Author Pov
Motor ninja putih itu melesat cepat dijalan raya. Sekarang sudah pukul 07:45 dan 5 menit sekolah akan ditutup.
Gilbas memang sudah terbiasa terlambat, bahkan dia membolos kalau sudah terlambat. Tapi, kali ini dia tidak ingin minggat dan bolos lagi. Karena dia sudah kelas III SMA.
Dan juga di SMA Tridana Merpati, kalau terlambat akan mendapatkan hukuman. Hukuman yang pertama, tidak boleh ikut 3 jam pelajaran, dan harus menunggu diluar gerbang. Kedua, seusai mengikuti jam pelajaran saat pulang nanti harus membersihkan ruang laboratorium dan perpustakaan.
Dan Gilbas dengan enggan melakukan hal tersebut.Motor ninja itu berhenti didepan gerbang berwarna biru tua yang sudah ditutup.
"Bagus, gue telat lagi." Ucap Gilbas.Gilbas memarkirkan motornya didekat pohon cemara diluar gerbang sekolahnya itu. Dan Gilbas berjalan menuju pos satpam.
"Pak Udin bolehin saya masuk pak, tolonggg pak." Ucap Gilbas dengan nada memelas.
"Gilbas? Kamu terlambat lagi? Tumben mau masuk. Biasanya, minggat dan nggak bakal balik kesekolah lagi." Jawab Pak Udin.
"Saya udah tobat, pak. Saya udah kelas III. Kasian papa saya. Ayolah pak, bantu saya." Balas Gilbas memelas lagi.
"Maaf Gilbas nggak bisa. Sudah menjadi peraturan disekolah. Kalau siswa terlambat harus menunggu diluar gerbang sampai 3 jam mata pelajaran selesai." Bantah pak Udin.
"Ck!" Gilbas berdecak kesal.Dengan kesal Gilbas berjalan kearah motornya dan duduk diatas. Tapi, tenang Gilbas tidak ingin minggat kok.
Diatas motor Gilbas tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah.
"Kenapa coba gue ke club semalem? Ini semua gara-gara Jimmy! Liat aja dia nanti!" Ucap Gilbas kesal.
Semalam Jimmy memang memaksa Gilbas untuk pergi club. Awalnya Gilbas tidak mau, tapi Jimmy berhasil mengancam Gilbas. Dengan tidak akan membagi rokok lagi dan membayarnya pergi ke club.
"Awas aja lo, Jimmy!" Umpat Gilbas kesal.
Disaat Gilbas sedang mengucapkan sumpah serapahnya, dia melihat seorang cewek sedang berlari terburu-buru dengan rambut ala kuda poninya yang mengikuti arah larinya.
"Mati gue! mampus! telat kan!" Ucap cewek itu.Eh, bukannya gue kenal ya nih cewek? Batin Gilbas dengan alis yang terangkat.
Cewek itu menatap Gilbas. Raut wajah cewek itu keliatan kaget, dan Gilbas semakin mengernyitkan dahinya."Lo cewek yang marahin temen gue kan?" Tanya Gilbas tiba-tiba.
Cewek yang masih mengatur nafasnya itu, tiba-tiba menoleh menatap Gilbas dengan dahi yang mengernyit.
"Gue tuh bukan marahin temen lo! Tapi, ngasih tau kalo uang dilakuin temen lo itu salah!". Jawab cewek itu dengan nafas tersengal-sengal.
"Nggak usah pake emosi mbak."Jawab Gilbas enteng.
"Gue bukan emosi tau! Tapi gue tuh capek. Abis lari-lari langsung diinterogasi juga!" Jawab cewek itu dengan bibir yang agak dimanyunkan.
"Oh sorri gue nggak tau." Ucap Gilbas.
Cewek itu masih mengatur nafasnya, dan mengambil minum didalam tasnya.
"
Ya ya no problem." Balas cewek itu.
"Gue Gilbas." Ucap Gilbas mengulurkan
"Umm gue Keyla." Jawabnya dan membalas uluran tangan Gilbas.
"Oh lo cewek yang hobi baca buku itu terus?" Tanya Gilbas.
Cewek itu mengerucutkan bibirnya, "Gue tuh hobi tau! Wajar aja kali!"Jawab Keyla.
"Iyaiya lo manyun mulu." Timpal Gilbas.
Dan lagi-lagi Keyla hanya memanyunkan bibirnya.
Tiga mata pelajaran sudah selesai, dan sekarang menunjukan pukul 10:00 waktunya istirahat.Gilbas yang dari tadi sudah masuk kekelas, sekarang berjalan dengan cepat menuju ke kantin.
Gilbas bener-bener ingin ngasih pelajaran sama tuh si Otong!Gilbas mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kantin dan itu dia! Jimmy sedang bersama Gerald yang lagi asyik memakan bakso.
"Eh lo toge! Gara-gara lo nyuruh gue ke club semalem, gue jadi telat! Dan pulang nanti gue harus bersiin labor! Dan lo tau kan? labor itu angker, sob! ANGKER!" Ucap Gilbas tanpa babibu.
"Eh nyet! Lo baru dateng langsung marah-marah. Gue laper jink, kasian bakso gue nganggur." Balas Jimmy.
Gerald yang dari tadi berada diantara mereka.
Karena merasa pusing, Gerald pun angkat bicara, "Eh lo berdua kecebong anyut! Kalo mau debat jangan disini! Ane lapar, kang. Jangan ganggu ane makan." Ucap Gerald kesal.
"Kampret lo pada!" Ucap Gilbas dan pergi meninggalkan Gerald dan Jimmy.
Gerald dan Jimmy hanya tertawa melihat kekesalan Gilbas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved Boyfriend
De TodoCinta itu layaknya pelangi, kita harus menunggu hujan badai berlalu dan setelah itu kita dapat menikmati ketujuh warna indahnya.-a Cinta itu layaknya air laut, kadang bergelombang karena hantaman dan kadang tetap bergulir indah sesuai hembusan angin...