Author Pov
Gilbas hanya merenungi nasibnya. Kini, dirumahnya ada Gerald dan Jimmy yang sedang bermain PS. Gilbas dari tadi tidak bermain PS sama sekali. Dia kepikiran tentang kejadian tadi sore di tempat parkir sekolah.
"Bas, lo nggak mau main?" Tanya Gerald yang memecahkan lamunan Gilbas.
"Nggak." Jawab Gilbas seadanya.
"Kenapa?" Tanya Gerald lagi.
"Bosen." Jawab Gilbas seadanya 'lagi'.
Gerald hanya mengangkat bahu nya. Dia tidak bisa memaksakan Gilbas jika dia sedang tidak dalam mood yang baik, seperti sekarang.
"Bas, mungkin lo terlalu kecepetan." Ucap Jimmy kali ini.
"Kecepetan apa nya?" Tanya Gilbas.
"Ngungkapin perasaan lo." Jawab Jimmy.
"Lah? Lebih cepat lebih bagus kan?" Ungkap Gilbas.
"Iya Bas, gue tau itu. Tapi, Keyla itu suka cowok yang berjuang dulu buat dia. Dia mau liat seberapa seriusnya cowok itu sama dia. Gitu Bas, maksud gue." Jelas Jimmy.
"Lo tau apa soal Keyla? Hah?" Tanya Gilbas, dari nada bicaranya sepertinya Gilbas sedang emosi.
"Gue nggak tau apapun tentang tuh cewek. Tapi, gue mau lo tau Bas." Jawab Jimmy masih dalam keadaan tenang.
"Lo tuh nggak tau apapun soal Keyla, jadi nggak usah sok tau!" Ucap Gilbas.
"Lo kenapa sih Bas? Kok kayak sensi banget sama gue? Salah gue apa?" Tanya Jimmy yang sudah tak bisa menahan emosinya.
"Eh sob! Udah lahhh Udah. Cewek aja cuman, kok kita jadi gini. Udah lah." Ucap Gerald melerai.
"Dia Ger yang mulai emosi." Jawab Jimmy.
"Gue heran aja Jim sama lo. Kenapa sih, lo tuh kayak nggak suka sama Keyla? Apalagi kalo gue lagi bareng gue? Kenapa Jim?" Tanya Gilbas.
"Karena dulu gue suka sama Keyla." Jawab Jimmy.
Gerald dan Gilbas hanya melongo mendengar jawaban dari Jimmy.
"Gue dulu suka sama Keyla. Gue selalu nyari-nyari tentang kehidupan dia gimana, gue dulu penguntit. Tapi, gue nggak sempet bilang dan ngakuin perasaan gue ke Keyla. Gue udah tau Keyla bakal ngebenci gue, gara gara gue pernah mecahin kacamata dia. Dari situ gue nyerah. Dan gue nggak bermaksud buat ngelarang lo ngejalin hubungan sama dia, Bas. Tapi, gue cuma nggak mau temen gue jadi kayak gini. Galau galau an nggak jelas. Bas, maafin gue. Mulai sekarang, gue bakalan bantuin lo buat deketin Keyla." Jawab Jimmy sambil tersenyum.
"Jim, kenapa lo nggak bilang sama gue dari awal? Gue nggak bakalan suka sama Keyla. Gue nikung lo, Jim." Ucap Gilbas.
"Nggak, lo nggak nikung gue. Lagian, gue suka sama Keyla pas kelas sepuluh, sekarang kan kelas sebelas. Jadi, nggak usah ngerasa bersalah. Maafin gue, Bas." Jawab Jimmy.
"Gue juga bro. Maafin gue." Balas Gilbas.
"Astaga! Temen temen gue kok jadi drama banget sihhh!!!" Teriak Gerald.
"Udah deh Ger! Sekarang kita harus bantuin temen kita nih. Lagi mau PDKT unyu guru gitu." Ucap Jimmy.
Gilbas yang mendengar ucapan Jimmy langsung menoyor kepala lelaki itu.
"Kampret lo!" Kata Gilbas.*
*
*Keyla duduk termenung diatas tempat tidurnya. Dia tidak jadi pergi ke toko buku, karena tiba-tiba mood nya kurang baik. Jadi, Adis hanya mengantarnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved Boyfriend
RandomCinta itu layaknya pelangi, kita harus menunggu hujan badai berlalu dan setelah itu kita dapat menikmati ketujuh warna indahnya.-a Cinta itu layaknya air laut, kadang bergelombang karena hantaman dan kadang tetap bergulir indah sesuai hembusan angin...