Nindy POV
Brukkk...
"Woyyy bisa gak sih, gak lari larian di koridor? Udah SMP, sikap masih kayak anak SD." kata gue yang kesel gara gara ditabrak salah satu dari mereka.
"Yeee si mba, ngomel ajaa. Cepet tua loh nantii" olok seseorang yang gue gatau namanya.
Namun, salah satu dari mereka menghampiri gue. Masa iya dia datengin gue, duh gimana nih, batin gue ketakutan.
"Eh, maafin gue ya. Gue gak sengaja nabrak lo. Oiya kita belum kenalan ya? Nama gue Arsyil. Kelas 7B. Nama lo siapa?" ujarnya memperkenalkan diri dan mengeluarkan tangannya dari saku seperti ingin menjabat tangan.
"Eh, em, gue Nindy. Kelas 7C. Salken ya. Oh iya, soal tadi, udah gue maafin. Lain kali jangan lari larian lagi. Kasi tau juga tuh temen lo yang kecil tadi. Kesel gue. Eh, maaf kok gue malah curhat ya? Hehe." ucap gue panjang lebar dan langsung menjabat tangannya.
"Oh, yauda. Gue ke kelas dulu ya." katanya dan langsung berjalan ke kelasnya dengan gayanya.
Gue terdiam sejenak.
"Woyyy, ngelamun aja. Ngeliatin siapa sih? Arsyil? Lo suka sama dia? Gak. Gamungkin." ucap Nisha mengagetkan gue.
"Hah? Eh? Nggak lah. Gue aja baru kenal sama dia. Btw, kok lo tau namanya Arsyil? Jangan jangan lo ya yang suka sama dia." jawab gue ketus.
"Apa lo bilang?! Gue suka sama Arsyil? Lo lupa ya? Gue kan udah punya Andre. Lagian ngapain juga gue suka sama Arsyil. Gue itu SDnya bareng dia, makanya gue tau nama dia." ucapnya menjelaskan.
Gue hanya mengangguk-anggukan kepala pertanda mengerti apa yang dimaksud Nisha.
***
"Eh, Nin, lo dicari tuh sama kak Sena." ucap Nisha membuyarkan lamunan gue.
"Hah?! Kak Sena ketua OSIS itu? Ngapain?" tanya gue terkaget."Udahh cepetaan. Gausah banyak nanya. Lo udah ditunggu di depan kelas tuh dari tadi."
Tanpa basa basi lagi, gue langsung kedepan kelas menghampiri kak Sena.
"Eh, ada apa kak?" tanya gue canggung
"Jadi gini, kita dari OSIS membutuhkan perwakilan 1 orang dari kelas kelas. Dan dari kelas 7C, kamu yang terpilih...." ucapannya terputus.
"Hah? Kenapa harus saya kak?..." tanya gue memotong pembicaraan
"Eh, maaf kak. Saya memotong pembicaraan kakak." lanjut gue.
"Oh iya, ngga apa-apa. Jadi, kamu itu udah kita perhatikan sejak hari pertama sekolah. Dan kita lihat kamu adalah murid rajin dan teladan. Jadi kita pilih kamu sebagai perwakilan kelasmu. Sudah cukup jelas?" ujarnya panjang lebar.
Gue hanya bisa mengangguk anggukan kepala.
"Kamu bersedia kan jadi bagian dari kami?" tanyanya.
"Hmm.. Iya kak" ucapku yakin.
"Yaudah, makasih ya sudah mau bergabung dengan kami. Nanti pulangan, kamu bisa ke ruang OSIS untuk rapat." tegasnya.
Dan untuk kesekian kalinya, gue hanya mengangguk-anggukan kepala.
***
Gue udah di ruang OSIS sejak tadi dan gue hanya diam karena gue nggak ngerti sama sekali apa yang dibahas.
"Eh, lo juga terpilih?" terdengar suara dari samping gue.
"Menurut lo?" ucap gue sewot.
"Selow dong. Gue nanya baik-baik." katanya tak terima.
Huhh..
Gue hanya mendengus kesal dan mulai memperhatikan kak Sena yang sedari tadi menjelaskan.
Tak lama,
"Karena hari mulai sore dan pembahasan udah selesai, sekarang kalian boleh pulang." ucap kak Sena sebagai penutup rapat.
***
Sesampainya gue di rumah, gue langsung merebahkan badan di kasur.
Kalo diperhatikan, Arsyil lumayan baik sih. Ganteng sih nggak, tapi kayaknya gue mulai jatuh cinta sama dia. Eh, gak! Gak mungkin gue suka sama dia. Ah, tapi perasaan nggak bisa di bohongin, dan kini gue merasakan lagi indahnya jatuh cinta.
Ting...
Handphone gue bergetar pertanda ada line masuk. Gue langsung memeriksa handphone gue.
Arsyil : Woooyyy..
Deg..
Gue langsung kaget melihat display name-nya yang tertulis nama "Arsyil". Gue gak tau harus jawab apa, jadi gue memilih untuk bertanya kepada Nisha.
Nindy : Nis....
Nindy : Nishaaaaaaaa.
Nindy : Wooyyy Nissssss
Nindy : Niss bales doongg penting nihh..
Nisha : Apaan dahhhh?? Gak usah nge-spam juga kaliii.
Nindy : Iya iya. Maaf elahh..
Nisha : Kenapa sih?
Nindy : Ituuu si Arsyil temen SD lo, ngeline gue. Gue harus bales apa nih? Terus, kok dia bisa tau id line gue? Dari mana coba? Jangan jangan lo ya, yang ngasih.
Nisha : Bales aja, "kenapa?". Lagian lo kok panik banget sih? Jangan-jangan lo suka sama dia ya?
Gue hanya membaca line dari Nisha tanpa membalasnya. Dan gue beralih ke kontak Arsyil.
Nindy : Kenapa?
Arsyil : Nin, ini aku serius. Kamu mau nggak, jadi pacar aku? Setelah lama aku memperhatikanmu dari waktu MOS, aku ingin kamu jadi milikku.
Nindy : ...
-----------------------------------------------------------------
Hayooooo.. Pada penasaran nggak? Kira kira Nindy jawab apa ya? Vote + komen donggg makanyaaa..-ammara❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Comes True
Teen FictionAku mencintainya. Cowok yang tak terlalu tampan namun entah mengapa aku bisa mencintainya. Ia bernama Arsyil. -Anindya Daffa, cowok lumayan tampan tapi cuek, yang ternyata bisa membuatku mencintainya dan membutku ingin memilikinya, melebihi dari tem...