Chapter 1 : Today, Our New Life Begin

1.4K 48 17
                                    

Guo Jing dan Huang Rong meninggalkan Mongolia segera setelah Jenghis Khan wafat. Dalam perjalanan kembali ke Pulau Bunga Persik untuk menikah, Huang Rong bersandar dengan manja di pelukan kekasihnya, sambil menikmati matahari terbenam dan tersenyum membayangkan bahwa dalam beberapa hari lagi dia akan menikah dengan "Kakak Jing"-nya.

Ayahnya telah mengirim kabar melalui burung Rajawali saat mereka masih dalam perjalanan kembali dari Mongolia bahwa Guru mereka - Ang Cit Khong, Bocah Tua Nakal – Chiu Phek Thong, 7 Pendeta Chuan Chin, Kakak Seperguruan Huang Rong – Tetua Lu Cheng Feng dan seluruh keluarganya serta beberapa anggota Partai Pengemis sudah tiba di Pulau Bunga Persik untuk menghadiri pernikahan mereka. Selain itu, Sha Gu dan Guru ke 1 Guo Jing yaitu Khe Chen Erl juga sudah ada di sana. Well, mereka berdua sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga dan tinggal menetap di sana.

Huang Rong tersenyum bahagia saat membayangkan bahwa pernikahan mereka akan sangat ramai dan meriah. Huang Rong tersenyum membayangkan makanan apa yang harus dia siapkan untuk Gurunya, Ang Cit Khong. Huang Rong tersenyum membayangkan bahwa gurunya sangat menyukai masakannya. Walau nanti bukan dia yang akan memasaknya secara langsung tapi dia akan memberikan resepnya pada para pelayannya.

Huang Rong melirik Kakak Jing-nya dan tertawa dalam hati karena walau dia memasak banyak sekali masakan yang lezat, Guo Jing tetap lebih menyukai menu sederhana seperti Mie dan Mantau daging. Diam-diam Huang Rong melirik calon suaminya yang terlihat sedih dan murung.

"Jing Gege, apa yang kau pikirkan? Apa kau sedang memikirkan Putri Hua Zheng?" goda Huang Rong yang sukses membuat Guo Jing tercekat dan memandangnya dengan panik.

"Tidak! Rong Erl, kau tahu dengan sangat jelas bahwa aku hanya mencintaimu seorang. Hanya kau yang ada dalam hatiku. Mana mungkin aku memikirkannya?" Guo Jing menyangkal dengan tegas, raut kecemasan tergambar di wajahnya.

Dia benar-benar takut Huang Rong akan salah paham lagi seperti sebelumnya. Dia tidak mau jika harus kehilangan Rong Erl-nya seperti waktu itu. Tapi melihat senyum nakal di wajah Huang Rong, Guo Jing sadar bahwa Huang Rong hanya menggodanya.

"Lalu, apa yang kau pikirkan?" tanya Huang Rong lagi seraya membuat dirinya senyaman mungkin bersandar di pelukan Guo Jing. Tubuhnya sedikit gemetar karena dinginnya angin laut di malam hari, Guo Jing yang menyadari hal itu langsung mengeratkan pelukannya untuk membuat tunangannya lebih hangat.

"Aku sedang memikirkan mendiang Ibuku, kelima guruku dan juga Khan Agung. Aku berharap Ibu dan kelima guruku bisa menghadiri pernikahan kita. Melihatku menikah adalah impian terbesar ibuku." Guo Jing terdiam sesaat.

Dia menarik napas dengan dalam sebelum kembali melanjutkan "Sedang Khan Agung, dia sudah kuanggap seperti ayahku sendiri. Kau tahu aku tak pernah bertemu dengan ayah kandungku, jadi melihatnya meninggal, membuat hatiku sangat sedih. Aku berhutang banyak padanya dan seumur hidup takkan pernah bisa kubayar. Tapi melihatnya menyerang Sung kita, aku juga tak bisa tinggal diam." Ujar Guo Jing lirih.

Huang Rong menyentuh pipi tunangannya dengan lembut dan berkata pelan "Kau orang yang baik Kakak Jing, kurasa Khan Agung juga tahu bahwa kau tak bisa mengkhianati negaramu apa pun yang terjadi. Kau tenanglah. Untuk beberapa tahun ini setidaknya kita bisa tenang." Jawab Huang Rong menenangkan.

Guo Jing menundukkan wajahnya dan menatap wajah tunangannya yang bersandar dengan nyaman di dadanya dan bertanya bingung "Maksudmu?" tanyanya tak mengerti.

"Well, Khan telah meninggal tapi sebelum meninggal dia telah menunjuk Tuo Li sebagai penerusnya kan? Kau dan Tuo Li punya hubungan yang sangat baik. Dan Khan sudah berkata kalau selama Tuo Li hidup, kalian tak boleh saling membunuh. Jadi kau tenang saja, selama ada Tuo Li, Mongol takkan menyerang Sung. Tapi kakak pertama dan kedua Tuo Li juga tak mungkin diam saja melihat kekuasaan jatuh ke tangan adik terkecil mereka. Mereka pasti akan bertarung sendiri untuk memperebutkan kekuasaan. Dan aku yakin perang saudara akan memakan waktu bertahun-tahun jadi selama beberapa tahun setidaknya Sung kita masih aman." Jawab Huang Rong santai dan tenang.

The Eagle Shooting Heroes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang