Part 12 : ENDING

5.6K 417 14
                                    

.
.
.
Yifan memutar kedua bola matanya malas, menyaksikan Sehun yang tengah mengatur beberapa pertemuan penting yang seharusnya disusun oleh Yifan sendiri.

"Kau yakin tidak akan memproduksi beberapa ganja lagi dan menggantinya dengan....bisnis cake?" Jongin hanya tertawa mendengar ocehan Yifan. Serasa tidak mengerti dengan jalan pemikiran Sehun yang terasa begitu aneh baginya. Ah....albino itu memiliki rencana yang tak terduga.

Sehun mendengus, menyerahkan beberapa dokumen yang telah dia tanda tangani sebelumnya lalu tersenyum kecil.

"Keuntungannya memang tidak sebesar memproduksi ganja. Tapi, yeahh...aku melakukan usaha ini untuk Luhan" Sehun mengulum senyum lebarnya. Setelahnya? Yifan mendengus kesal.

"Bagaimana dengan zat adiktif lainnya? Atau ekstasi?"

Sehun tertawa kecil lalu mengulum senyumnya "Itu bisnis keluarga. Dan yah....itu akan tetap ada"

"Dan Jongin? Haowen akan pulang sekolah beberapa menit lagi. Dia sedang ada dalam perjalanan. Kau bisa menunggunya diruang tamu" Sehun berujar sedangkan Jongin berdecak malas. Mengajari Haowen malah membuat otaknya mendidih. Ya, memang benar jika Haowen memiliki otak yang pandai, dia mampu mengingat dan menghafal kosakata yang diberikan Jongin padanya. Bocah itu bahkan sudah tahu soal penggunaan huruf hangeul.

Hanya saja....intonasi bicaranya begitu datar, dan aksen british yang melekat dalam dirinya masih ada, alhasil itu malah terdengar aneh. Terhitung dua bulan Jongin mrngajarinya, dan Haowen belum berhasil mempelajari intonasinya.

Tok tok

"Tuan muda baru saja sampai"

Jongin mengusap rambutnya kasar lalu mendesah kesal dan keluar dari ruangan tersebut. Disana sudah ada Luhan yang menunggu Haowen datang dengan senyum lima jarinya.

"Oh...Jongin? Kau akan mengajari Haowen?" Luhan menatapnya dan Jongin hanya mengangguk malas.

Luhan tertawa kecil, lalu menyuruh Haowen segera bersiap-siap. Remaja berwajah datar itu mengangguk singkat, dan langsung berjalan cepat menaikki tangga menuju kamarnya.

.
.

"Bagaimana hari pertamamu disekolah?" Sehun bertanya kearah Haowen yang kini meminum segelas wine. Ah...ya segelas wine. Remaja itu tidak mau meminum susu atau apapun itu. Dia sudah terbiasa dengan rasa wine yang menurutnya cocok untuk seleranya. Luhan sebenarnya menentang hal itu, namun Haowen adalah seorang yang keras kepala sama seperti Sehun. Kebiasaan meminum wine itu sulit untuk dihilangkan, dan Sehun cukup santai saat mengetahuinya. Hidup di Rusia benar-benar membuat Haowen mengenal beberapa minuman yang sebenarnya belum patut diminum oleh anak seumurannya.

Haowen mendengus, wajahnya datar "Mereka menertawakan logatku" ujarnya nampak tak suka. Sehun tersenyum mengerti.

"Apa kau ingin pindah sekolah?"

Haowen menggeleng "Disana ada klub renang. Aku tertarik" ujarnya acuh.

"Dad?"

Sehun menatap Haowen dengan tanda tanya. Haowen menghela nafas "Boleh...aku tidur dengan mom?" Alis Sehun mengerut, merasa ingin tahu tentang apa yang akan dilakukan bocah remaja didepannya.

"Why?"

Haowen membuang muka. "A-aku hanya ingin berbincang" Sehun tertawa mendengarnya lalu melipat kedua tangannya dengan senyum miringnya.

"Ya...mungkin ini ada hubungannya dengan beberapa buku mengenai cerita picisan yang dibeli Luhan. Biar dad tebak, kau ingin Luhan membacakannya untukmu kan?" Alis Sehun naik turun menggoda, mendapati Haowen yang membelalak terkejut.

DETERMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang