tiga

7K 44 3
                                    

Kami pun pergi keluar kelas untuk membersihkan toilet seperti perintah bu Kena. " Kalian! Jika besok terlambat lagi! Tidak ada toleransi untuk kalian!" ujar nya saat kami hampir menghilang dari bilik pintu.

Hari ini selesai dengan hukuman yang berat, besok ga boleh telat bangun lagi! Ujar ku dalam hati aku ga mau kena hukuman terus, selama ini aku terus terusan kena hukuman gara gara terlambat. Belum lagi kalau sampai harus memanggil orang tua atau wali, makin ribet aja urusan nya.

Kami ber- tiga pulang, tidak ada yang menarik di perjalanan pulang. Hanya kemacetan jalan raya yang panas dan padat, bosan capek itu yang selalu kita rasakan. Tapi apaboleh buat, ini yang harus di jalankan kita ber-Tiga.

Sampai di rumah

"Kalian! Besok jangan sampai terlambat lagi ya. Ga bosen apa di hukum mulu!!" ujar ku kesal mendengar ucapan bu Kena tadi pagi

" Ran... Kamu sakit? Atau masih betah sekolah? Besok minggu woy... Sekolah aja sendiri! Hahahahahaha" balas Vina, aku langsung menepuk kening ku malu, sedikit sih karena mereka tau aku suka kebawa emosi jadi wajar wajar aja kalau aku kesal di hukum mulu.

"Yasudah, pokok nya nanti senin ga boleh sampai terlambat! " ujar ku sambil muka memerah "Iya bawel!!" balas Rina. Kami masuk ke rumah, melihat rumah yang tampak habis terjerang tsunami amarah ku makin memuncak, sudah kesal, capek, di tambah harus membereskan rumah yang berantakan. Lengkap sudah hari ini "Beresin yok..." kata Vina "Ya iyalah masa iya mau didiemin gimanasih" kataku judes "Santai kek, yaudah ayok" tambah Vina. Emosiku tidak terbelenggu aku jadi gampang marah pada sahabat ku, semoga aja mereka tidak bosan mengerti aku yang temperamen ini.

Berjam-jam kami membersihkan rumah ini, padahal harusnya ga sampai ber jam jam begini, ini hanya karena kita sudah lelah letih lesu habis menjalankan hukuman di sekolah tadi.

Kami berkumpul di ruang tengah, duduk di sofa panjang sehingga kita bisa duduk bersamaan di satu sofa yang panjang hening sekali, seperti layak nya kami bermusuhan "Hey.. Maafin aku ya, emosi ku tidak dapat ku atur jadi aku marah marah ke kalian" kata ku memecah keheningan "Hmmm sadar juga kamu ya, emang kenapa sih? Kok marah marah mulu?" tanya Rina "Iya iya, aku ngerti kok kalau kamu masih sulit mengontrol emosi mu, tapi sebaiknya cepat lah berubah tidak semua orang bisa mengerti kamu seperti kita" kata Vina "Bener tuh" tambah Rina "Iya.. Makasih ya udah mau maafin aku, aku akan berusaha untuk menahan emosi ku lagi.." kata ku sambil menengadahkan kepala ku "Sip lah... Good luck semangat!!" kata Rina

Aku pun tersenyum, betapa beruntung nya aku mendapat sahabat seperti mereka, yang bisa mengerti aku menerima aku apa adanya. Tiba tiba aku teringat kejadian yang membuat ku heran tadi pagi, gudang tua yang gelap itu... Dari mana datang nya mengapa baru aku lihat pas aku sudah kelas tiga? Gudang itu berhasil menarik perhatian ku saat ini, ingin sekali aku menceritakan pada Vina dan Rina tapi nanti mereka menganggap aku bercanda dan menertawakan aku.

Perut ku berbunyi tanda lapar, di susul juga Vina dan Rina. Kami mengecek lemari es dan tidak ada apa apa di sana, kami belum berbelanja untuk seminggu kedepan. Yah alhasil kita mencari makan dekat dekat sini, keliling komplek sore sore, karena biasa nya banyak yang jualan di dekat lapangan. Vina dan aku sudah membeli bakso, tapi Rina masih muter muter entah kemana mencari makanan. Dia memang sangat pemilih, apa yang ia minta harus dilaksanakan atau tidak bibir nya akan memanjang sepanjang hari. Lucu sih tapi itu membuat aku dan Vina tidak enak hati, jadi selama kami belum berkumpul kembali, aku dan Vina setia menunggu Rina yang menjelajah lapangan komplek.

30 menit berlalu, Rina tak kunjung datang sedikit kesal tapi tidak lantas membuat kami meninggalkan Rina di lapangan ini. "Haii lama ya, maafin aku ya..." kata Rina membuat aku dan Vani terkejut "Kamu beli makan di negara mana? Lama banget" ujar Vina "Iya deh maaf, ya sudah ayok kita pulang dan makan bersama." ujar Rina seraya menarik tangan aku dan Vina

Sepanjang perjalanan Rina menceritakan tentang bagaimana dia saat membeli makanan, dia bertemu lelaki yang menurut nya tampan dasar jomblo akut, ketemu laki ganteng dikit aja langsung suka. Tapi dari apa yang di ceritakan oleh Rina nampak nya dia orang baru di komplek ini, aku tidak mengenal satu pun ciri ciri yang di ceritakan Rina. Tapi yasudahlah, toh dia memang suka berlebihan kalau bercerita.

Sampai di rumah

Kita membuka makanan nya masing masing, Rina membeli ketoprak segitu lama nya hanya membeli ketoprak? Dasar anak anak... Kita melahap makanan masing masing, habis. Kita mencuci piring nya setelah itu kita memasukki kamar masing masing untuk beristirahat ataupun mengulang pelajaran yang tadi di sampaikan. Pikiran ku masih tertuju pada gudang itu, mengapa baru keliatan padahal aku selalu melewati koridor itu saat aku memasuki kelas selama dua tahun belakangan.

Rahasia Sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang