Part 9 : Terlambat

77 25 9
                                    


DEA POV

Pikiran-pikiran berdatangan dan  bercampur aduk dikepalaku, apa aku harus menerima permintaan Endro?

Ataukah aku memilih untuk tetap bertahan kepada Jordan?

"Dea?"

Suara baritone Endro menyadarkanku dari pikiran pikiran ini, ia mengusap punggung tanganku dengan lembut, dan bodohnya diriku tidak menolak perlakuannya itu.

"Kalau kamu belum bisa jawab sekarang gak apa. Aku pasti bakal menunggu kok" Ucap Endro dengan nada lembut tetapi sangat menyasat hati orang-orang yang dapat mendengarnya

Aku menatap wajah tampannya, apa aku harus memulai lembaran baru? Memang benar kata Endro. Sesuatu yang tidak jelas arahnya harus dilepaskan

...

"B-baiklah Ndro, aku terima. Tapi aku harus mencoba untuk mencintai dulu tak apakan?" Tanyaku serius pada Endro

Endro tersenyum kepadaku, sekarang ia telah menggenggam telapak tanganku

"Hm, semua memang perlu waktu Dea"

.

.

Kami berdua keluar dari Restoran tersebut bersama. Endro menggenggam tanganku, aku masih belum terbiasa dengan hal itu.

Tidak ada sorotan bahagia dari diriku, kata bahagia itu mungkin hanya ditujukan pada Endro yang menunjukkan senyum di wajahnya.

Apa sekarang aku orang jahatnya?

Endro membukakan pintu mobilnya untukku, aku tersenyum miris untuk membalas perlakuannya yang dapat membuat hati semua gadis luluh, kecuali diriku.

Di perjalanan aku hanya menatap keluar dengan tatapan kosong. Endro sedang fokus menyetir dan pandangannya terus tertuju kedepan dan yang mengisi kekosongan ini hanyalah lagu lagu mellow yang di putar oleh radio mobilnya

.

Sedikit hentakan dari mobil ini menandakan kami telah sampai di depan rumahku.

"Terimakasih" Ucapku dengan nada lesu sambil menyandang tas selempangku lalu keluar dari mobil miliknya.

Kami berpamitan dan aku menunggunya dipagar sampai pergi.

Aku masih belum percaya ternyata aku sudah menjadi kekasih seorang Endro setengah jam yang lalu.

.

NORMAL POV

CKIIIEEETT

Suara decitan mobil terdengar ke seluruh penjuru area parkir di apartemen cukup mewah ini.

Seorang lelaki keluar dari mobil dengan gagahnya dan masuk kedalam apartemennya

Ia mengambil ponselnya dari saku celana jeans hitamnya. Dengan cepat ia mengotak ngatik ponselnya untuk mencari kontak seseorang

 "Halo Endro ada apa?"

"Ayah, aku sudah melaksanakan rencana kedua"

"Hahh well done, kalau begitu lanjutkan rencana ketiga"

"Tapi ayah, ia menerimanya karena terpaksa, rencana ketiga mungkin tidak bisa berjalan mulus"

"Ayah tidak mau tahu! Kau sudah berjanji padaku. Intinya kau harus melakukannya titik!"

"Iya ayah"

"Dan kau tahukan bagaimana resikonya kalau sampai kau tak melakukannya?"

"Iya Ayah akan kulakukan"

 TUUT TUUT TUUT

"Dasar lelaki tua! Dia pikir gampang apa melakukan itu?hh" Ujar Endro sambil menjatuhkan dirinya ke sofa kecil miliknya

.

.

Pagi ini Jordan penasaran dengan apa yang digossipkan para gadis-gadis dikelasnya. Bukan, Jordan bukan berada dalam lingkaran para gossip columnist kelasnya ini.

Ia penasaran karena ia mendengar kata 'Dea dan Endro' yangkeluar dari mulut salah satu sahabat Dea, Sela.

Ia jadi sulit mendengar perkataan Dea karena para gadis-gadis lain semakin banyak yang berkumpul di lingkaran gossip itu. Apalagi posisinya yang tidak strategis (di pojokankelas) yang membuatnya susah mendengar bahasan mereka hari ini.

"EHEEM ITU PACARNYA ENDRO UDAH DATANG TUH" Teriak Sela yang segera mencuri perhatian Jordan

Ia melihat siapa gadis yang disebut Sela tadi, dan ternyata benar perkiraanya. Gadis yang sedari tadi menjadi bahan gossip siswi 12B ini ialah Dea, gadis yang telah mencuri hatinya.

Sakit dan Kecewa. Dua kata yang dapat mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Jordan sudah tahu. Jordan sudah menyadari perasaanya kepada Dea.

Saat tidak ada gadis itu didekatnya, ia akan merasa bagian dari dirinya hilang. Saat ia melihat gadis itu bersama Endro, hatinya akan panas. Dan saat ia melihat Dea bahagia tanpanya, ia merasa rapuh.

Perasaan apa itu kalau bukan cinta?

Dan sekarang ia baru menyadari bahwa ia mencintai Dea.

Mencintai Dea yang sudah bersama Endro

Ia melihat gadis itu masuk kedalam kelas,disusul para gadis-gadis lain yang mengerumuninya untuk memintai klarifikasi hubungannya dengan Endro. Ia melihat gadis itu berusaha tersenyum untuk menjawab pertanyaan pertanyaan mereka.

Sesekali, iris mereka saling berkontak, tetapi bedanya kali ini Dea lah yang memutuskan kontak mata mereka lebih dulu.

Ingin rasanya kaki Jordan bergerak melewati kerumunan gadis-gadis itu untuk menghentikan mereka agar berhenti mendesak Dea

Ingin rasanya tangan Jordan membawa ia pergi dan membawa Dea hanya berdua bersamanya

Tapi ia sadar. Sekarang ia bukanlah siapa-siapa bagi Dea.

Karena semua telah terlambat.

.

.

.

ToBeContinued

Maap yeakalu ngegantung lagii

Vote danComment ya! Vomment kalian semangat author(9^^9)

Welcome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang