5. Ex Fiance

27.1K 2.1K 52
                                    

Taken by you

###

Part 5

Ex Fiance

###

Bau tajam antiseptik yang menyerang indera penciuman Rea membuatnya terbangun, nuansa kamar yang menyilaukan memberikan rasa pusing dan sedikit mual. Mata Rea mengerjap beberapa kali, menyesuaikan pandangan yang sempat memburam hingga membuat matanya basah terasa perih. Merasa bingung dan kehilangan orientasinya sejenak. Lalu, ketika mata Rea terbuka dengan sempurna, dia menyadari tengah berada di atas ranjang rumah sakit.

Dengan gerakan ringkih, Rea mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang hampir bisa dikatakan kamar suite sebuah hotel berbintang. Hanya bau tajam antiseptik dan kesterilan ruangan inilah yang membuktikan bahwa ini adalah salah satu kamar rumah sakit. VVIP tentunya. Makan tahulah dia di mana sekarang berada. CASAVEGA MEDICAL CENTER.

Ingatan Rea berusaha menelaah, dan kemudian dia teringat ketika Darius memberitahu kabar duka itu, membawanya ke rumah sakit dan mendapati ibunya yang sudah tidak bernyawa. Dengan hati yang berdarah-darah tanpa penyebab yang tidak ia ketahui, Rea berusaha menelan pil pahit itu. Rea juga ingat ketika jantungnya terasa ditarik paksa dari dada ketika menyaksikan jasad ibunya dikuburkan, dan sepertinya saat itulah ia benar-benar tidak bisa menahan dan jatuh pingsan di tengah prosesi pemakaman. Karena setelah itu, Rea tidak ingat apa-apa lagi kecuali Darius yang menangkap tubuhnya yang limbung ke arah pria itu.

Air mata kembali merembes di sudut mata, harapannya kini benar-benar sudah menghilang. Tidak ada lagi kesempatan untuk menemui ibu yang bagaimanapun kesalnya Rea karena telah dicampakkan, tetapi ternyata juga sangat ia rindukan.

"Kau sudah sadar?" Darius beranjak dari sofa ketika melihat gerakan kecil dari atas ranjang yang membuatnya mengalihkan perhatian dari macbook dan melangkah mendekati Rea yang sama sekali tidak mengacuhkan dirinya.

Rea menghapus air mata dengan punggung tangannya ketika mendengar suara yang sudah sangat familiar bagi indera pendengarannya. "Bisakah kau meninggalkanku sendirian?" Rea membalikkan badannya memunggungi Darius. Mengabaikan perasaan jengkel karena sudah tahu jawaban pertanyaannya bahkan sebelum dia menyelesaikan pertanyaan itu.

"Bagaimana keadaanmu?" Darius mengabaikan penolakan Rea.

Rea hanya bergeming.

"Dokter bilang keadaanmu dan bayi kita baik-baik saja. Jika tidak ada keluhan apa pun, kurasa keadaanmu cukup sehat untuk pulang. Aku akan mengurus kepulanganmu besok pagi."

Rea masih bergeming dengan pemberitahuan yang ia dengar. Ingin segera kembali pulang ke apartemen saat ini juga, tapi ia tak punya tenaga untuk berdiri dan melangkahkan kaki. Apalagi jika harus berdebat dengan Darius.

Darius berbaring dan mengambil tempat kosong yang ada di samping Rea. Melingkarkan lengan di pinggang Rea, dan memejamkan mata sebelum mengusap lembut perut Rea. Di mana tempat darah dagingnya bertumbuh. Di mana tempat bagian dari diri Rea yang akan menjadi bagian dari dirinya juga. Satu-satunya bagian dari diri Rea yang bisa ia miliki untuk sementara ini.

***

Baru saja Rea akan memejamkan mata ketika mendengar getaran di atas nakas. Ponsel yang baru ia aktifkan bergetar dan berkelap-kelip menandakan ada panggilan masuk. Rea pun meraih ponsel dan melihat id pemanggil yang tertera.

Pak Raka calling ....

Raka? Segera Rea bangkit dari tidur dan menjawab panggilan tersebut tanpa ragu-ragu.

"Hall ..."

"Akhirnya ...." Terdengar desahan lega di seberang sana bahkan sebelum Rea menyelesaikan sapaannya. "apa ada sesuatu yang terjadi denganmu? Kenapa nomormu tidak aktif tiga hari ini?"

Taken by You (Darius.E.Farick) on DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang