EPILOG : 2/3

2.5K 189 9
                                    

"Ada yang aneh"

Suara Luhan begitu menatap kearah Kris yang juga menatapnya. Pria tinggi yang tengah menikmati minumannya sore itu hanya mengerutkan dahi tak mengerti.

"Apa Lu? Ada yang aneh dengan wajahku?" Tanyanya tenang dengan raut wajah datar. Luhan mendengus.

"Kau tak mencurigai Jongin?"

"Kenapa dia?"

Luhan mengetuk dagunya beberapa kali, menatap kearah TV dengan pandangan menerawang. Omong-omong, dirinya tidak sedang fokus dengan acara yang ditampilkan dilayar persegi berukuran jumbo itu. Pikirannya malah melayang kearah Jongin yang seminggu ini berperilaku aneh.

"Sini biar kubisikkan" Luhan melambaikan tangannya, berisyarat agar Kris mendekat.

"Jaga jarakmu, bung" sindiran sinis terdengar begitu Kris mencoba merapatkan diri kearah Luhan. Keduanya bahkan tersentak kaget begitu mendengarnya.

Disana Sehun tengah menatap keduanya dengan tangan dilipat diiringi tatapan membunuhnya. Auranya serasa sesak seketika.

Luhan menghela nafas. Sehun dan segala perlakuan berlebihannya membuat dirinya gemas.

"Kemarilah"

"Tak ingin menjelaskan sesuatu?" Luhan memutar kedua bola matanya malas, berharap Kris menjelaskan sesuatu namun nyatanya pria tinggi kelebihan kalsium itu tak bereaksi apapun selain memakan biskuit miliknya. Aneh.

Tidak aneh bagaimana kalau pria menyeramkan seperti Kris ternyata hobi memakan susu coklat dan biskuit rasa vanilla milik anak tujuh tahun. Oh sial. Lupakan Kris dan kebiasaan anehnya. Kembali lagi kemasalah Luhan yang kini harus menjinakkan si keras kepala Oh Sehun.

"Rencanamu?"

Luhan mengangguk. "Jongin terlihat lesu. Kau yakin tak ada rencana gagal ataupun masalah diantara kalian kan?" Tanya Luhan. Sehun menggeleng pertanda tak tahu.

"Aku terlalu disibukkan dengan pekerjaanku, sayang. Mustahil bagiku untuk tahu" celetuknya.

Luhan hanya dapat menggumam saja. Ini semua bermula sejak beberapa hari yang lalu. Biasanya Jongin akan bertengkar dengan Haowen soal apa yang mereka pelajari. Namun Jongin bahkan tak tertarik untuk berdebat dengan anak itu. Pria itu nampak lesu dan banyak melamun, hal itu membuat Haowen saja nampak kesal.

"Mungkin...dia sudah memiliki kekasih?" 

Sehun dan Kris saling melirik. Jongin memiliki kekasih? Bukannya sudah biasa ya? Pria itu terkesan playboy dan itu adalah hal biasa bagi mereka.

"Maksudku yang serius. Bukan main-main"

Dahi Sehun mengerut. Seingatnya, Jongin bukanlah tipikal orang yang mementingan hubungan berkomitmen. Dia terkesan suka gonta-ganti dan cepat jenuh, omong-omong. Terakhir kali Jongin benar-benar jatuh cinta adalah beberapa tahun yang lalu. Masih ingat kan soal Sehun dan Jongin yang berkelahi memperebutkan gadis yang sama? Sehun ingat dengan jelas pertengkaran konyol antara Jongin dan dirinya.

"Mungkin hanya perasaanmu saja, Lu. Dia memiliki banyak pekerjaan akhir-akhir ini" sela Sehun, berusaha untuk mengalihkan perhatian Luhan yang terlanjur kepo.

"Jadi, pekerjaan apa yang membuat Kim Jongin mencoba menelpon seseorang dengan resah bahkan mengabaikan Haowen yang berteriak kesal kearahnya?"

Sehun terdiam beberapa detik lalu segera membuka suaranya.

"Aku perlu menyelidiki ini"

.
.

Sebenarnya Sehun, Chanyeol, bahkan Yifan sekalipun sangat tidak suka mencampuri urusan masing-masing selama itu tidak berbahaya. Apalagi urusan cinta-cintaan seperti ini.

DETERMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang