Chapter 4

1K 98 14
                                    


"Denyut nadinya tidak ada," jawab Yunho sambil masih berusaha menekan dada Kris. "Detak jantungnya juga."

Selanjutnya...

Jungsoo terkejut mendengarnya, dia menatap Kris. Memperhatikan Yunho yang masih berusaha mengembalikan Kris ke dunia. Tidak ada hasil dari usaha Yunho, sampai akhirnya Yunho berhenti melakukannya. Yunho menatap jam dinding yang tergantung di ruangan itu.

"Waktu kematian pukul 16.37 kst," ujarnya pelan.

Jungsoo menghela nafas dalam. "Kalau begitu aku akan memulai operasi Taeyong."

*

Seunghyun pov...

Duduk sendirian di depan ruang operasi membuatku gelisah. Tapi aku berusaha menahan diri agar terlihat biasa saja. Aku yakin Taeyong belum menyelesaikan sesi terapinya, jadi aku memilih duduk di depan ruang operasi, menunggui Kris. Ponselku bergetar, menandakan ada pesan masuk.

Kris?

Bukannya dia sedang di ruang operasi? Bagaimana bisa dia mengirim pesan padaku?

Aku masih heran tapi tanganku sudah bergerak cepat membuka pesan itu, ada dua pesan dari Kris.

From : Kris

Hyung, maaf karena aku membohongimu. Tentang apa yang kualami sebenarnya hyung, aku tidak bisa sembuh. Pendarahan di kepalaku sudah menyebar terlalu luas sampai dokter mengatakan kalau aku tidak akan sembuh bahkan jika aku menjalani pembedahan.

Jangan marah kepada Jung Yunho uisa, karena aku yang memintanya berbohong tentang kondisiku yang sebenarnya. Tapi aku mempunyai alasan kenapa aku melakukan ini.

Ini demi Taeyong, aku sudah memutuskan untuk mendonorkan mataku padanya. Aku akan bertanggung jawab karena akulah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Seandainya aku lebih berhati - berhati dan tidak terburu - buru, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Maaf karena aku melukainya, padahal pagi itu hyung mempercayakan keselamatan Taeyong padaku, tapi aku menyia - yiakan kepercayaan yang hyung berikan.

Apa hyung masih tidak mengerti apa yang terjadi disini? Kkk. Maaf karena aku terlalu berbelit - belit.

Pesan itu berhenti disana, kubuka pesan kedua. Apa - apaan ini? Jantungku berdetak lebih kencang, dan mataku memanas seiring dengan ketakutanku saat membaca kalimat demi kalimat dalam pesan Kris. Jemariku gemetar saat membuka pesan kedua.

From : Kris

Hyung, aku tidak akan sembuh, bahkan dengan operasi sekalipun. Jadi pastinya operasi yang hyung jadwalkan saat ini bukan untukku.

Taeyong yang akan dioperasi hari ini.

Sedangkan aku, aku berada di ruang operasi hanya karena aku adalah pendonor bagi Taeyong. Saat pesan ini terkirim ke ponselmu, kupastikan kami berdua tengah berjuang di ruang operasi. Karena aku sengaja mengatur waktu pengirimannya satu jam setelah jadwal operasiku.

Sekali lagi, jangan salahkan para uisa karena mereka melakukan ini atas permintaanku. Maaf karena tidak memberitahumu. Aku hanya takut kau tidak setuju. Ini sudah menjadi keputusanku hyung. Lebih baik Taeyong dapat melihat kembali daripada dia buta seumur hidup dan aku mati sia - sia. Kebetulan mataku cocok dengan miliknya. Luar biasa bukan?

Kurasa Tuhan sudah menakdirkan ini semua hyung. Salah satu dari kami harus hidup, dan Taeyong yang berhak mendapatkan kembali kehidupannya yang sempurna. Mungkin -- tapi kemungkinan ini sangat kecil -- jika aku sanggup bertahan di operasi ini, aku masih memiliki kesempatan bertemu kalian meski hanya sekejap. Karena hyung tahu sendiri, aku tidak akan bertahan lama dengan hematoma yang kumiliki sekarang. Tapi jika tidak, percayalah padaku bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik.

KRIS, Our 'Angel' Brother (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang