Part 7 : RUN!

3.2K 149 56
                                    

Nabilah terus berlari.. ia bahkan beberapa kali  terjatuh lalu bangkit lagi dan terus berlari.. Air matanya pun masih mengalir dengan derasnya. Nabilah tidak bisa berhenti mengingat kejadian tadi, ia bahkan melihat jelas bagaimana ekspresi wajah melody saat menerima ciuman itu. Mengingat semua itu membuat dada nabilah semakin sakit, lalu  membuatnya semakin  kencang untuk berlari.

"Ahh! Kak melodyyy!! Kak melodyyyyy" teriak nabilah yang masih terus berlari dan menangis.

Nabilah terus berlari, menangis, dan terkandang terlihat memegang dadanya seperti menahan sakit, namun dia tetap saja berlari.....
Tiba tiba..

*brrrrrukk

Nabilah terjatuh, dia membiarkan dirinya terduduk datas tumpukan salju yang dingin...

"Huuuu huuuu huuu'uuuu"

Suara tangisan nabilah terdengar makin kencang...
Dengan nafas yang terengah engah nabilah menguatkan kakinya untuk bangkit berdiri dan berjalan menuju sebuah halte bis didekatnya.



—————————————--
Nabilah Sedang terduduk sendiri disebuah halte bis disudut kota. Ia pun nampaknya masih terlihat syok dengan kejadian tadi..

"AHHHHHHH!!!!kenapa?? Kenapa ini sangat menyakitkan? Kenapa??"

Nabilah mulai menangis dengan kencangnya lalu mulai memukul mukul dadanya yang saat ini benar benar teras sakit.

"Kak melody... ini benar benar menyakitkan.. kenapa? kenaaapa?" Nabilah terus saja mengulangi kata "KENAPA?" disela sela tangisannya..

"Kenaaaapaaa?"

"Kenapaaaa kak melody?"
Kata nabilah, lalu melanjutkan tangisannya..

Entah sudah berapa lama nabilah menangis, dan
saat ini wajah nabilah benar benar terlihat pucat, dan kedinginan. Matanya pun telah berubah menjadi sipit dan bengkak, sesekali terdengar isakan tangis dari mulutnya yang membuat tubuhnya ikut bergetar. Nabilah benar benar terlihat sangat syok malam ini.

"Huuuuuuuffffff" nabilah menghembuaskan nafas panjangnya.

Dengan mata yang makin  membengkak, nabilah pun mulai mengangkat wajahnya lalu menengok ke kiri dan ke kanan. Sambil memaksakan agar matanya terbuka lebih lebar.

"hUffffttt... Untung sepi, kalo rame udah dikira gila kali' gue tadi" Ujar nabilah pelan dan diakhiri dengan senyum tipis dibibirnya.

Nabilah yang masih terus berusaha menenangkan dirinya tiba tiba memejamkan matanya, lalu menarik nafas dalam dalam.

"AHHHHHHHHHH!!" teriak nabilah

"hmmm, Oke, i'm fine..  semuanya aman, semuanya akan baik baik saja" nabilah mulai berbicara kepada dirinya sendiri sambil memukul mukul dadanya yang masih terasa sakit.

Huuuffffff.. nabilah menghembuskan nafasnya lagi. Seperti ingin melepaskan sesuatu yang  masih mengganjal di  dadanya.

"Huffdt.. Jam berapa ini?" Nabilah melihat jam ditangan kirinya.

"Wieee! Gila, udah jam setengah 12!!"

"Hmm, sepertinya gue harus balik ke hotel" ujar nabilah lalu mulai melangkahkan kakinya menuju hotel.


Disepanjang perjalanan nabilah terlihat beberapa kali memegang pipinya, sepertinya air mata nabilah mulai menetes lagi. Nabilah berusaha menahannya tapi air mata itu tetap mengalir dengan sendirinya. Nabilah yang tampak frustasi itu pun tiba tiba menghentikan langkahnya.

"Aduh! Mau sampe kapan lo nangis!!" Nabilah mulai memukul mukul dadanya

"Udah dong!! Lo itu kuat nabilah.. lo i..tuuu ku..u..aaat" kata nabilah sambil menarik nafas yang sangat panjang...

Dedek ? Teteh ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang