chapter 1

210 30 8
                                    

AUTHOR POV


"Bisa ga sih ? Lo itu ga usah ganggu hidup gue terus? Apa belom cukup semua yang gue lakuin selama ini !!!" Seorang lelaki menggunakan seragam basket khas SMA Elerant membentak seorang gadis cantik dihadapannya.


Dengan sekuat hati gadis itu menahan amarahnya dan berkata selembut mungkin "aku hanya menjalankan tugasku untuk selalu menjaga kamu dari bahaya" ucapnya tegar.

"Apa maksud lo dengan bahaya hah ?!? Dia Sekar Anindya Fiore !!! Dia cewe gue dan lo dengan seenak hati bilang dia bahaya ??? Yang ada lo kali berbahaya kalo terus di deket gue" lelaki itu kembali membentak gadis berseragam sekolah yang sama.

Gadis itu hanya diam menunduk, ia tidak berani menatap seorang Rasya Junaed Alfian, orang terfamous di SMA Elerant dengan segala kekuasaan yang ia miliki sekaligus mantan sahabatnya dulu.

"Udah mulai gagu heh ? Baguslah, awas aja kalo sampe lo ganggu hidup gue lagi, gue ga akan segan-segan untuk nyakitin lo sekalipun lo cewe dan inget satu hal, lo bukan siapa-siapa gue jadi lo ga berhak ngatur hidup gue" rasya pergi meninggalkan valleryn sendiri, dengan kesunyian. Kalimat terakhir yang rasya ucapkan sukses membuat hati valleryn runtuh seketika.

Valleryn mengangkat kepalanya, matanya sudah berkaca-kaca namun ia berusaha menahannya.

"RASYA !!! Jika ibumu tidak menyuruhku untuk berjanji selalu bersamamu dan menjagamu, aku pasti akan...." "...akan pergi dari hidupmu"langkah rasya terhenti, tangannya sudah mulai mengepal rahangnya mengeras, ia berbalik menatap valleryn.

Valleryn gemetar, nafasnya tercekat. Sebulir air mata berhasil lolos dari mata valleryn. Rasya yang tadinya ingin membentak valleryn, berhenti. Ia melanjutkan berjalan keluar dari ruangan itu meninggalkan valleryn sendiri disana.

"Bodoh. Untuk apa aku cemburu, dia saja tidak menganggapku"valleryn menertawakan kebodohan dirinya sendiri.

"Ingat valle, dia sangat membencimu" kiahnya dalam hati.

*****

"Hey Val, dari mana aja ?tadi katanya mau ngembaliin buku, kok lama banget ?gece yuk pulang, Raka sama Meysa udah nunggu didepan tuh" saat Valleryn kembali ke kelasnya 12 MIA 3, disana hanya ada fadlan yang sedang berdiri di depan pintu dengan satu tangan dimasukan ke saku celananya.

"Hm.. maaf ya, tadi Bu Reni nyuruh gue beresin perpustakaan dulu. Jadi agak lama deh" Valleryn menyunggingkan senyum manisnya, sebenarnya dia tidak ingin membohongi sahabat terbaiknya, Fadlan.

Fadlan membalas senyuman Valleryn lalu menggandeng tangannya "yuk, kita turun" Valleryn yang sudah terbiasa dengan perilaku manis sahabatnya, hanya dapat mengikut.

"Eh itu tas gue" Valleryn menunjuk tasnya ada tertempel cantik dipunggung Fadlan.

"bonus,aku bawain" Valleryn tersenyum lagi lalu mereka berdua melanjutkan berjalan ke parkiran SMA Elerant, tempat Meysa dan Raka menunggu.

"Kemana aja lo berdua ? Lama banget." sesampainya di mobil Fadlan, Meysa langsung memberondongi Valleryn dengan pertanyaan.

"sorryy.. tadi ada tugas dari bu reni"valleryn mengambil air mineral di dashboard mobil, memikirkan rasya membuat tenggorokannya kering.

Fadlan diam saja, tidak berniat membalas candaan meysa " udah rak, jalan aja" .

Mereka semua tertawa melihat tingkah aneh fadlan kecuali valle dan fadlan. Mobil fadlan melaju meninggalkan SMA Elerant.

******


"Gue sama fadlan cappucinno machiatto" kata raka kepada meysa.

"Lo apa val ?" Kini giliran meysa bertanya kepada valleryn.

"Ehmm... gue matcha gelato aja" jawabnya asal, sebenarnya ia tidak bernafsu untuk memakan gelato. Karena yang ada difikirannya sekarang adalah rasya dan rasya.

"Oke tunggu ya" meysa melenggang pergi menuju meja kasir.

"Woy val, kenapa sih lo kok daritadi diem aja? Lagi diet ngomong ya ? Biasanya juga lo yang paling ember" ucapan raka mengembalikan pikiran valle ke dunia.

"Apa sih rak... gue lagi mikirin sesuatu aja".

"Jangan bilang lagi mikirin gue ? Aduh senengnya, setelah menjomblo 19 tahun akhirnya ada yang mau mikirin gue" raka dengan pedenya mengucapkan kata-kata itu. Kata-kata yang membuat valle mual seketika.

"Jangan ngawur, bisa jadi valle mikirin sekolah atau mikirin hal lainnya" fadlan memukul kepala raka dengan buku menu dimeja.

"Aduhh...gue bilang ke valle, bukan ke elo. Yehh ngapa lo yang sewot ?" Raka mengusap-usap kepala cantiknya yang habis tertimpa bencana alam.

Valle tersenyum melihat candaan kedua sahabatnya,dulu juga dia merasakan seperti itu.

"Hei hei bantuin dongg... " meysa datang dengan membawa 3 buah minuman cup berukuran large dan sebuah matcha gelato jumbo dengan susah payah. Raka, fadlan dan valle tertawa cekikikan.

Tawa valle perlahan menghilang, ketika melihat sepasang kekasih yang baru saja masuk ke dalam cafe armora dengan tawa bahagia.

"Rasya..."

Tbc...

Should I go ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang