Chapter 3 : Our Wedding Night

660 39 12
                                    

Pesta berakhir. Semua tamu tertidur di aula karena mabuk, termasuk Huang Yao Shi dan Pengemis Utara Ang Cit Khong (Hong Chi Khong) yang terlihat sangat bahagia karena akhirnya kedua murid kesayangannya benar-benar menikah. Bahkan Sha Gu pun sudah tertidur karena lelah bermain. Semua orang, kecuali kedua mempelai yang masih tetap terjaga di kamar pengantin mereka.

"Aku masih tak percaya. Malam ini, hari ini, pria ini akhirnya menjadi suamiku." Ujar Huang Rong dalam hati saat dia dengan nyaman bersandar di dada suaminya.

Mereka berdua sudah melepas kostum pernikahan mereka dan hanya mengenakan pakaian tidur, duduk di beranda di kamar mereka seraya memandang bintang dilangit.

Pada kenyataannya, mereka berdua sangat gugup bukan main. Mereka tak tahu harus mulai dari mana untuk memulai malam pengantin. Baik Guo Jing maupun Huang Rong masih merasa malu pada diri mereka juga pada pasangan masing-masing.

Hanya berpelukan dan berciuman, mungkin Guo Jing masih memiliki keberanian itu tapi jika untuk melakukan sesuatu yang lebih, dia masih merasa sangat malu. Hanya memikirkannya saja, hatinya berdetak sangat kencang, napasnya menjadi tak tenang.

Itu sebabnya dia mengajak istrinya memandang bintang di beranda kamar mereka. Tanpa bicara, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing, sambil berpelukan dengan Huang Rong bersandar didadanya seperti biasanya. Hal seperti ini bukan hal yang aneh bagi mereka.

"Apa aku sedang bermimpi? Apa Rong Erl akan berpikir aku sudah gila jika aku menampar pipiku sendiri sekedar untuk memastikan jika ini bukan mimpi? Kenapa jantungku berdetak sangat kencang? Ini pasti karena pengaruh arak pernikahan kami karena sekarang aku merasa sedikit mabuk. Tidak. Aku tak boleh mabuk. Aku tak mau malam pertamaku berlalu begitu saja. Tapi apa yang harus kulakukan?" Guo Jing berkata dalam hatinya, terlalu takut untuk menyuarakannya.

"Jing Gege..." tiba-tiba sebuah suara lembut memanggil namanya.

"Hhhmmm..." jawabnya lirih, seraya mengeratkan pelukannya di tubuh istrinya.

"Apa kau ingat saat pertama kali kita bertemu? Saat itu kau memanggilku "Huang Xian Thi," ujar Rong Erl sambil tertawa.

Note : Huang Xian Thi artinya Adik Huang, Xian Thi = panggilan formal untuk adik laki-laki.

"Maafkan aku. Aku sangat bodoh. Aku sungguh tak tahu kalau kau seorang wanita." Jawab Guo Jing jujur dan malu.

Kembali memikirkan hal itu sambil memandang wajah istrinya yang bersandar manja di pelukannya, membuat Guo Jing menyadari betapa bodohnya dia. Rong Erl sangat cantik. Dia memiliki mata yang indah dan alis yang lentik, pipinya berwarna merah muda dan halus, bibir mungilnya bisa mengundang gairah semua pria untuk menciumnya, kulitnya seputih salju, rambutnya hitam dan indah, tangannya juga begitu mungil dan lembut.

"Bagaimana bisa aku menganggapnya laki-laki? Aku memang bodoh." Batin Guo Jing merasa sangat lucu.

"Meminta maaf sekarang bukankah sudah terlambat?" canda Huang Rong iseng, yang membuat Guo Jing hanya mampu menjawab "Oh," karena dia tak tahu apalagi yang harus dia katakan.

"Rong Erl..." kali ini gilran Guo Jing memanggil namanya lembut.

"Apa kau ingat saat kita mengurung diri di ruang rahasia selama 7 hari 7 malam untuk mengobati lukaku?" tanya Guo Jing mengenang.

"Hhhmm...Tentu saja aku ingat." Jawab Rong Erl tak mengerti.

"Ada saat ketika aku melihatmu memejamkan matamu dan sebuah cahaya dari lubang kecil itu menyinari wajahmu, saat itu kau terlihat..." Guo Jing terdiam, jantungnya kembali berdetak kencang.

"Terlihat apa?" tanya Huang Rong bingung melihat Guo Jing mendadak terdiam.

"Sangat mempesona." Jawab Guo Jing malu-malu, suaranya terdengar begitu pelan dan berbisik, semburat merah muncul di pipinya karena malu mengatakannya. Huang Rong tersenyum senang mendengarnya.

The Eagle Shooting Heroes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang