Chapter 1

1.8K 127 24
                                    

Suasana pagi di meja makan keluarga Choi terasa sepi. Keluarga Choi, sebenarnya Choi itu adalah marga seorang lelaki yang paling tua diantara mereka. Choi Seunghyun. Dua adik angkatnya hanya ikut memakai nama marga itu. Kris Choi dan Choi Taeyong, dua lelaki yang sudah Seunghyun anggap sebagai adiknya sejak mereka berada dalam panti asuhan yang sama sejak kecil.

Sudah 6 tahun ini mereka tinggal bersama dalam satu rumah setelah mereka meninggalkan panti. Seunghyun bekerja di sebuah perusahaan besar yang memproduksi beraneka macam snack dan minuman. Bahkan baru - baru ini perusahaan itu memproduksi barang - barang semacam sabun, pasta gigi dan deterjen. Kris bekerja sebagai karyawan di salah satu bank. Sedangkan Taeyong masih kuliah. Ketiganya tidak kaya raya, tapi mereka masih tergolong mampu. Itu sudah cukup bagi mereka, mengingat ketiganya hanyalah anak - anak yang berasal dari panti asuhan.

Kris bergabung beberapa saat setelah Seunghyun dan Taeyong duduk di meja makan.

"Akhirnya, Tuan Muda Kris datang," gumam Seunghyun, Taeyong hanya melengos mendengarnya.

"Susah sekali membangunkan Kris hyung tadi," ujar Taeyong.

"Setiap harinya memang begitu," sahut Seunghyun.

Kris terkekeh, mengabaikan ucapan kedua saudaranya.

"Dasar pemalas!" sungut Taeyong.

"Ya! Taeyong-ah, sopan sedikit pada hyungmu," lerai Seunghyun.

"Dia bukan hyungku."

"Lalu?" tanya Kris, tetap bersikap seolah tidak peduli, dia masih sibuk mengoleskan selai kacang di rotinya.

"Aku tidak mau punya hyung pemalas sepertimu," cibir Taeyong.

Aku tidak mau memiliki hyung berdarah China setengah bule sepertimu, Kris membenarkan ucapan Taeyong dalam hati. Dia tahu alasan itulah yang sebenarnya akan Taeyong katakan. Alasan yang sering membuat Kris sakit hati dan mengutuk diri sendiri karena dia bukan keturunan Korea asli.

"Kau sendiri juga kadang pemalas, lihat berapa banyak tumpukan pakaian kotor yang kau buat di kamarmu?" goda Seunghyun.

"Ya hyung! Aku kan sudah bilang, aku akan membawanya ke laundry."

"Terserah. Ah iya, hari ini tolong antar bocah itu Kris. Aku harus segera berangkat ke kantor," pinta Seunghyun.

"Iya hyung," jawab Kris.

"Hhh, bersama Kris hyung lagi."

"Kenapa? Kau tidak mau?"

"Tidak apa - apa. Tapi bersama Seunghyun hyung lebih menyenangkan."

*

"Hyung cepat! Aku bisa terlambat," rengek Taeyong.

"Macet Taeyong ah," sahut Kris.

Keduanya gelisah, tapi Kris berusaha mempertahankan ketenangannya di depan Taeyong. Pikirannya berputar - putar sebelum akhirnya membuatnya ingat pada satu jalan pintas yang dia tahu. Kris sedikit kesusahan memutar balik arah mobilnya meskipun pada akhirnya dia berhasil dan mulai melaju ke jalan yang dia tuju.

"Tidak daritadi saja hyung," gumam Taeyong yang sepertinya tahu jalan yang akan mereka lewati sekarang.

Jalan pintas yang Kris pilih tergolong lancar, dia bahkan mempercepat laju mobilnya. Tanpa Kris duga mobil besar yang ada di hadapannya mengerem mendadak, Kris yang panik hilang kendali mencoba memutar kemudi kr kiri. Tapi itu percuma dan mobilnya menabrak mobil itu dari belakang. Mobil Kris berhenti setelah dia berhasil menginjak rem keras - keras. Itupun bagian depan mobil mereka sudah penyok. Rasa sakit yang luar biasa menyerang bagian belakang kepala Kris saat kepalanya terbentur sisi pintu mobil. Kaca depan mobil pecah. Dia berusaha membuka mata, sesekali meringis menahan pusing dan sakit di kepala juga sebagian tubuhnya. Dia menoleh ke samping, kaget saat mendapati Taeyong tidak sadarkan diri. Pecahan kaca di depan Taeyong lebih parah daripada di depan Kris. Wajah Taeyong berdarah karena pecahan kaca. Kris melepaskan sabuk pengamannya, lebih mendekat ke arah Taeyong.

KRIS, Our 'Angel' Brother (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang