Prolog

327 16 2
                                    

Seorang anak berkata kepada ibunya

"Kapan ayah pulang bu ? aku rindu ayah "

Sang ibu yang berbaring di sebelah si anak menghela napas dalam. Seakan-akan ada sesuatu yang sangat memberatkan di dalam dadanya. Sesaat pikirannya melayang kepada kejadian yang sangat dulu sekali. Sebuah kejadian yang menyulut api permusuhan. membuang seluruh rakyat masuk ke lubang kesengsaraan, kenistaan. Ayah dari anak ini, maju ke medan perang. Tak ada kabar, tak ada berita yang diterima keluarga kecil ini tentang nasib ayah anak ini dan suami ibu ini. 

 Air mata ibu ini merembes dan menetes dari matanya.

"Ibu mengapa menangis ?" Anak yang masih sangat belia ini bertanya dengan khawatir kepada ibunya. Kencantikan yang dipancarkan dari dirinya bagaikan padang bunga yang sedang mekar. Matanya yang berwarna biru bagaikan berlian. Hanya saja sangat disayangkan, Insan yang masih polos tanpa dosa ini harus mengemban kenyataan bahwa ia harus yatim di usia yang sangat belia. 

"Tidak nak, " kata ibu itu sambil menyeka pipinya.

"Ingat nak, perang ini akan berakhir. Akan ada penolong dari bangsa kita yang lahir ke dunia yang berbahaya ini untuk menghentikan perang ini !" kata sang ibu dengan suara yang serak. " Tenang nak, ibu di sini akan selalu melindungimu, ibu tidak akan membiarkan kamu pergi seperti ayahmu"

lalu sang ibu mendekap anaknya dan mematikan lentera yang menerangi gubuk kecil mereka 

*******

Pendeta itu tergesa-gesa melewati lorong biara

Jubahnya yang panjang terseret di belakangnya. Kakinya bergerak dengan sangat gesit. Ia mendekap perkamen-perkamen berisikan warta-warta yang telah disampaikan para peramal zaman dahulu. Dari wajahnya terlihat kegembiraan yang sangat. Bagaikan ia baru bertemu dengan sebuah harta karun yang tak ternilai harganya.

Aku harus mewartakan ini kepada ketua biara !

Jalannya mulai terseok-seok dan jatuh. Perkamen-perkamen yang dibawanya tadi jatuh berantakan ke segala arah.

Suasana hatinya saat ini sangat lah tak bisa dijelaskan. Ada rasa senang tapi ada pula rasa sedih. Ada rasa rindu yang sangat ada pula rasa benci yang sangat. Bercampur aduk rasa di hatinya. Hanya saja semua rasa itu tercampur menjadi satu. Bahagia.

Ia mulai berdiri dan mengumpulkan seluruh perkamen-perkamen yang jatuh berserakan dan mulai berjalan tergesa-gesa lagi. Ia lantas dengan hati yang senang membacakan sabuah ramalan dari peramal terdahulu

"Seorang penyelamat akan datang ! perang 1000 tahun yang telah dilalui akan segera sirna ! api akan dipadamkan dan seluruh penduduk akan berbahagia ria menyambut hari tersebut ! hari dimana kerajaan Shiro berjaya !"

Sang Penyelamat telah terlahir ke dunia ini. Sekarang usianya masih sangat belia. Ia seorang yatim yang ditinggalkan ayahnya seperti yang terdapat di warta !

Ia pun melanjutkan perjalananya menuju kepala biara melewati lorong biara yang sedingin es.

*****

ShiroKuro : Tale Of Two KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang