari-nari di atas layar hanphone ku

Tak lama kemudian datanglah seorang wanita cantik dengan memakai baju dress dan memakai flatshoes yang terlihat sangat cantik. Siapa dia ? Alana? Ohh tidak dia Alice yang merupakan sahabatnya Alana

Dengan kedatangan Alice,dia bisa membantu gue dari mulai gue bisa keluar dari rumah sakit sampe gue bisa nemuin keluarga gue

***
Tbc

Tinggalkan jejakmu yaa dan jangan lupa vote dan comment :*

My Struggle Be The End With DeadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang