Musim semi yang indah telah dimulai, musim salju yang dingin telah berlalu. Sudah 6 bulan berlalu sejak hari pernikahan Guo Jing dan Huang Rong. Kedua pasangan muda itu melalui hari-hari bahagia mereka dengan bermain di hutan Persik atau menghabiskan waktu dengan berenang di laut, mencari kerang atau sekedar menangkap ikan untuk selanjutnya dimasak oleh Huang Rong untuk dinikmati seluruh keluarga.
Semuanya begitu indah. Mereka berlima : Huang Rong dan Guo Jing, Huang Yao Shi, Sha Gu dan guru ke-1 Guo Jing, Khe Chen Erl menikmati hari-hari yang tenang di Pulau Persik.
Terlalu lama bersama, sikap Huang Yao Shi dan guru ke-1 Guo Jing pun semakin mirip. Mereka selalu menghabiskan waktu dengan menyendiri di makam orang-orang yang mereka cintai dan "berbicara" pada mereka.
Khe Chen Erl selalu menghabiskan waktunya duduk termenung di depan makam ke 5 saudaranya sambil "berbicara" dengan mereka, sementara Huang Yao Shi pun tak jauh beda, beberapa bulan belakangan ini dia selalu menyendiri di makam istrinya, Feng Heng.
Hari itu dia juga melakukan kegiatan yang sama seperti setiap harinya. Termenung, berpikir dan berbicara pada makam istrinya.
"A Heng, sudah 6 bulan berlalu putri kita, Rong Erl menikah dengan Jing Erl.Melihat mereka sangat bahagia, aku jadi teringat padamu. Tapi putri kita sangat nakal. Aku sering sekali menangkap basah mereka bermesraan di balik karang atau di dalam hutan saat mereka pikir tak ada yang memperhatikan mereka. Haahhh... Aku tahu mereka masih sangat muda dan mereka baru saja menikah, tapi tidak bisakah mereka melakukan semua keintiman itu di kamar saja?" Huang Yao Shi menggelengkan kepalanya pasrah melihat tingkah putri dan menantunya.
Dia teringat saat sebulan yang lalu, dia melihat Huang Rong dan Guo Jing sedang berciuman mesra di tengah hutan. Saat mereka tertangkap basah olehnya, wajah mereka menjadi semerah saga. Dia langsung memarahi mereka berdua dengan keras.
Guo Jing mengerti dan segera meminta maaf tapi Rong Erl justru marah padanya, berlari dan menangis seraya berkata "Jing Gege adalah suamiku. Tak bolehkah aku mencium suamiku sendiri?" Walau setelah itu, dia meminta maaf pada ayahnya. Huang Yao Shi tahu bahwa Jing Erl-lah yang menyuruhnya meminta maaf.
Huang Yao Shi menarik napas pasrah. Sikap putrinya akhir-akhir ini sangat aneh. Sudah sebulan ini dia selalu muntah di pagi hari, selera makannya berkurang, dia selalu mual, suasana hatinya juga selalu berubah, dan dia selalu tampak lelah.
Tapi walau begitu, Rong Erl tampak lebih bercahaya. Dia semakin cantik dan berseri-seri. Guo Jing yang bodoh tentu tak menyadari hal ini, tapi Huang Yao Shi yang memahami putrinya seperti dirinya sendiri mulai mengerti.
"Ah Heng, kini Rong Erl sudah memiliki keluarganya sendiri. Mungkin sekarang saatnya aku pergi dari sini. Aku merasa kehadiranku sudah tidak berguna lagi. Anak-anak itu, walau mereka tak pernah mengulangi hal itu lagi, tapi aku tahu bahwa kehadiranku di sini membuat mereka tidak nyaman. Kurasa sebaiknya aku pergi dan menyerahkan pulau ini pada Rong Erl." Lanjut Huang Yao Shi lagi.
"Walau aku masih tidak tega meninggalkan Rong Erl tapi aku sangat percaya pada menantu kita. Jing Erl pasti akan menjaga Rong Erl dengan baik." Tambahnya lagi, lalu kemudian tersenyum geli saat teringat beberapa hari yang lalu dia melihat putrinya menyuruh Jing Erl mengambil kerang di bawah laut padahal hari sudah mulai malam. Guo Jing yang sangat mencintai istrinya tentu tak mungkin membantah.
"Kadang aku kasihan melihat Rong Erl selalu mempermainkan suaminya, tapi Jing Erl terlalu mencintainya untuk menolak keinginannya. Jing Erl tak mungkin tega berkata Tidak. Anakmu itu, sangat nakal sekali. Setelah menikah justru malah mengerjai Jing Erl terus menerus." Lanjut Huang Yao Shi lagi.
"Ayah, kau melaporkanku pada Ibu lagi?" seru suara seorang gadis dari arah pintu masuk makam rahasia itu. Huang Yao Shi menoleh untuk melihat putrinya berdiri di depan pintu masuk makam sambil tersenyum nakal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eagle Shooting Heroes (Completed)
Ficción históricaRank #361 : 05/12/17 NOTE : PRIVATE. HANYA UNTUK FOLLOWERS. Terinspirasi dari Novel Terkenal karya Jin Yong (Louis Cha). The Eagle Shooting Heroes aka The Legend Of The Condor Heroes adalah adalah seri Pertama dari Trilogi Pendekar Rajawali. Mengi...