6. Anger

24K 1.9K 47
                                    





Taken by you

###

Part 6

Anger

###

"Darius!"

Darius tetap melangkah, menuju tempat audi hitamnya diparkir di halaman kediaman Daniel Farick. Mengabaikan suara langkah kaki Gina yang terburu-buru menyusul langkah kakinya.

"Darius!" Sekali lagi Gina memanggil ketika sudah bisa menyamai langkah Darius dan menarik lengan pria itu. Membuat Darius menoleh ke arahnya dengan gusar.

Darius menatap dingin ke arah tangan Gina yang menggenggam lengannya, memberikan isyarat pada wanita itu untuk segera melepaskan tangan wanita itu dari lengannya.

Gina menangkap isyarat itu dengan tatapan terluka meskipun menarik tangannya. Setidaknya Darius sudah berhenti untuk mendengarkan. "Kita butuh bicara, Darius."

"Tidak ada hal penting apa pun yang harus kita bicarakan. Urusan kita sudah selesai tiga tahun yang lalu," jawab Darius datar.

"Kau yang menyelesaikannya, Darius." Suara Gina bergetar karena tidak suka dengan sikap datar dan dingin Darius. Namun, Gina berusaha menahan. Tahu bahwa Darius masih marah dan ia pantas mendapatkan perlakuan dingin tersebut.

"Benarkah?" Salah satu sudut bibir Darius tertarik ke atas. "Apakah harus ada bedanya?"

"Aku perlu menjelaskan semuanya padamu."

Sekali lagi Darius mendengkus, "Pergilah, aku tidak mau menyia-nyiakan waktuku."

"Kalau begitu aku memaksa," tandas Gina keras kepala.

Darius berdecak. "Setelah bertahun-tahun kau masih juga keras kepala," sindirnya sambil mengalihkan pandangannya dari Gina.

"Terima kasih atas pujiannya." Gina menarik kedua sudut bibirnya tersenyum. Sama sekali tidak bisa menahan keceriaan di wajahnya. Ia senang Darius masih mengingat dengan sangat baik.

"Jangan salah sangka, Gina." Darius kembali menatap Gina dan tersenyum mencela saat merasakan keceriaan wanita itu. "Beberapa detik yang lalu aku senang kau mengacaukan makan malam keluargaku. Kau tahu kenapa?"

Masih dengan senyum yang begitu lebar, Gina menunggu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan Darius. Tahu Darius tidak pernah tahan berlama-lama marah padanya. Sebesar apa pun kesalahannya.

Seketika wajah Darius menajam, siap melemparkan bom ke muka Gina. Setidaknya, ia sedikit puas dengan penolakan yang akan diberikan pada wanita itu. "Karena aku bisa lebih cepat untuk bertemu dengan wanitaku. Dan sekarang ... aku tidak akan membiarkanmu membuatku menyia-nyiakan waktuku untuk terlambat menemui wanitaku. Apa kau mengerti sekarang?"

Kalimat Darius kali ini benar-benar mengena di hati Gina. Wajahnya membeku, tapi Gina segera berusaha terlihat senormal mungkin. Walaupun suaranya tetap bergetar ketika berkata, "Wanita mana yang kau bicarakan yang seakan-akan kau sangat menyukainya itu, Darius?"

"Jaga bicaramu, Gina!" gertak Darius mulai marah ketika Gina berkata dengan ekspresi menghina. Ia tidak suka perasaan cintanya pada Rea hanya dianggap kepura-puraan oleh Gina. Bahkan oleh siapa pun.

"Apa wanita yang rela menjualmu dengan harga lima ratus juta itu yang kau bilang sebagai wanitamu?" Gina tidak mau berhenti memojokkan Darius ketika ia tahu Darius mulai terpengaruh dengan kalimatnya. "Kalau tebakanku benar, pasti wanita itu sudah menghilang dengan membawa uang yang diberikan oleh mamamu."

"Jangan mengatakan apa pun yang tidak kau tahu!"

"Mamamu sudah menceritakan semuanya dan Darius yang kukenal tidak mungkin menyia-nyiakan waktu hanya untuk wanita materialistis macam itu, bukan?"

Taken by You (Darius.E.Farick) on DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang