10

361 47 2
                                    

"Ya! Taehyung! Jangan bicara seperti itu!" bentak Mijoo

"Wae? Kenapa tidak boleh? Lihat! Apa mungkin ia masih bisa bertahan setelah kita melihat bukti itu?!"

"Setidaknya jangan memperburuk suasana! Itu bisa jadi bukan darah Namjoon!"

"Lalu?! Apa Namjoon yang membunuh sesuatu? Lalu dimana Namjoon sekarang?! Eo?"

"Geumanhae! Pertengkaran kalian tidak akan menyelesaikan masalah" lerai Seokjin

"Dia benar, bertengkar malah akan memperburuk suasana"

"Kajja, kita lanjutkan saja perjalanan kita"

Mereka segera membawa tas mereka, lalu kembali berjalan, mereka tak punya arah, hanya berjalan melewati pepohonan dan semak-semak, berharap mereka akan menemukan jalan keluar.

Tiba-tiba Seokjin berhenti "Ada apa?"

Ia berbalik dan menatap teman-temannya, "Kita sudahi saja disini" katanya

"Kita tidak akan pernah menemukan jalan keluar dari hutan ini, jadi apa gunanya?" tiba-tiba Seokjin mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Itu sebuah pisau lipat.

"Ya, Kim Seokjin, apa yang kau lakukan?"

"Apa yang kulakukan? Ini adalah hal yang paling waras yang bisa kulakukan saat ini"

"Ya, letakkan pisau itu, berikan padaku" Taehyung berjalan dari belakang Mijoo menuju ke hadapan Seokjin. Ia mengulurkan tangannya dan hendak mengambil pisau itu.

"Aniya!" Seokjin berteriak dan langsung menebaskan pisau itu kearah Taehyung sehingga mengenai tangannya. Darah mengalir dari luka di tangan Taehyung.

"Taehyung!"

Tiba-tiba Seokjin menatap ke sebuah pohon di belakang mereka, tak lama kemudian, ia berteriak sambil berlari menuju ke hutan yang lebih dalam.

"Seokjin oppa! Tunggu! Ya!" Yein segera berlari hendak mengejar Seokjin.

"Ya, Yein, tunggu, jangan mengejarnya! Kau bisa tersesat!" Mijoo menggenggam tangan Yein dengan erat. Tapi Yein memberontak dan mendorong Mijoo hingga terjatuh. Tanpa mengatakan apapun, Yein langsung berlari menyusul Seokjin.

Baru beberapa langkah Yein berlari, tiba-tiba sesuatu dengan cepat seakan turun dari pohon dan mendarat seperti sebuah bayangan hitam. Benda itu mendarat tepat di atas tubuh Yein.

"KYAAA!!! TOLONG!! KYA!!" Mijoo dan Taehyung segera menghampirinya, mereka berhenti beberapa meter dari Yein.

"A...apa itu?!" mereka membelalak. Benda itu ternyata adalah seseorang atau sebuah mahluk, tubuhnya terlihat seluruhnya berwarna hitam, ia menahan Yein dengan tubuhnya. Gadis itu berusaha untuk memberontak, tapi seakan-akan mahluk itu tidak terpengaruh sama sekali.

Taehyung dan Mijoo tidak bisa melakukan apa-apa, mereka tidak berani untuk mendekati Yein dan mahluk itu. tiba-tiba sebuah benda hitam terangkat keatas, itu adalah tangan si mahluk hitam, ia memegang sebuah batu, dan dengan satu hantaman keras, teriakkan Yein telah berhenti.

Mijoo tercekat, ia hampir berteriak, tapi Taehyung mencegahnya. "Lari, ayo, kita harus lari" bisik Taehyung, tapi Mijoo tidak bisa melepaskan pandangannya dari Yein yang terkapar tak sadarkan diri itu.

Seakan baru menyadari kehadiran Mijoo dan Taehyung, mahluk itu perlahan-lahan menolehkan kepalanya kearah mereka. Sebuah gambaran yang menakutkan membuat Mijoo hampir pingsan, tapi Taehyung langsung menarik tangannya.

"Lari!" teriaknya. Taehyung yang berlari di depan menarik Mijoo dengan hati-hati, ia terus berlari, memastikan gadis itu tidak lepas dari genggamannya. Mijoo yang berlari di belakang Taehyung sudah tidak bisa lagi menggerakkan tubuhnya dengan mudah.

Ia merasa kepalanya telah dihujam oleh batu berkali-kali dan kesadarannya telah dicabut. "Mijoo! Ya! Lihat aku!" teriak Taehyung, ia berusaha untuk membuat Mijoo sadar.

"Kita harus lari, oke? lupakan semua hal yang kau lihat tadi, kita harus lari." Ucapnya, Mijoo mengangguk dan mulai berlari lagi.

Akhirnya setelah berlari selama beberapa saat, mereka berhasil sampai ke sebuah rumah tua yang sudah terlihat sangat rapuh, tapi mereka tidak punya pilihan, Taehyung dan Mijoo pun segera masuk ke dalam tempat itu.

Yang dapat mereka dengan hanyalah hembusan nafas mereka yang memburu, tidak satupun diantara mereka bisa berkata-kata. Mijoo duduk sambil memeluk kedua sikunya, tubuhnya terasa mati rasa, perlahan-lahan air mata jatuh ke pipinya.

Taehyung menatap Mijoo yang pipinya sudah terbasahi oleh air mata, ia pun segera menghampiri gadis itu dan memeluknya dengan erat. Mijoo tidak bersuara, ia tidak menangis tersedu-sedu seperti sebelumnya.

Namun kali ini, Mijoo terasa berbeda saat berada di pelukannya, seakan gadis itu tidak benar-benar ada. Taehyung mengerti perasaannya, siapa yang tidak akan merasa seperti ini saat melihat sahabatnya sendiri dibunuh di hadapannya.

Jika bisa, Taehyung akan menangis, ia sangat ingin. Sejak awal, sejak teman-teman mereka satu per satu mulai menghilang. Tapi ia sadar, jika ia menangis, siapa yang akan menguatkan teman-temannya, siapa yang akan bertahan?

Berpura-pura kuat bukanlah keahlian Taehyung, tapi kali ini ia harus berusaha untuk melakukan itu demi teman-temannya.

Perlahan-lahan air mata menetes dari mata laki-laki itu, hatinya terasa diremukkan, dan ia tidak bisa menahannya lagi, ia sudah muak dengan permainannya.

"Gwaenchana.. Mijoo-ah, gwaenchana... jangan menangis.. kita.. akan.. selamat" ucapnya lirih, Mijoo tidak menjawab apa-apa, tapi ia yakin kalau dia mendengarnya.

#Skip

Sinar pagi membuat Taehyung terbangun, tak terasa ia berdua tertidur semalam. Taehyung segera berdiri, kepalanya terasa sedikit pusing, butuh waktu beberapa saat sebelum ia mendapat keseimbangannya kembali.

Ia menoleh kearah Mijoo, gadis itu meringkuk di sudut ruangan, mukanya terlihat pucat dan lingkaran hitam mulai terlihat di sekitar matanya. "Mijoo" panggilnya, tapi gadis itu tidak menjawab.

Taehyung berjongkok di sebelahnya. "Ya, Lee Mijoo, apa kau tidak tidur semalam? Kau butuh istirahat, tidurlah, kita akan berangkat setelah kau tidur, aku akan menjagamu, jangan khawatir"

Mijoo menatap Taehyung sejenak, laki-laki itu membuatnya merasa aman, entah kenapa Taehyung memiliki sifat itu, kata-katanya membuat Mijoo nyaman, ia pun akhirnya jatuh tertidur.

Taehyung keluar dari rumah itu dan duduk di sebuah akar pohon besar yang mencuat keluar dari tanah. Ia tidak peduli lagi jika ada hantu atau apapun di dalam hutan itu, semua itu sudah bukan masalah untuknya, ia hanya butuh ketenangan sekarang.

#Skip

Mijoo merasakan dirinya sedang digendong oleh seseorang, Taehyung? Tapi kenapa? Apa mereka sedang melanjutkan perjalanan? Kenapa ia tidak membangunkannya saja?

Mijoo yakin ia sudah membuka matanya, tapi yang ia tidak melihat apa-apa. Hanya hitam dimana-mana.

"Jangan khawatir, ini akan segera selesai" sebuah suara berbisik di telinganya dan membuat seketika tubuhnya merinding.
.
.
.
TBC :)))

Gimana ceritanya? Jangan lupa vote & comment ya ^^

WHO ARE U? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang