3. Collins Family

165 19 3
                                    

3.00 PM

Jam pulang sekolah berbunyi. Aku segera menuju kelas Sejarah untuk menemui Karisma dan langsung pergi kerumahnya untuk mengerjakan tugas Seni. Aku dan Karisma berbeda kelas saat ini. Aku di kelas Matematika dan Karisma di kelas Sejarah. Saat makan siang, kami sudah janjian untuk langsung ke rumah Karisma dan mengerjakan tugas. Karisma kusuruh untuk menungguku di kelas Sejarah saja, karena ia masih baru disini. Aku tidak ingin ia tersesat.

Tiba-tiba Tiffany muncul dan aku terpaksa menghentikan langkahku. Baiklah, ini saatnya.

"Oh, puteri Indonesia, aku baru saja mencarimu. Disini kau rupanya."

Aku mencoba pergi dari Tiffany, namun antek-anteknya sudah mencengkram kedua lenganku erat, menahanku agar tidak banyak bergerak.

"Kau merasa pintar ya? Coba katakan!" Tiffany berteriak tepat di depan wajahku dengan suara melengking khasnya itu. Aku hanya bisa menggeleng.

"Jawab aku, pirang!" bentak Tiffany lagi. Baiklah Tiffany tidak sadar rambutnya sendiri pirang. Dasar bodoh.

"Buka mulutmu!" aku mencoba melawan, namun antek-antek Tiffany menahanku dan mencoba membuka mulutku secara paksa. Perlahan, mulutku terbuka. Firasatku tidak enak. Pasti ia akan memberi sesuatu pada mulutku. Aku menutup rapat mataku karena takut melihat apa yang akan dimasukkan Tiffany ke dalam mulutku.

"Sehabis ini kau tidak akan bisa tertawa lagi, puteri Indonesia!" ancam Tiffany.

Aku hanya bisa pasrah, aku berpikir untuk membiarkan Tiffany saja. Setidaknya aku tidak usah menelan apapun itu yang diberikan Tiffany dan memuntahkan isi mulutku nanti tepat di wajahnya. Ya, aku akan melakukan itu. Tawa cekikikan antek-antek Tiffany kini menggema di dalam benakku. Ya Tuhan aku sangat takut.

Setetes cairan mengenai bibirku. Rasanya seperti minyak kotor, baunya seperti bau pelumas. Astaga, ini oli!

"OUCH!!!" Tiffany berteriak dan selanjutnya terdengar kaleng oli terjatuh ke lantai dengan suara yang nyaring.

"Jangan ganggu dia, Freak!" aku mendengar suara Karisma. Segera aku membuka mata untuk melihat apa yang terjadi. Karisma dengan wajah memerah dan tatapan yang sangat marah sedang menunjuk-nunjuk ke arah Tiffany yang terjatuh di lantai. Heelsnya patah akibat Karisma. Biarkan saja.

Karisma kini beralih kepadaku. "Lepaskan dia!" segera, antek-antek Tiffany melepaskanku dan Karisma menarikku menuju parkiran sekolah. Ia merogoh isi tasnya, kemudian Karisma memberiku tissue basah untuk mengelap tetesan oli tadi. Aku mengeluarkan air mineral dan membersihkan isi mulutku dengan berkumur.

Kami terus berjalan cepat dan akhirnya sampai ke parkiran sekolah. Karisma menelfon seseorang untuk menanyakan keberadaanya. Kemudian, melanjutkan berjalan cepat dan menuju ke satu sisi parkiran sekolah.

Shit! Dugaanku benar.

Aku melihat Crawford Collins sedang menunggu kami, atau lebih tepatnya Karisma, dengan menyandar di kap mobilnya. Ia mengenakan sepatu putih, ripped jeans, sweater hitam, dan beanie berwarna senada. Oh, Tuhan apakah ini mimpi?

 Oh, Tuhan apakah ini mimpi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Youtubers Love Story --[Christian Collins]--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang