Part 8

168 52 38
                                    

"I just, wanna talk to you..I..I'm so sorry" Ujarnya redup dan lemas dengan kepala yang ditundukkan

"I don't have a problem with you" Balas gue

"But, my feeling saying 'I ..." Ia menggantungkan pembicaraannya "I miss the old you"

"But, I don't care what you say !"

"Please, for give me" Ujarnya kembali.

Sejujurnya gue tak kuasa menahan air mata yang akan jatuh ke pipi gue. Namun, jika gue mengingat kembali waktu yang mundur, tangisan darah pun tak akan mampu membalasnya

"Don't say anything more again !"

"Mungkin emang perbuatan gue nggak bisa lo maafin, tapi serius.. Kali ini gue bener bener minta maaf" Balasnya berusaha meyakinkan gue

"Kalo lo mau denger kata 'Gue maafin' dari mulut gue, oke gue lakuin.. 'GUE MAAFIN !' selesai, sekarang lo bisa pergi dari sini" Ujar gue dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya

"Gue nggak butuh kata maaf dari mulut lo, gue butuh dari hati lo"

"Lo Bego atau tolol ?" tanya gue menyunggingkan sebelah alis gue

"Dua duanya"

Gue berdecak, lalu sedikit terkekeh "Untung aja lo masih punya sifat 'Jujur' yang menurut orang lain bisa nutupin sifat 'Penghianat' lo. Tapi bagi gue, itu hanya 10%"

"Trus apa yang harus gue lakuin agar menurut lo bisa mencapai 100 %" Tanyanya Penasaran

Gue terkekeh lagi, lalu tersenyum sinis "Jauhin gue selamanya"

Ia membelakakan matanya lebar lebar, lalu sedikit berdecak "Apa nggak ada cara lain Al ? Please jangan bikin gue jatuh" ujarnya memelas

"Lo takut jatuh ? trus perbandingannya sama gue yang udah jatuh berkali kali apa ?" Gue menyingrai

Hening sejenak menyelimuti kami

"Ok akan gue coba. Selama itu bisa bikin lo bahagia. Bakalan gue klarifikasi 3 hari lagi ke elo, 'Berhasil' atau 'gagal' "

Tanpa menjawab ucapannya, gue melangkah santai menuju ambang pintu Rooftop dan turun menuju kelas

Niatnya gue pengin nenangin hati gue dengan Tangisan. Tapi malah Rian ngikutin gue dari belakang, shit !

Sesampainya di jendela kelas gue, gue memberhentikan langkah gue. Sekilas gue inget kalo sekarang jam pelajaran guru Killer. Mampus gue !

"Kali ini nggak ada hubungannya dengan keputusan tadi" Rian menarik paksa tangan gue ke dalam kelas

"Maaf bu, saya terlat" Ucap Rian memohon maaf

Gue melirik ke bangku kosong gue, gue melihat Rafi melambaikan tangannya ke gue

"U K S" Ejanya yang membuat gue tersenyum miris

"Dari mana saja kamu?" Tanya guru itu lagi

"Dari uks bu" Jawab gue yang ditatap heran oleh Rian. Gue melirik lagi ke Rafi

Love story forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang