Sesampainya dirumah Alba langsung mengganti pakaian dengan pakaian rumahan. Diam di kamar dan membaca novel adalah kegiatan rutin Alba. Alba mempunyai ruangan khusus tempatnya menyimpan koleksi novel dan komiknya. Dulu di ruangan itulah dia menghabiskan waktu dengan seseorang, tapi sekarang semuanya tinggal kenangan. Kenangan yang tidak akan pernah dimakan waktu, kenangan yang akan selalu melekat di memorinya.
Tok,tok, tok
"Iya bi, ada apa ?" sahut Alba dari kamar. Tanpa membuka pintu pun ia tau kalau itu Bi Ina.
"Non, nona ditunggu sama Den Rio di bawah" balas Bi Ina.
Mendengar nama Rio, Alba langsung membuka pintu dan turun ke ruang tengah. Dilihatnya Rio sedang duduk disofa ditemani jus jeruk dingin.
"Ngapain lo kesini ?" tanya Alba.
"Sinis amat non, gue mau ngajakin lo makan karena gue lagi bosan dirumah. Rumah sepi soalnya, karena rumah kita sama-sama sepi jadi gue ngajakin lo keluar" jelas Rio.
"Winda sama Aga gak ikut ?" Alba kembali bertanya.
"Gak, gue males sama mereka tapi berhubung kita sahabat ya gue ajakin juga. Ternyata harapan gue terkabul, Winda ada janji sama Rian dan Aga lagi sibuk dirumahnya" kata Rio.
Alba tertawa "Sibuk ? Sok sibuk tu anak"
"Ikut apa gak ni ? Nanti gue beliin novel baru deh" bujuk Rio.
Mendengar kata novel berarti akan ada acara ke toko buku, mata Alba pun berbinar dan mengangguk mantap.
Alba berlari menaiki tangga menuju kamarnya sambil berkata "tunggu bentar gue ganti baju dulu". Rio hanya mengangguk.
Setelah Alba berganti pakaian dan pamit kepada Bi Ina, mereka segera menuju mobil. Sampai di depan Alba melihat Roy di suatu rumah.
Sontak Alba bertanya pada Rio "Ngapain tu raksasa disana ?".
"Dia kan pindah kerumah itu Al" kata Rio seraya membukakan Alba pintu.
Alba terkejut "Apa ?! Bakalan sering lihat berarti". Mereka berdua pun masuk ke mobil, dan saat melihat Roy sedang main basket Rio membunyikan klakson mobilnya. Roy yang mendengar hanya mengangguk.
Mobil melaju dengan tenang di jalan yang lumayan padat, Rio bertanya pada Alba "Mau kemana ?".
Alba yang mendengar hal tersebut langsung heran. Yang ngajak jalan siapa yang nanya siapa. Alba menjawab "Katanya lo mau makan, ya ke tempat makan dulu lah. Yang ngajak jalan kan lo ngapain nanya ke gue ?".
Rio yang mendengar langsung tertawa "Galak banget non, kan nanya doang. Mau makan apa ?"
"Apa aja boleh"
"Gimana kalau seafood ?"
"Setuju" jawab Alba sambil tersenyum ke arah Rio.
Mereka makan di rumah makan seafood sederhana langganan Rio. Mereka mencari tempat duduk yang pas dan duduk dengan nyaman. Rio memanggil pelayan dan pelayan itu datang ke meja mereka berdua.
"Pesan ap Al ?" tawar Rio.
"Apa aja terserah lo deh" jawab Al.
"Mbak, pesan udang lada hitam, sate cumi-cumi, ikan bakar, nasi 2 dan es lemon tea 2". Pelayan itu mencatat pesanan Rio dengan cekatan dan mengulang kembali agar tidak terjadi kesalahan.
Mereka menunggu makanan dengan sabar dan akhirnya makanan itu datang. Aroma rempah-rempah yang sedap mengguar di indra penciuman mereka. Alba mencicipi udang lada hitamnya dan dan mengatakan "sumpah demi jambulnya Aga ini enak banget".
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Rose
Teen FictionAlba, seorang gadis yang dingin dan tertutup semenjak kehilangan orang yang dia sayangi. Menganggap bunga mawar adalah bagian dari dirinya. Bunga yang mewakili seluruh perasaannya, kebahagiaanya bahkan kesedihannya. Tapi semua berubah setelah bertem...