Tidak tau kenapa aku merasakan hawa panas di wajahku, aku mundur selangkah dan langsung kembali masuk kedalam kelas."Idih muka Natasha merah, haha degdegan lo Sa deket-deket gue?" ucap Kevin, namun aku menghiraukan nya.
Audina dan Leoni mengikuti ku masuk kedalam kelas."Gak jadi ke toilet Sa? katanya kebelet." ucap Leoni.
"Gak jadi kebelet." ucapku singkat.
"Itu kenapa muka lo merah kaya udang rebus gitu sih?" ucap Audina dengan polos nya.
"Merah apaan sih?mungkin hanya penglihatan dek Dina saja yang salah." ledek ku.
Billy muncul di depan pintu kelas.
"Eh saa!!" ucap nya sedikit berteriak.
"Lo dipanggil Bu Natalish dimeja piket, sekarang!" tambah nya."Hah?ngapain?" tanyaku.
"Kalo lo nanya gue, gue nanya siapa?" jawabnya.
"Yaelah Sa, paling cuma mau ngasih tugas, lo kan murid kesayangan nya." kata Leoni.
"Mungkin, yaudah yuk Le temenin gue."
"Gue boleh ikut gak?" tanya Audina.
"Gak!" ucapku dan Leoni bersamaan.
"Yaampun jahat banget." balas Audina.
Aku dan Leoni hanya tertawa melihat tampang polosnya, karena sebenarnya Audina itu polos dan lugu, jadi tidak salah kalo dia jadi bulan-bulanan aku dan Leoni. Aku dan Leoni bangkit dari kursi dan segera menuju ruang guru di lantai satu.
"Permisi Bu, Ibu manggil saya?" tanyaku didepan meja piket yang berada di kantor guru.
"Oh iya Sa, Ibu mau kasih tau kalo habis ini Ibu gak bisa mengajar di kelas kamu, biasa Ibu mau check-up ke Rumah sakit." ucap Bu Natalish.
Aku menatap wajah Leoni, aku tau dia ingin berteriak senang karena lagi-lagi kelas kami free alias bebas.
"Oh gitu Bu, ada lagi Bu? kalo gak ada saya izin balik ke kelas.""Gak ada kok , cuma pesan ibu tolong beritau Billy agar dia gak bikin onar, bisa-bisa Ibu makin cepet melahirkan karena kesal dengan ulah nya."
Apa hubungan nya sih bu? Batinku. Bu Natalish sedang hamil tua, dia memang jarang mengajar di kelas akhir-akhir ini dengan alasan yang sama, mau check-up ke Rumah sakit.
Setelah keluar dari ruang guru aku dan Leoni tidak langsung kembali ke kelas, melainkan ke toilet karena aku sekarang benar-benar kebelet.
"Le, lo tunggu sini aja deh." ucapku."Ya iyalah Sa, ngapain gue ikut masuk." balas nya.
"Ya kali aja lo mau ngintipin gue gitu kan."
"Mending gue ngintipin Pak Kus deh."
"Yakin lo mau ngintipin Pak Kus?"
"Udah deh buruannn." ucap nya kesal.
5 menit kemudian aku keluar dari toilet, itupun karena Leoni sudah teriak-teriak memanggilku.
"Lo sabar sedikit kenapa sih Le?" kataku kesal."Lo kira gak capek berdiri disini dari tadi?" balasnya.
"Yaampun Le, baru 5 menit doang lo berdiri udah ngeluh, gimana kalo lo ngantri sembako yang berhari-hari. Gue kan udah nahan buang air kecil dari tadi, jadi wajar agak lama."
"Hmm, udah pidato nya? yaudah yuk balik."
Ketika di tangga, aku kembali bertemu Kevin dan 3 teman nya.
"Eh, ketemu lagi?Oh udah gak merah ya Nat muka nya." ucap Kevin meledek."Apaan sih lo manggil Nat Nat, lo kira gue Nati Goreng." balasku.
"Itu nasi goreng Sasa!!" ucap Kevin dan Leoni bersamaan.
"Oh udah berubah ya namanya." kataku santai. Teman-teman Kevin hanya geleng kepala mendengar jawabanku.
"Ih Le, temen lo cantik-cantik sedeng yaa." Ucap Rino salah satu teman Kevin.
"Gapapa deh sedeng, yang penting tetep cantik wlee." kataku sambil mengeluarkan lidah.
"Gila lo Natt." kata Kevin.
"Udah yuk Le balik ke kelas, nanti ketularan sombong nya Kevin lagi klo kita lama-lama disini." tambahku.
"Lo nya aja yang iri sama gue." balas Kevin, tetapi aku tidak menanggapi ucapan nya.
•••
Kevin bersama ketiga teman nya melanjutkan langkah mereka menuju kantin, sementang sekolah ini milik Orang tua nya dia jadi bisa seenak nya saja ke kantin saat jam pelajaran.
"Eh Kev kalo diliat-liat Sasa lumayan juga tu buat lo jadiin gebetan atau pacar." ucap Nico, satu-satu nya teman Kevin yang memakai kacamata.
"Idihhh, apaan sih lo?Ogah deh, cewek freak kaya dia apa lumayan nya coba?" jawab Kevin.
"Wah boy, kalo ngomong hati-hati lo. Serius lo gak mau?kalo nanti lo sampe suka, gue orang pertama yang bakal ketawain lo." kata Nico diiringi dengan tawaan Rino.
"Ah elah, lo pada gausah berisik kali, gue laper." kata Mario tiba-tiba.
Mario memang teman Kevin yang paling kalem, tapi dia juga bisa berubah jadi orang yang galak. Seperti waktu hari Jum'at bulan lalu, saat mereka berempat sedang duduk di kantin Kevin, Nico dan Rino sedang asik tertawa sedangkan Mario asik dengan Komik Naruto, ntah ada angin apa dia seketika bangkit dan berkata "Lo semua berisik!" ucap nya sedikit berteriak. Sehingga tak hanya Kevin, Nico dan Rino saja yang bisa mendengar ucapan nya, tapi seisi kantin mendengar. Sontak mereka semua menoleh kearah Mario dan memasang muka kaget. Emang semua teman-teman Kevin tidak ada yang beres, tapi jangan salah di Darma Pelita hanya mereka berempat yang dalam satu geng isinya cowok keren+tajir. Ada sih geng saingan mereka, yaitu geng nya Billy tapi gak semua anggota geng Billy keren+tajir. Makanya gak salah kalo murid-murid Darma Pelita selalu berteriak ketika Kevin dan teman-teman nya melewati koridor.
"KEVIN!!!"
Sedang asik-asik makan bakso nya Mba Surti tiba-tiba mereka dikagetkan dengan teriakan wanita yang umur nya kira-kira kisaran 36-37. Spontan mereka menoleh ke sumber suara dan kaget melihat siapa yang berteriak. Yang berteriak adalah mama Kevin alias ketua yayasan Darma Pelita."E-eh mama." ucap Kevin gugup.
"Kalian berempat ikut saya kelapangan!"
"Tuh kan Kev, Lo sih pakek ngajakin kita-kita makan di kantin, kena kann sama nyokap lo." ucap Rino.
"Lah kan lo lo pada juga laper No, makanya gue ajakin. Gue mana tau bakal ketauan." balas Kevin.
"Cepat!!" ucap Bu Indira, Ketua Yayasan.
"I-iyaa Bu." Ucap mereka kompak.
-----------------------------------
Gimanaa Part yang ini?makin gajelas yaa:(( uhuhu maapkannn akuu, Makasih lhoo yang udah mau bacaa hehehe, jgn lupa vomment yaa😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Boyfriend
Novela Juvenil[Natasha Alvira-Kevin Abianca] Kevin pria berperawakan Arab-Indonesia itu mencintai seorang gadis bernama Natasha, gadis yang benar-benar membencinya. Namun, Kevin tidak pantang menyerah walaupun dia tahu bahwa Natasha yang dicintai nya, menyukai pr...