S & L

16.1K 1K 66
                                    

Pagi itu Luhan terbangun dari tidurnya. Kakinya mati rasa dengan sepasang lengan yang melingkari perut datarnya. Sehun memeluknya erat seperti memeluk sebuah bantal. Luhan mendengus.

Tubuh telanjangnya dibalut sebuah piyama yang kancingnya bahkan tidak beraturan. Bibirnya bengkak dengan tanda merah bahkan keunguan memenuhi setiap jengkal tubuhnya. Sedangkan Sehun tidak jauh berantakan darinya seperti kulit punggung yang dihiasi cakaran, bibir bengkak dan rambut acak yang menambah kesan seksi disana. Luhan menggigit bibir bawahnya untuk meredam ringisan dari Bibirnya. Rasa sakit dan panas menjalar keseluruh tubuhnya dan mendadak Luhan merasakkan sebuah tangan menariknya mendekat dan menubruk perut telanjang tersebut. Luhan tersentak.

"Pagi Lu" suara serak seseorang menyentak lamunannya. Sebuah pergerakan dari Sehun membuatnya cukup menahan nafas.

"Hunnie, bangunlah" Luhan berbisik sambil menepuk pipi tersebut beberapa kali. Alis Sehun terlihat bertaut dengan sebelah mata yang sedikit terbuka.

"Lima menit lagi" ujar Sehun.

Luhan berdecak sambil memutar kedua bola matanya malas. "Aku ada kelas hari ini. Kau janji akan menjemputku" ujar Luhan.

"Bagaimana kalau Yif--" chuuu
Perkataan Luhan terpotong. Ditatapnya Sehun yang baru saja mengecup Bibirnya dengan sayang kemudian tersenyum kecil.

"Aku tidak akan membiarkannya. Kau milikku" ujar Sehun dengan nada tak sukanya. Luhan mencibir malas kearahnya.

"Jadii....bisakah anda mandi sekarang Tuan Oh? Aku akan menyiapkan sarapan " ujar Luhan. Tanpa disuruh dia kali, Sehun sudah melangkah pergi kekamar mandi tak lupa mencuri sebuah ciuman dibibir Luhan. Diikuti gelengan jengah oleh Luhan tentu saja.
.
.
Mobil sport hitam tersebut berhenti didepan gedung kampus. Luhan memandang malas kedepan. Jujur saja ya, dia malas sekolah. Semenjak dia lulus SMA di Busan, Luhan benar-benar tidak niat kuliah dan memilih untuk menetap diSeoul untuk bekerja karena Luhan adalah anak yatim yang dulunya tinggal dipanti asuhan diBusan. Dan dia tidak menyangka jika jalan hidupnya berubah pesat saat bertemu dengan Sehun.

Sehun menyuruh atau lebih tepatnya memaksanya untuk melanjutkan sekolahnya dan lagi lagi Luhan hanya mengangguk pasrah.

"Aku akan menjemputku nanti. Ingat kan semua kata-kataku? Jangan dekat dengan orang lain, Jangan selingkuh, Jangan menyentuh orang lain selain Aku, bersikaplah dingin dan--" Perkataan Sehun terpotong saat Luhan mengecup Bibirnya singkat.

Luhan mencebikkan Bibirnya dengan raut wajah cemberut "Astaga!! Iya Iya Kau mengatakan itu setiap Pagi" dengus Luhan kesal. Sehun terkekeh mendengarnya.

"Dan Kau sering melanggarnya" ujar Sehun. Luhan mendesah jengkel. "Aku tidak. Sungguh!!" Luhan berujar dengan kesal namun yang didapatinya adalah gelengan.

"Kau pernah melakukannya. Jangan sampai Aku mengirim Yifan untuk membunuh orang lagi" desis Sehun. Luhan menggembungkan pipinya kemudian mengangguk patuh.

Omong-omong soal membunuh orang, itu benar adanya karena Sehun sempat menyuruh Yifan yang merupakan anak buah psikopatnya untuk membunuh salah satu senior playboy yang dengan coba-cobanya merayunya dihadapan Sehun. Luhan bahkan mendapati bola mata senior tersebut disalah satu kantong plastik yang dilemparkan Yifan padanya. Oh bukan hanya bola mata, organ seperti ginjal atau bahkan jantung sudah ada disana. Yifan juga tak lupa mengirimkan video pembedahan yang membuat Luhan ingin muntah saat mengingatnya.

DETERMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang