5

23 1 0
                                    


            "Ah tidak. Si payah itu hanya meminta untuk bertemu aku tidak mau"

"Kau mencintainya"

"Apa makudmu?!" 

"Dengar Sel, jangan bohongi perasaanmu. Walaupun sikap dan tingkah Abraham berubah tetap saja di dalam hatimu kau sangat sayang padanya. Bagaimana pun juga kalian sudah bersahabat dari kecil bukan? Aku yakin. Apalagi kau gadis yang baik. Mana mungkin kau bisa langsung membencinya. Tanpa tau sebab apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini" baiklah George kau benar. Aku hanya menatap ke arah hembusan angin pantai yang sejuk ini sambil mendengar George bicara.

"Ya aku tau George. terimakasih," aku berencana untuk berjalan- jalan sendiri untuk menenangkan pikiranku. Aku mengingat dimana di pantai ini Aku dan Abraham bermain. Indah sekali kenangan itu batinku. Entah aku bermimpi atau apa aku mendengar Abraham meneriaki namaku

"Selena! Selena!"

"Lena!" dia disini! Aku melihat ke belakang! Benar! Gila! Bagaimana dia bisa tau aku disini pasti ini kerjaan Tania atau George. Tak akan ku maafkan! Aku berlari menjauh darinya. Aku tak mau dia mencakapi ku. Aku benci Abraham!

"Selena! Tunggu!"

"Aku tak akan menyakitimu! Selena!"

"Aku menyesal!" aku berhenti.

"Sel, aku mau minta maaf."

"Maaf untuk apa? Kau tak punya salah padaku"

"Kamu gak akan mengerti kenapa aku bisa seperti ini Sel. Lena"

"Sudahlah Abraham. Aku heran, sikapmu seperti bunglon ya. berubah rubah di setiap situasi dan keadaan. Kau hebat. Aku salut"

"Aku berubah karenamu. Aku ingin semuanya seperti dulu" aku masih membelakangi nya. Aku juga mau Abraham, batinku.

"Selena?" Puji Tuhan, Tania datang. Aku langsung memeluknya.

"Apa yang kau lakukan disini Abraham?"

"Aku hanya ingin bicara sebentar dengan Selena."

"Selena, Tania? Abraham? Bagaimana?" George datang. Aku langsung memeluknya

"Babe, bawa aku pergi" ujarku pada George. Terlihat di wajah Abraham dia hanya bisa pasrah. Maafkan aku Abraham. Untuk sekarang aku belum bisa mempercayaimu

"Yasudah ayo kita pergi sayang" pandai sekali kau bersandiwara George. Aku hanya bisa menatapnya. Abraham menahan tangan ku "Te amo" ujarnya.

***

Sekarang aku di rumah duduk di sebelah Abraham. Kenapa mama dan papa memaksa ku pulang. Dan hal baiknya mereka sudah tau aku berbohong -_-

"Selama 5 hari kedepan kalian akan tinggal di apartemen Jos" aku membesarkan tatapanku. Papa menatapku tajam baiklah. Aku hanya bisa diam.

"Pakaianmu sudah mom urus. Jadi kalian tinggal berangkat. Ini kuncinya sob." Ujar Jos pada Abraham. Aku berjalan lesu. Di mobil aku menyandarkan kepalaku di kaca. Menatap jalanan. Ini akan membosankan

S

K

I

P

Aku duduk di ruang tengah, lebih baik aku menonton film. Yang mungkin bisa membalikkan mood ku. Abraham datang dari belakang, dia melompat dan duduk di sebelahku

"Hi sweety.." dia merapikan rambutku. jujur, aku nyaman dan aku rindu momen ini Abe.

"Ck, apa yang kau lakukan Mateo? Pergilah tidur."

"Aku tak akan tidur kalau ratu ku ini be-"

"Oh tidak. Tidak.. Jangan bilang kita berdua.." dia mengangguk dan memasang senyum menjijikan miliknya itu.

"Jangan harap. Aku lebih memilih tidur disini dari pada denganmu."

"Baik. Aku akan disini bersama mu" aku tak menghiraukan nya. Aku terus menonton film ini, membosankan... sampai aku tertidur


Writer Point Of View 

A GIRL MEET A BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang