"Duh plis deh jalal masak aku selama2nys tidur di sofa? Bisa pegel2 ni badan" ucapku protes karena seminggu menikah aku tetap tidur disofa
"Yaa sudah tidur aja dilantai! Ucapnya dingin
"Heh km ini gak gentlemen bgd sih! Aku ni cwe km donk yg ngalah tidur disofa! Ucapku tak mau kalah
"Sadar diri donk kamu cuma numpang jangan ganggu kehidupanku bersama sheva" ucap jalal juga semakin tinggi
"Pria gila!! Sheva itu sudah mati! Ucapku keras tidak tahan menghadapi jalal yg terus ngoceh sendiri
"Plak!!! Sebuah tamparan melayang kepipiku dan aku tersungkur kelantai
"Tau apa kamu tentang sheva! Selamanya sheva hidup dihatiku! Jangan pernah katakan itu lagi" ucap jalal dengan mata hampir keluar dan muka yg memerah menahan amarah
Aku diam ini kali pertama aku ditampar oleh pria rasanya sakit sekali perih tapi yg paling sakit adalah hatiku. Aku berdiri dan bangkit
"Sampai kapan kamu mau gila seperti ini tuan jalal! Sheva sudah mati! Mati! Bangunlah dari mimpimu!! Ucapku lalu pergi tapi jalal menangkap tanganku air mata sudah tidak bisa aku tahan dan akhirnya mengalir.
"Lepaskan!! Ucapku bergetar dan terisak
Dia menarikku hingga kedalam pelukkannya
"Apa aku melukaimu? Tanya melembut
Bagaimana mungkin dia bisa bertanya apa dia melukaiku jelas2 dia menamparku! Batinku menjerit tapi bibirku seakan kelu
"Aku mencintai sheva aku gak mau ada yg blng dia mati. Aku yakin dia masih hidup" ucapnya lembut sambil memelukku
Damn! Nasib apa yg tuhan berikan padaku ketika suamiku blng mencintai wanita yg sudah tiada dan knp hati ini perih?? Padahal aku tidak mencintainya? Aku merasa tidak ada harganya tangisku bukannya mereda tapi semakin mengeras seperti pelampiasan perasaanku.
"Silaa" ucapnya lagi memanggil namaku tangannya bergerak mengusap rambutku
"Maafkan aku" ucapnya
Apa yg dia pikirkan? Segampang itukah dia minta maaf ? Tadi dia menamparku dan sekarang berprilaku lembut!
"Sila" panggilnya lagi sambil melonggarkan pelukannya dan mengangkat wajahku
Aku memejamkan mataku aku benci melihat pria ini. Aku benar2 benci
"Sila maafkan aku" ucapnya lagi dengan sangat lembut
"Aku mau tidur" ucapku mendorong tubuhnya dan beranjak keluar
"Tidurlah disni" ucap jalal ternyata tangannya belum melepaksan pergelangan tanganku
"Aku tidak mau mengganggumu bersama sheva" ucapku acuh
"Aku akan senang jika kamu dah sheva berada disampingku" bisiknya lagi
Aku mendorong dan menghentakkan tubuhnya
"Terlepas dari kamu terima atau tidak ! Aku ingin kamu sadar sheva itu cuma masa lalu hari ini dihadapanmu ada aku. Jika kamu msih saja dihantui oleh sheva atau siapapun itu jangan dekati aku lagi! Teriakku langsung berlari dan keluar kamar tanpa peduli dengan jalal
Jalal diam terpaku ditempatnya sedangkan aku keluar menuju taman dan melepaskan semua amarahku#jalalpov
Aku selalu tidur bersama sheva diatas ranjang kami dan seminggu ini kamarku diisi oleh sila. Aku selalu menyuruhnya tidur disofa tapi apa yg terjadi hari ini dia protes dan yg paling membuat aku gelap mata adalah ketika dia mengatakan sheva sudah mati sama seperti orang2 diluar sana yg mengangap sheva tidak ada! Padahal aku sangat teramat yakin kalau suatu hari dia kembali. Kata2 sila membuat aku gelap mata aku tidak tau bagaimana bisa dia berada di lantai tersungkur.
Oh gad aku menamparnya laki2 macam apa aku yg menyakiti wanita. Aku benar2 merasa bersalah. Sampai dia bangkit dan pergi aku menariknya. Hatiku tiba2 perih.
Apa aku keterlaluan? Aku memeluknya dan meminta maaf tapi dia menangis. Entah knp aku jadi merasa sakit saat melihat dia menangis sama seperti saat sheva menangis dulu aku menjadi sakit. Dia mendorongku dan kembali mengatakan kata2 yg ku benci lalu berlari ingin aku mengejarnya namun aku juga terluka karena dia tidak percaya bahwa sheva masih hidup, tapi perasaan lain mendorongku untuk mengejarnya#jalalpovend
Aku duduk disebuah bangku taman aku menangis melampiaskan kesedihanku juga nasib sialku.
Knp tuhan memberiku nasib untuk menikah dengan pria gila? Pria kasar seperti dirinya? Apa aku terlalu berdosa sehingga tidak ada sedikitpun kebahagian untuk diriku???
Seseorang memegang pundakku
"Sila maafkan aku" ucapnya
Aku mengenal betul suara siapa itu, aku tak bergeming
Dia mendekat dan duduk disebelahku."Aku tau aku salah sila. Aku benar2 merasa bersalah saat menamparmu tapi aku juga tidak bisa menahan amarah saat kmu menghina sheva. Aku masih belum bisa menghapus dirinya. Aku tau kamu mengangap ku gila, tapi aku masih ingat bahwa cincin pernikahan yg ada pada mayat wanita itu bukan cincin sheva. Dimanapun sheva aku yakin dia masih hidup. Aku tau aku salah dengan mengangap dia ada saat aku sudah menikah, tapi aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Orangtuaku memaksa. Aku kira aku akan menikah dengan gadis matre yg hanya mau dengan uangku, tapi seminggu mengenalmu membuatku cukup tau bagaimana dirimu maka dari itu aku mengejarmu. Aku gak tau sampai kapan yg jelas aku selalu mengangap sheva hidup" ucapnya dengan bahu berguncang
Astaga dia menangis? Seorang pria menangis? Apakah lukanya terlalu dalam? Atau kah benar sheva masih hidup? Seandainya dia mencintaiku bukan sheva? Alangkah beruntungnya aku memiliki pria sepertinya
"Jalal" ucapku mulai bicara apa dia ucapkan benar2 menyentuhku
Dia menoleh kearahku dan menatapku ada luka yg dalam dimatanya, betapa sendu mata coklat itu menatapku
"Maaf jika aku menyinggungmu" ucapku tiba2 aku tidak tau knp aku yg minta maaf padahal dia yg menamparku tapi kata2 itu keluar saja dari bibirku
Dia menatapku semakin dalam lalu dia memelukku
"Sila aku tau kamu mengangap aku gila. Maukah kamu membantu aku melupakan sheva" ucapnya tiba2
Aku benar2 tidak bisa berbicara banyak selain mengatakan iya
"Entah knp aku merasa nyaman memelukmu aku seperti memeluk sheva saat memelukmu" ucapnya lagi membuat aku tiba2 bahagia dan gak hanya dia aku juga merasa damai saat dipeluknya
Aku merasakan terlahir kembali kedunia ini.
"Sila, apa kamu mau membuatku pelan2 menjadi seseorang yg baru? Tanyanya lagi
Aku melepaskan pelukannya
"Apa kamu serius ingin melupakan sheva? Tanyaku mencari kesungguhan dimatanya
"Aku gak tau bisa atau tidak melupakan sheva aku cuma ingin bisa membuat lepas dari bayang2 tentang sheva" ucapnya sungguh
"Knp baru hari ini? Tanyaku mengingat dia kehilangan sheva sudah 5 tahun
"Karena hari ini aku seperti menemukan alasan aku untuk kembali hidup" ucapnya singkat namun penuh arti
Apakah itu aku? Apakah aku alasan untuknya hidup? Knp? Apa yg dilihat dariku? Batinku terus bertanya
"Aku butuh ketulusan saat aku lihat matamu kamu sama tulusnya seperti sheva" ucapnya seperti dapat membaca pikiranku
Dan untuk sekali lagi aku memeluknya
Tidak ada kata hanya bahasa kalbu yg mengungkapkan pelukanku dengannyaNext?

KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE
RomanceAku SIILA AURELIA DEWI biasa dipanggil SILA atau ILA. Usiaku yg sudah menginjak 26 tahun adalah umur matang untuk seorang wanita dalam membina rumah tangga. Namun hingga hari ini aku belum juga menikah. Bukan karena aku tidak memiliki kekasih idaman...