chapter 3

90 25 5
                                    

Aku pergi untuk sebuah alasan dan aku juga kembali untuk sebuah alasan
-Valleryn Thalia Samatha


VALLERYN POV

Bagaikan ditikam sebuah batu besar, hatiku dibuat membatu. Apakah semuanya akan seperti ini ? Tidak bisakah berubah seperti dulu lagi ? Andai waktu dapat diulang, akan kupastikan aku yang akan berada diposisi sekar saat ini

Flashback on

Bali, 2009

"Rasya...rasya... aku mau gelato matcha ya... yang banyak toppingnya" valle kecil berusia 12 tahun, merengkek seperti anak kecil kepada rasya

"Iya bawel, sabar dong ini masih ngantri" rasya berusia 13 tahun mencubit hidung valle gemas. Sedangkan valle memanyunkan bibirnya

"Nih gelatonya" setelah mengantri hampir setengah jam, rasya memberikan gelato pesanan valle dengan senang hati

"Yeyyy.. makasih rasya" valle mencium pipi rasya singkat. Saat itu valle terlalu polos untuk mengenal arti 'cinta' sedangkan rasya jantungnya berdebar tak karuan. Hatinya senang bukan main

Lalu mereka bercanda dan tertawa bahagia

Flashback off

"Valle ... lo kenapa bengong aja sih ?" Sedikit guncangan meysa mengembalikan pikiranku ke dunia. Kulihat sekeliling ku, rasya sudah pergi!. Apa selama itu aku memikirkannya ?

"Eh eh cabut yuk, gua takut nih anak kesurupan jin tomang" raka menarik tangan meysa dan fadlan namun mereka berdua menepis tangan raka

"Valle, kalo ada masalah cerita ke kita ya, kita siap kok dengerin segala masalah kamu. Es lo nyampe meler noh liat majikannya bengong mulu" emang segitu ketaranya ya, kalo aku lagi mikirin sesuatu ? Aishhh ini gara-gara rasya sialan

"Ga, gpp. Yuk kita cus, banyak pr nih" aku menggiring ketiga sahabat ku yang unyu-unyu ini *ewhhh* keluar dari cafe armora. Berlama-lama disini hanya akan membuat kepalaku tambah pening

*******

Kini tinggal hanya aku dan fadlan didalam mobilnya, kami sudah mengantarkan meysa dan raka. Fadlan dan aku sama-sama bungkam. Mungkin keadaannya sedikit... awkward ? Diantara kami berempat, fadlan lah yang paling pendiam. Atau lebih tepatnya Meysa dan Raka lah yang bawel.

"Valle, mau mampir ke taman dulu ga ?" Fadlan memberhentikan mobilnya didepan taman yang berada agak jauh dari rumahku. Aku mengangguk tanda setuju dan segera melenggangkan kaki keluar dari mobil fadlan

Aku dan fadlan berjalan berdampingan menyusuri tiap-tiap inci taman. Taman ini adalah salah satu taman terindah di jakarta. Asri dan banyak pepohonan disini, ada yang berjoging, mengajak bermain hewan peliharaannya, kencan dengan sahabat/pacar, anak-anak bermain dengan gembira dan burung-burung kecil yang terbang kesana kemari memperindah suasana

"Lan, duduk sini dulu yuk" aku menggandeng tangannya menuju bangku kayu yang terlihat sangat tua. Fadlan menurut lalu duduk disampingku. Ada alasan tersendiri bagiku untuk duduk di bangku ini, asal kalian tau saja, bangku, pohon dan taman ini sangat familiar di pikiranku.

"Lan, bentar lagi kita wisuda nih" ku goyang-goyangkan kaki sesuai dengan irama yang kuciptakan sendiri

"Hhmm iya, padahal rasanya kaya baru kemarin kita ketemu" fadlan menggumam pandangannya masih ke angkasa. Ku pukul bahunya pelan

"Yehh... emang baru kemarin kan kita ketemu ? Baru 6 bulan yang lalu kita ketemu" fadlan menoleh ke arahku, tatapannya horror , dia mendekatkan wajahnya ke telingaku

"Dikit lagi ngelahirin"

"anjrittt gue kira apaan. Audah ah ngomong sama lu mah ribet" dia hanya tertawa tipis. Aku memang murid baru di SMA Elerant. 6 bulan yang lalu aku pindah dari amerika kesini untuk suatu alasan

Dulu taman ini adalah saksi bisu antar hubunganku dan rasya. Kami dulu bersabat dari sd sampai smp. Setiap pulang sekolah smp, aku dan rasya selalu mampir ke taman ini bersama untuk menikmati hari dalam keadaan apapun. Bahkan di bangku ini tertera pahatan namaku dan rasya. Andai saja waktu dapat diulang, aku tidak akan pergi saat itu

"Valleryn, kamu banyak berubah ya" aku terhenyak dengan ucapan fadlan barusan. Banyak berubah ? Maksudnya ?

"Heh ? Maksudnya ? Aku sama sekali tak tau" ku angkat kedua bahuku, mungkin wajahku benar-benar konyol saat ini

"Ya, dulu kamu sangat pemberani, brutal dan selebor. Sangat berbeda dengan saat ini" aku terbengong-bengong pada diriku sendiri. Mungkin mulutku sudah ternganga saat ini sedangkan fadlan tersenyum samar padaku

"Apa maksud lo ?"

Tbc

Should I go ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang