BL10

1.3K 46 6
                                    

Biarkan aku bahagia sebentar saja, walau hanya dalam sekali tarikan nafas.. -Prilly

Prilly menyudahi aktifitas beres-beresnya ketika rasa lelah menyerang secara tiba-tiba.

"Ali kenapa belum pulang ya? Padahal dia janji mau bawain gudeg" Sungutnya sambil menahan kesal.

Ah.. Prilly hanya maklum saja, mungkin Ali sedang bersama Arumi. Minggu kemarin Ali membawa gadis itu ke apartemen mereka dan membuka identitas Arumi yang ternyata gadis dari masalalu Ali.

Prilly cukup terusik ketika itu, Arumi sangat bersemangat bercerita tentang mereka dulu, kebiasaan Ali bahkan sampai makan kesukaan dan yang tidak Ali sukaipun tak luput dari cerita Arumi.

Prilly cuma menjadi pendengar yang baik dan menjawab "Oh ya?", "masa sih?" dan "oh". Selebihnya gadis itu mencerocos tanpa lelah.

Prilly tidak ingin ikut campur urusan pribadi Ali, karena suatu ketika Ali pernah mengingatkan akan perjanjian pernikahan mereka yang tak boleh saling mengusik.

"Aku mau ke taman sebentar, mau cari udara segar" pamit Prilly ketika Ali berpapasan didepan pintu apartemen dengannya.

"Sama, Ve?"

"Sendirian.. Udah ya, aku buru-buru"

Prilly beranjak secepat mungkin, menghindar dari tatapan intimidasi Ali.

**

Mata hazelnya bergerak kesana-kemari dengan binar ceria, senyum manisnya mengembang tatkala menyaksikan anak-anak yang saling bekejaran ditaman.

Ada kilat bahagia dari kedua bola mata-nya menyaksikan keceriaan beberapa anggota keluarga yang sedang jalan-jalan ditaman. Ada juga pasangan muda-mudi yang berjalan saling bergenggaman tangan, hampir semua pemandangan itu menarik perhatian Prilly.

Sudut hati-nya terasa nyeri secara tiba-tiba, hidup yang ia dambakan bahkan tak pernah ia rasakan sampai saat ini. Ia berfoya-foya bukan-nya menyenangkan, malah membuat beban pikiran-nya semakin bertambah. Hati-nya terasa kosong bagai ruang hampa tanpa penghuni. Prilly menyadari, uang yang ia miliki tak mampu membuat hidupnya menjadi lebih baik.

"Seseorang yang menangis ditaman sendirian biasanya lagi putus cinta"

Prilly mendongak. Hazel-nya bertubrukan dengan bola mata sekelam malam. Secepat kilat Prilly menghapus air mata-nya yang tak terasa sudah membasahi pipi.

"Jangan sok tau!" sungut-nya kesal. Prilly mendesah malas dan memalingkan wajah-nya kearah lain ketika pemilik mata sekelam malam itu mengambil posisi disamping-nya.

"Ih, cantik-cantik kok galak sih. Bener kan pasti habis putus cinta"

"Mau tau aja!"

"Iya, donk. Kalo bener, berarti tuh cowok gobl*k banget sampai ninggalin cewek secantik ini.. " lelaki itu kembali tergelak setelah melihat reaksi Prilly yang melotot kearah-nya.

"Gombal..! "

"Masa iya, sih.. Tapi beneran kalau kamu singel, mending nikah sama aku aja, yuk.. Dijamin bahagia sentosa deh.... " Prilly menepuk bahu lelaki disamping-nya. Gemas hati Prilly mendengar ucapan lelaki itu barusan.

"Sakit sayanggg.. Nanti kalau lebam-lebam gimana donk? Tanggung jawab ya, kamu harus nikah sama aku" oceh-nya lagi tanpa takut kalau Prilly akan mengamuk.

"Nikah itu gak enak, gak perlu nikah segala." sahut Prilly asal. Wajahnya masih terlihat muram, walaupun sebenar-nya perasaan-nya sudah jauh lebih tenang semenjak kehadiran lelaki disamping-nya.

"Kamu kaya pernah nikah aja. Aku belum urus surat jaminan pernikahan, kalau udah selesai, kita bisa nikah. Aku bakalan bawa kamu honeymoon kedesa terpencil yang tidak terjamah tegnologi. Yang jelas, gak akan ada yang ganggu kita.. " cerocos-nya lagi yang berhasil membuat perut Prilly bergolak ingin muntah.

"Dasar sinting!" Prilly beranjak pergi meninggalkan lelaki itu yang hanya menahan tawa cekikikannya.

"Sampai jumpa, lagi, Calla Lily..!! " Prilly hampir tersandung ketika mendengar teriakan lelaki itu. Ia menoleh cepat kearah tempat ia duduk tadi.

Kekecewaan langsung merambati hati Prilly ketika melihat lelaki itu telah menghilang. Rasa penasaran Prilly memuncak karena nama 'Calla Lily' yang tadi menggaung ditelinganya. Panggilan itu benar-benar ditujukan untuknya 'kan?

Prilly kembali melangkah dengan perasaan yang mulai tak menentu.

**

"Kamu ngapain?"

Plentangg!!

"Eh!"

Prilly mengusap dadanya karena terlalu kaget akan teguran Ali. Mata keduanya menatap nanar pada gelas yang sudah menjadi kepingan tajam yang siap melukai bila salah menyentuh.

"Hati-hati Prill.. Biar aku bersihin" Ali secepat kilat meraih sapu untuk membersihkan pecahan gelas yang berserakan dilantai.

Sedangkan Prilly masih mematung dengan nafas terengah. Tadi ia terkejut dari tidurnya dan berniat untuk minum, namun sebelum niatnya terlaksana, Ali keburu menegurnya membuat ia kaget dan menjatuhkan gelas yang ia pegang.

"Ayo duduk.. Kamu kelihatan pucet. Kamu sakit, Prill?" Ali menuntun Prilly duduk dimeja pantry, memberikan segelas air putih pada Prilly.

"Cuma haus aja, Li"

Prilly menenggak setengah air putih yang disodorkan Ali. Kepalanya memang sedikit berdenyut, bahkan Prilly sering kehilangan fokus.

"Kalau sakit biar aku beliin obat"

Prilly menggeleng. Mata keduanya beradu dalam keheningan, kembali saling meresapi. Ali menggenggam tangan Prilly dengan lembut, mengusap tepat dimana cincin pernikahan mereka terselip dijari manis Prilly.

"Jangan sungkan untuk meminta tolong, bagaimana pun kamu adalah tanggung jawabku. Aku bertanggung jawab dalam pernikahan ini untuk menjaga kamu, Prill"

"Tanggung jawab seperti apa yang kamu maksud?. Kamu nggak berhak apa pun atas aku dan kehidupanku, bukankah kita memiliki perjanjian untuk tidak saling mengusik" perkataan Prilly menohok perasaan Ali seketika. Tapi ketika ia dibutakan oleh segalanya, maka Ali tidak akan lagi berada diposisi waras sepenuhnya.

"Kamu jangan cemas soal itu, setelah hubungan ku dan Arumi membaik, aku akan melepaskan kamu"

Deg


Jantung Prilly berdenyut nyeri, rasa sesak tiba-tiba memenuhi rongga dadanya hingga menghirup oksigen-pun terasa sulit.

"Kamu.. Ka.. " suara Prilly menghilang seketika, pandangan-nya mulai meredup hingga kegelapan mengambil alih kesadaran-nya. Hanya pekikan kaget dari Ali yang terdengar samar sebelum kepekatan benar-benar menelan Prilly.

Bersambung

Mohon partisipasi semangatnya ya kalau cerita saya masih layak baca.. Saya kembali untuk kalian, sampai nih jidat dijedotin pintu biar dapet inspirasi. Kritik dan sarannya ditunggu,

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang