6. Get Jealous

94 20 0
                                    

3.00 PM

"Mom tidak pulang malam ini."

"Ayolah, Mom. Evan juga sedang menginap di rumah temannya."

"Mom sungguh tidak bisa pulang, sayang. Maaf"

"Baiklah. Terserah."

"Atau kau menginap di rumah Kazie saja?"

"Kizzy, Mom. Baiklah akan kutanya pada Kizzy dulu."

Sambungan telefon kumatikan dengan perasaan kesal. Yang benar saja? Mom selalu sibuk dengan pekerjaannya. Padahal, ia bukan pegawai kantoran. Untung saja aku sudah memiliki teman selain Oscar.

Aku berjalan menuju parkiran tempat Crawford biasa menjemput Kizzy. Dari pesan singkatnya, Kizzy bilang ia sudah di parkiran.

Saat sudah menemukan mobilnya, aku langsung melangkahkan kakiku ke arah mobil tersebut. Kizzy tidak hanya bersama Crawf. Sepertinya itu Chris dan satu wanita yang tidak kukenal.

Aku memilih akan duduk di belakang Karisma saja dan saat aku membuka pintunya. Chris sudah duduk disana. Dengan adanya aku, Chris jadi menggeser bokongnya untuk duduk di tengah. Saat sudah di dalam mobil, barulah kusadari ternyata wanita itu adalah Eva. Seorang Youtubers terkenal yang tinggal di Los Angeles juga. Ia sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan keberadaanku.

"Baiklah semuanya sudah lengkap, mari kita pulang." Crawford menancap gas dan meninggalkan kepulan asap di udara.

Suasana di dalam mobil selama perjalanan begitu sunyi. Tak ada satupun dari kami yang angkat bicara. Akupun seperti biasa, enggan memulai topik pembicaraan.

Eva masih sibuk dengan handphone-nya. Sementara Kizzy tertidur. Chris hanya diam saja, entah apa yang dipikirkannya.

Setelah perjalanan yang terasa sangat lama, kami sampai di rumah The Collins.

"Kizzy kita sudah sampai." Chris membangunkan Kizzy.

"Uhm, Chris bisa kita langsung saja?" Eva angkat bicara.

"Okay, sure."

Chris dan Eva langsung masuk ke dalam runah meninggalkan aku dan Kizzy. Crawf sudah masuk dari tadi. Ia mengatakan kalau ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya.

Sementara Kizzy, masih di tempat semula dengan posisi semula. Tidak bergerak sedikitpun.

"Oh, ayolah Kizzy."

Aku mengguncang-guncangkan tubuhnya. Berusaha membuatnya terbangun. Aku melihat kunci mobil yang masih menggantung di tempatnya. Aku dapat ide.

TTTTIIIIIINNNNNNNN.

Aku membunyikan klakson mobil. Dan Kizzy berhasil bangun dari tidurnya.

"APA YANG KAUTABRAK CRAWF! DEMI TUHAN! JANGAN SAMPAI IA MATI! ASTAGA CRAWF AKU TIDAK INGIN DIPENJARA! AKU MASIH BARU DI-"

"KIZZY IT'S OKAY HAHAHAHA KAU SUSAH SEKALI BANGUN DARI TIDURMU HAHAHA AKU HARUS MELAKUKAN SESUATU. MAKANYA HAHAHA MAKANYA AKU MEMBUNYIKAN KLAKSON ITU HAHAHA."

Kizzy diam. Satu detik. Dua detik. Tiga detik.

"OH MY GOD MARTHA HAHAHA"

Kami berdua kini tertawa terbahak-bahak mengingat reaksi Kizzy yang berlebihan tadi.

Setelah tawa kami mereda, kami memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, dan langsung menuju kamar Kizzy.

"Hi guys this is Me, Eva. And this is Chris. And here is the boyfriend tag!"

Aku menoleh dan mendapati Eva dan Chris sedang membuat video. Di ruang keluarga rumah ini. Mereka duduk berdampingan layaknya sepasang kekasih.

Tunggu.

Eva tadi bilang apa?

Boyfriend?

Oh God

Hatiku sakit. Entah mengapa. Tapi benar rasanya perih. Melihat mereka berdua tertawa seperti sepasang kekasih. Sakit sekali. Aku harus pergi dari tempat ini.

Aku berlari menaikki tangga dan menuju rooftop. Ada sesuatu yang menghalangi pandanganku. Aku mengusap mataku, dan ternyata aku menangis.

Aku sampai di rooftop dan meneruskan kegiatanku; menangis. Aku menangis tersedu-sedu sehingga bahuku berguncang.

Entahlah, aku tidak menyangka kalau perasaanku sudah sampai tahap ini. Aku kira aku hanya mengaguminya saja. Apakah aku sudah mencintainya?

Tidak.

Belum.

17.00 PM

Christian POV

"Martha? Kau disitu?" aku membuka pintu rooftop dan mendapati Martha sedang duduk di salah satu sisi rooftop.

Aku berjalan mendekatinya. Ia tidak bergeming. Tidak menanggapi panggilanku.
Setelah sampai di sampingnya, aku duduk sejajar dengannya. Aku mengamati Martha yang sedang diam menutup mata sambil merasakan hembusan angin. Pipinya basah, sepertinya ia habis menangis?

"Are you crying?" aku sungguh penasaran kenapa pipinya basah seperti itu.
Martha terkejut dan menoleh ke arahku secara tiba-tiba.

"Astaga Chris kau mengagetkanku saja!" balasnya sambil mengelus dadanya. Ia nampak terkejut sekali.

"Maaf, aku hanya penasaran saja kenapa pipimu sampai basah seperti itu." aku menatap matanya dalam. Martha nampak terkejut dengan pernyataanku. Mungkin ia tidak menyangka aku akan sepeka itu.

"Aku hanya bersedih saja. Aku tidak mengerti kenapa aku bersedih. Jadi aku mencoba menenangkan pikiranku dengan berdiam diri dan hasilnya nihil. Aku tetap merasa perih. Disini" jawabnya sambil tertunduk menunjuk dadanya yang menjelaskan sekarang ini perasaannya sedang tidak enak.

Selama beberapa detik kami terdiam. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Martha saja tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya. Apalagi aku?

Pundak Martha berguncang. Nafasnya tercekat. Ia menahan tangisnya. Aku tahu perasaannya pasti sangat sakit.

"Menangislah jika itu membuatmu membaik, Martha" aku mencoba menenangkannya dengan mengelus pundaknya.

Tangisanya pecah. Namun hanya terdengar tarikan nafas saja. Ia sama sekali tidak menangis sesenggukan seperti tangisan orang-orang biasanya. Ia menangis dalam diam. Tanda bahwa sakit yang dirasakannya benar-benar perih.

"I miss him." Martha berbisik dan aku tidak mengerti apa yang dikatakannya. Siapa maksudnya?

"Siapa?" aku menanyakannya.

Martha memilih untuk bungkam dan terus menangis. Air matanya semakin deras, namun ia tetap menangis dalam diam.

Aku tidak suka melihat perempuan menangis. Baik Kizzy maupun Kirsten aku tidak pernah membuat mereka menangis. Karena aku benar-benar membenci air mata.

Aku memutuskan untuk memeluknya dan menenggelamkan kepalanya ke dada bidangku. Ia masih menangis dan perlahan, aku merasakan tangannya balas memelukku. Lambat laun nafasnya semakin teratur, dan pelukkannya mulai merenggang. Saat aku melihat wajahnya, ternyata ia sudah tertidur.

She is crying herself to sleep.

Youtubers Love Story --[Christian Collins]--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang