Arsyil POV
Asik. Dia nahan gue. Pura pura ngambek ah. Seru kali ya.
"Bodo. Gue mau pulang. Itu kan mau lo?" ucapku dramatis
"Nggak Syil. Bercanda aja." katanya sambil menutupi jalanku.
Nindy POV
Kami terdiam sejenak.
"Hahahahaha" ledak tawanya
mengagetkanku.Aku mengerutkan keningku pertanda tak ngerti apa maksudnya.
"Masih nggak ngerti?" tanyanya yang terlihat sedang berusahan menghentikan tawanya.
Aku menggeleng.
"Sumpah, lo bolot banget ya." ucapnya.
Aku tambah bingung dengan ucapannya.
"Hm, jadi gini. Gue cuman ngerjain lo aja. Gue cuma pura pura ngambek sama lo. Hahaha" ucapnya sambil tertawa terbahak bahak.
Oke gue bakal balas dia.
Aku memasang muka kesal.
"Gak lucu." kataku kesal dan pergi meninggalkannya.
"Yah, Nin. Kok malah lo yang ngambek sih. Maaf Nin. Yaah Nin." ia menghalangi jalanku.
Aku hanya diam dan berusaha mencari celah jalan.
"Jangan jangan, lo ngerjain gue ya?" tanyanya yang masig menghalangiku.
"Gue ga sejahat lo." ketusku.
"Yah Nin. Maaf deh." ucapnya memohon.
"Pfftt. Hahahaha" tawaku lepas karena sudah tidak tahan lagi.
"Iihh kaaan bener." katanya kesal.
Aku hanya tertawa sekeras mungkin.
Tiba tiba, bunda datang menghampiri kita.
"Kenapa ini pada ketawa ketawaan?" tanya bunda.
"Ini tante, Nindy ngerjain aku. Dia pura-pura ngambek." ucap Arsyil yang masih memasang muka kesal.
Aku hanya tersenyum malu.
"Yaudah tan, Nin, pamit pulang dulu ya. Udah sore nih." lanjutnya.
***
"Nindy, cepat turun. Temanmu udah nungguin dari tadi nih,..." teriak bunda dari lantai bawah.
Hah? Teman? Siapa? Masa Nisha. Dia kan rumahnya jauh.
Aku langsung terburu-buru turun ke bawah.
Bruk..
Saking terburu-burunya, aku sampai terjatuh. Seseorang seperti sedang menghampiriku. Akupun mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa yang datang.
Dia?
Aku langsung berdiri seolah tak terjadi apa-apa. Terjatuh di hadapan orang yang kita kagumi rasanya sangat memalukan.
Dia seperti sedang menahan tawa melihat tingkahku.
"Lo? Lo ngapain disini? Ini masih pagi Syil." ucapku bingung.
Aku sadar. Aku emang cukup bolot.
"Gue kesini mau jemput lo. Udah siap belom? Kalo udah berangkat sekarang aja. Udah mau telat nih." jelasnya.
"Siapa yang minta di jemput coba." tukasku.
"Bunda lo yang nyuruh soalnya nggak ada yang bisa nganter lo pagi ini. Udah cepetan. Gue gamau telat cuma gara-gara nungguin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Comes True
Teen FictionAku mencintainya. Cowok yang tak terlalu tampan namun entah mengapa aku bisa mencintainya. Ia bernama Arsyil. -Anindya Daffa, cowok lumayan tampan tapi cuek, yang ternyata bisa membuatku mencintainya dan membutku ingin memilikinya, melebihi dari tem...