23

13.1K 1K 6
                                    

Max menyipit melihat Hank duduk di ruang tamu setelah Anna mengajaknya untuk menjenguk Loureinne dan cukup terkejut saat mendapati Hank juga ada disana, sendirian dan terlihat putus asa di ruang tamu.

"Aku tidak terkejut kau ada disini. Tetap tidak punya malu, ya?" Sinis Max mendapat sikutan dari Anna di perut saat melihat Hank bahkan tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Max saat memijat pelipisnya.

"Kau cemburu?" Bisik Anna di sampingnya membuat Max akhirnya tergelak mengetahui justru Annalah yang cemburu saat Max merasa terganggu dengan keberadaan Hank dirumah Loureinne.

"Kau yang cemburu."

"Terserah." Dengus Anna sebelum bersandar dengan wajah cemberut membuat Max menyusupkan lengannya di belakang sandaran sofa yang diduduki Anna untuk mengusap lengan Anna dengan ringan membuat Anna bergindik merinding dan menepuk tangan Max membuat mereka tergelak oleh ulah iseng Max.

Loureinne tersenyum dari arah pintu lengkung saat melihat Anna dan Max tergelak, sejujurnya Loureinne belum pernah melihat Max yang bersikap manis seperti itu. Max adalah tipe pria yang egois dan hanya mementingkan apa yang membuatnya senang, tanpa peduli apa itu membuat orang lain juga senang atau tidak. Tapi, sepertinya Anna mampu merubah Max.

Max peduli pada perasaan Anna dan itu membuat Loureinne sedikit tenang, memang sudah waktunya Anna bahagia dengan orang yang di cintainya tapi yang lebih penting lagi adalah dengan orang yang juga mencintainya.

"Lou, Anna, bisa bantu aku, Sayang?" Teriak Jasmine dari dapur membuat kedua wanita itu buru-buru beranjak ke dapur—setelah Loureinne meletakkan piring berisi kue-kue diatas meja ruang tamu—karena khawatir sesuatu terjadi pada Jasmine.

Max masih belum mengerti kenapa Loureinne sangat menyukai laki-laki idiot itu padahal Hank terlihat sangat-sangat tidak mampu melakukan apapun saat masih berpura-pura menjadi idiot dan kini Loureinne tetap tidak bisa mengusir Hank dengan tegas setelah mengetahui kebohongan pria itu. Hank jelas sangat jauh berbeda dari dirinya yang memiliki segalanya tapi entah kenapa Loureinne lebih memilih laki-laki itu dan bersikukuh mengatakan bahwa perasaannya bukanlah rasa kasihan.

Max bersandar dan menatap Hank yang bersandar pada sandaran sofa dengan lemah, "aku dengar kau sudah melamar Lou," tanya Max memastikan membuat Hank menatap Max sekilas sebelum mengangguk.

"Aku sudah mengatakannya, tapi dia menolakku." jawab Hank sebelum kembali memejamkan matanya.

"Bagaimana kau mengatakan pada Lou saat melamarnya?" Tanya Max. Sejujurnya itu mengganggu Max.

Hank mengendik, "aku hanya meminta dia menjadi istriku, dan dia mulai menunjuk-nunjuk dadaku dengan kukunya seolah ingin melubangi dadaku, lalu memakiku. Kau hanya perlu menangis agar lamaranmu diterima oleh Anna," kata Hank tak acuh tapi mampu membuat Max kesal seolah Hank menyindirnya.

"Keparat, kau tidak perlu mengajariku untuk melakukan apapun." geram Max membuat Hank mengangguk.

"Ya, kau benar. Aku saja belum berhasil melamar Lou, bagaimana bisa aku menasehatimu soal melamar Anna." membuat Max menyipit untuk melihat Hank saat mendengar kata-kata Hank yang berbicara dengannya seolah Max dan Hank adalah sahabat karib.

"Aku tidak butuh bantuan apapun darimu."

"Tapi aku butuh bantuanmu, Max." Kata Hank dengan membuka matanya dan mencondongkan tubuhnya kedepan. Dan kata-kata Hank yang bersedia merendah di depan Max, membuat Max lumayan terkejut.

"Kenapa kau pikir aku mau membantumu?"

Hank mengangguk, "aku tahu kau tidak akan sudi menolongku, tapi tolong lakukan ini demi bayi Loureinne. Bayi itu membutuhkanku juga."

"Terserah," dengus Max sebelum Hank mengangguk.

"Aku akan datang kerumahmu jam lima pagi," kata Hank lagi membuat Max sangat kesal. Laki-laki itu jelas tidak mengerti penolakan.

Tapi jujur, Max penasaran apa yang akan di lakukan laki-laki itu untuk membuat hati seorang perempuan meleleh.

Hank menepuk lengan sofa pelan sebelum berdiri dari duduknya dan masuk kedalam dapur seolah rumah Loureinne adalah rumahnya juga.

Hank melihat Anna menggenggam tangan Loureinne yang gemetar hebat saat menuangkan minuman ke dalam gelas. Anna tahu kenapa Loureinne sangat pucat dan gemetar saat memasuki dapur, walaupun Loureinne berusaha tidak menunjukkannya tapi siapapun pasti akan menyadarinya saat minuman yang dituangkan oleh Loureinne lebih banyak tumpah ke meja.

Anna tersenyum, "biar aku saja, Lou. Kembalilah ke depan."

Loureinne tersenyum dan menggeleng, "aku baik-baik saja," sebelum tersentak terkejut saat merasakan tangan kokoh memeluk pinggangnya dari belakang dan membuat Anna mundur saat tahu itu Hank, sebelum meninggalkan dapur dan membantu Jasmine diruang makan untuk menyiapkan makan siang karena nanti Julian, Marrie dan sikecil Vanessa akan datang juga.

Tangan Loureinne gemetar semakin hebat karena bayangan Bobby juga memeluknya dari belakang dengan mesra sebelum mencekiknya kemarin kembali terputar di matanya.

"Rain... kau gemetar," bisik Hank sebelum membantu meletakkan kembali botol minuman yang tadi dipegang Loureinne keatas meja sebelum membalik tubuh Loureinne.

Hank mengusap pipi Loureinne, mengangkat dagu Loureinne agar menatapnya sebelum tersenyum muram.

Loureinne menatap mata biru Hank dan menunduk, laki-laki itu bukan Bobby karena dimatanya tidak ada tatapan dingin yang dimiliki Bobby. Tatapan Hank terlalu hangat dan membuat Loureinne tidak nyaman.

"Aku ... aku masih belum nyaman ada disini."

Hank mengangguk dan mengusap rambut Loureinne pelan, "aku tahu. Aku minta maaf untuk semua ketakutanmu." Kata Hank dengan mengusap lengan Loureinne pelan menenangkan. "Semua sudah selesai, Rain. Sudah selesai. Jangan takut." bisik Hank.

Loureinne mengangguk, "hanya saja, bayangan itu masih belum mau hilang."

"Apa kita perlu bercinta disini agar kau menyukai dapurmu lagi?" Tanya Hank membuat Loureinne benar-benar terperangah sebelum menjerit kesal dan memukuli punggung Hank yang tergelak keras berusaha melindungi kepalanya dengan lengan.

Anna dan Jasmine berpaling melihat kearah dapur, saling menatap mendengarkan gelak tawa Hank sebelum menggeleng serempak dengan senyum di wajah mereka karena lega akhirnya Loureinne bisa melepaskan sedikit ketegangannya setelah ketakutan masuk kembali ke dalam dapur. Tentu saja itu karena Hank.

"Aku akan menelepon Julian, ajaklah Max masuk dan kita akan makan siang setelah Julian datang," perintah Jasmine membuat Anna mengangguk dan kembali keruang tamu.

Anna duduk dan menunggu Max selesai dengan urusannya di telepon.

Max memasukkan kembali ponselnya ke saku dan duduk di samping Anna, "kau sibuk?" Tanya Anna membuat Max mengangguk.

"Aku harus kembali ke kantor, mungkin besok juga. Tidak masalah kan?"

Anna mengangguk dan mengusap pipi Max ringan, "hati-hati" membuat Max menunduk untuk mengecup ujung hidung Anna.

"Sampai bertemu di rumah," pamit Max membuat Anna mengangguk dan melepaskan pelukan mereka.

Anna tersenyum saat mengingat kembali apa yang baru saja dikatakan oleh Max, 'sampai bertemu dirumah' seolah rumah itu adalah rumah Anna juga. Seolah Anna sudah punya tempat untuk pulang, seolah akan ada seseorang yang menanti Anna untuk pulang.

Hank (D)over (Seri Alaska/Dover 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang