Hal yang paling sulit dalam kehidupan adalah memilih
-valleryn thalia samatha-VALLERYN POV
"Makasih ya pak" setelah membayar argo taksi, aku mengeluarkan kunci rumah dari tas kecilku. Saat ingin memasukan kunci, aku melihat bunyi deru motor. Rasya turun dari motor ninjanya dan berjalan lunglai ke rumah samping rumahku, maksudku rumahnya. Saat melihat wajahnya lebam-lebam dengan refleks aku melempar kunci rumah dan menghampirinya
"Rasya, kamu kenapa bisa gini ? Ceritain ke aku semuanya" ketika tanganku ingin menyentuh lukanya dia menepis tanganku dengan kasar. Rasanya sangat sakit. Aku tersenyum dan mengikutinya ke depan pintu rumahnya
"Rasyaaa... kamu harus ceritain ke aku ini ulah siapa ? Siapa yang berani lukain kamu hah ?" Dia diam saja, huh menyebalkan. Karena terlalu kesal dia mengabaikanku, aku menarik tangannya bermaksud agar dia menghadap ke arahku. Tetapi tubuh jangkungnya justru tumbang ke tubuhku. DIA PINGSAN !!
"Rasya..rasya.. kamu gapapa kan ? Rasya aku bawa kamu ke rumah sakit ya ?"aku mengguncang-guncangkan tubuh besarnya "jangan,jangan ke rumah sakit kumohon"gumamnya lemah, ada apa sebenarnya ? Kenapa tubuhnya bau rokok ? Sejak kapan rasya merokok?
Dengan susah payah aku membuka pintu rumahnya dan membawanya masuk. Ku tidurkan rasya di ranjangnya dan bergegas ke dapur untuk mengambil air hangat dan kain.
"Ya tuhan rasya... kenapa semua bisa begini ? Apa ini semua karena kehadiranku ?"
******
FADLAN POV
Kenapa valle tidak menghubungiku ? Apa dia marah setelah kejadian tadi ?
Flashback on
"Apa maksud lo?"
"Kamu ga inget aku ?" Ku ambil kacamata dari ranselku dan memakainya
"A-arif ?" Valleryn menatapku tidak percaya
"Ya aku arif, Muhammad Fadlan Arifain. Temen sekelas kamu saat smp sekaligus bocah cupu berkacamata yang sering kamu bully dan ... tolak pernyataan cinta aku"
"Ba-ba bagaimana bisa ?" Apakah segitu kagetnya melihat perubahan diriku ? Ya, dulu saat kelas 1 SMP aku adalah teman sekelas valleryn, kecupuanku kerap menjadi bahan bullyannya. Meskipun begitu aku sangat menyukainya. Seminggu sebelum dia pergi ke new york, aku menyatakan cintaku padanya namun dia menolak mentah-mentah
"Tidak apa vall, bukankah kenangan buruk tak pantas untuk dikenang?" Aku tersenyum tulus. Cinta memang buta.
*******
RASYA POV
"Apaan sih, udah kayak emak gua aja lu"
"Kamu harus makan.. gimana mau sembuh kalo begini" uhhh lucunya ekspresi valle saat ini, jika saja keadaanya normal . Sudah kucium pipinya yang imut
"Gua bilang gamau ya gamau" ku dorong suapan bubur yang kuyakin buatan valle , heh sejak kapan dia bisa masak ? Sebenernya ga tega juga sih, tapi memang saat ini mulutku benar- benar pahit dan tidak nafsu makan
"Yaudah gue mau makan, tapi ada syaratnya" kulihat dia langsung menengok ke arahku dengan mata berbinarnya. Cih dia kira aku bakal terpedaya oleh ketulusan palsunya ?
"Apa ? Apa ? Aku janji bakal lakuin" hmm sesekali bolehlah ngerjain orang
"Hmm apa ya ? Gue sih lagi pengen es krim yang abangnya kumisan terus pake sepeda warna kuning, eskrimnya tingkat 8 ya... Abis itu kamu harus carinya naik sepeda gue" aku tertawa terbahak dalam hati melihat ekspresi wajahnya terbengong-bengong dengan permintaanku tadi
"E buset itu pengen apa ngidam ? Eh maaf maksud aku, itu bener ?" Whoaaa dia keceplosan bung, itulah sifat aslinya yang sebenarnya. Sebagai balasan aku hanya mengangguk mantap
"Hmm.. oke tunggu sebentar ya, nanti aku beliin dulu" dia beranjak dari kasurku untuk pergi. Kutarik tangannya agar dia berhenti
"Ada apa ?"
"Nanti jangan lupa difoto ya, buat bukti" dia menghela nafas panjang, mengangguk lalu pergi. Huhuhu kaciannya pinces valle
Hufftth... andai semua seperti dulu lagi valle, andai kamu datang lebih cepat sebelum aku memiliki rasa pada sekar...
OooOooO
VALLERYN POV
Ini udah ke empat kalinya aku muter-muter komplek. sialan emang si rasya, aku tau dia hanya mengerjai aku. Tapi yasudahlah, mungkin itu dapat sedikit menutupi dari sekian banyak kesalahanku dulu
"Mas, liat abang-abang tukang es krim yang kumisan naik sepeda kuning ga ?" Ku berhentikan sepeda rasya didepan tukang ojek pangkalan depan perumahan. Si abang ojek memperhatikanku heran ? Memangnya ada apa denganku ?
"eneng ngidam?"buset dahhh... apa muka gue setua itu ? Nyampe dikira ibu-ibu hamil. Ya kali muka baby face begini dibilang begitu
Kuputar bola mataku malas "bukan pak, suami saya yang ngidam" dia mengangguk setuju
"Iya emang neng sekarang lagi jaman begitu, istrinya yang hamil eh suaminya yang ngidam. Eh eneng kalo lagi hamil ga baik naik sepeda" ya ampun nih si abang pengen dapet bogeman kali ya ? Ngajakin perang ini mah
"Iya bang iya. Saya nanya, abang liat apa engga ?" Dia menggaruk tengkuknya
"Maksudnya si mang jono ? Kalo dia mah sukanya mangkal di lapangan deket masjid al-ikhlas" si abang ojek menunjukan arah jalannya. Nah gini kek dari tadi
"Makasih ya bang" kukayuh sepeda rasya ke tempat dimana si mamang tukang es krim menunggu . Mamang tunggu aku !
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I go ?
Romance{SLOW UPDATE!!!} Siapa yang akan tau tentang masa depan ? Tidak ada yang akan tau tentang itu. Semua orang hanya akan menunggu untuk kejutan-kejutan di masa depan nanti. Semua akan berubah seiring jalannya waktu. Jangan kembali jika ingin membuat h...