Mama sudah pergi ke Jepara tadi pagi, jam tujuh tadi pagi. Keyla harus tetap sekolah. Mama nya melarang dirinya untuk tidak sekolah hari ini.
Keyla tengah duduk diruang kelas, memperhatikan guru fisika mengajarkan tentang atom-atom dan melekul yang sampai sekarang tidak Keyla mengerti. Keyla hanya tau satu, atom itu adalah kacang makanan itu, dan sejenis bom yang berbahaya.
Sesekali gadis itu menguap karena mengantuk dan bosan. Terkadang, Keyla mencoret coret halaman belakang buku nya.
"Key, lo merhatiin nggak sih?" Terdengar suara Adis.
"Nggak. Gue nggak paham maksudnya apaan. Gue ngantuk dan bosan banget." Jawab Keyla.
"Kalo ada Gilbas ngantuk lagi kagak lo?" Tanya Adis lagi.
"Ngelantur omongan lo." Jawab Keyla. Berbicara dengan Adis hanya membuat dirinya semakin lesu dan ingin tidur. Tapi, tiba-tiba Keyla teringat kiriman bunga yang kedua kalinya.
"Eh Dis, gue dikirim bunga lagi." Ucap Keyla.
"Eh? Oleh siapa? GAM lagi?" Tanya Adis.
"Iya, dis. Sebenarnya GAM itu siapa sih? Pusing gue." Jawab Keyla.
"Pusing? Bukannya lo seneng ya?" Tanya Adis menggoda.
"Hiss apaan dah lu!" Jawab Keyla sembarangan. Dia memang tidak dapat membohongi keadaannya sekarang. Dia memang benar benar dan benar merasa sangat senang.
"Entar gue tanya aja ya sama Gerald apa nama kepanjangan Gilbas." Ucap Adis.
"Buat apaan sih Dis, nanya nanya." Jawab Keyla.
"Ya buat lo lah. Emang lo nggak penasaran?" Tanya Adis.
Belumlah Keyla menjawab pertanyaan Adis, kedua gadis itu telah dikejutkan dengan suara guru fisika mereka.
"Adis, Keyla!!! Kalau ingin mengobrol kalian keluar saja!!!" Ucap guru fisika mereka.
"Buset dah, ketauan." Ucap Keyla dengan nada berbisik.
"Ngg... nggak pak." Jawab Adis.
Bel istirahat berbunyi, Keyla dan Adis berjalan menuju ke perpustakaan. Mereka sudah memutuskan untuk tidak makan di kantin. Dan juga, Adis sedang berada dalam masa diet.
"Gue malu banget sumpah!" Ucap Adis.
"Malu? Kenapa?" Tanya Keyla.
"Key, didepan ada Gilbas." Jawab Adis.
"Yaudah, lagian urusan sama gue apaan coba?" Tanya Keyla santai.
"Lo nggak bisa buka hati buat dia?" Tanya Adis balik.
"Buka hati? Dis, udah lah. Kita aja belum liat dia usaha gimana." Jawab Keyla.
"Dia ngeliatin lo." Ucap Adis.
"Um... yaudah lah." Jawab Keyla tidak enak.
Keyla dan Adis tetap berjalan melewati rombongan Gilbas. Keyla tak menghiraukan celotehan teman teman Gilbas. Walaupun, Keyla mendengar nama nya disebut dalam celotehan itu. Keyla hanya dapat menghembuskan nafas. Tapi, disaat Keyla sudah melewati rombongan Gilbas, dia merasa tangannya dipegang seseorang.
"Key..." Panggil orang itu. Keyla sudah tau, itu Gilbas. Keyla menghembuskan nafasnya.
"Hm? Kenapa Gilbas?" Tanya Keyla.
"Lo marah sama gue?" Tanya Gilbas.
"Gue? Nggak kok. Ngapain juga gue marah." Jawab Keyla tersenyum.
Adis, Gerald dan Jimmy sedikit menjauh dari mereka berdua. Mereka merasa tidak enak mengganggu. Memang 3 hari belakangan ini sesudah kejadian Gilbas mengakui perasaan nya ke Keyla, hubungan Gilbas dan Keyla agak merenggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved Boyfriend
RandomCinta itu layaknya pelangi, kita harus menunggu hujan badai berlalu dan setelah itu kita dapat menikmati ketujuh warna indahnya.-a Cinta itu layaknya air laut, kadang bergelombang karena hantaman dan kadang tetap bergulir indah sesuai hembusan angin...