Part 4 : Jordan?

110 50 13
                                    



Jordan POV

Hari ini hari pertama ku masuk ke SMA Prime Enstein. Ini keempat kalinya aku pindah sekolah sejak SD. Aku juga baru pindah ke kota ini seminggu lalu. Karena hal pekerjaan ayahku membuat kami sekeluarga harus pindah ikut dengan dia.

Aku sebenarnya sangat tidak setuju ajakan ayahku untuk pindah ke Jakarta. Cih aku benci mengikut lelaki tua bangka itu. Aku tau pasti, jika kami pindah ke ibukota Indonesia ini akan membuat ibuku semakin sakit.

Kalian pasti bertanya mengapa? Kota Jakarta, disini semua berkumpul mulai dari tempat,kuliner sampai tempat tempat hiburan malam.

Kejadian ini terjadi setahun lalu,

Saat kami masih menetap di Bandung. Saat itu aku sedang bersama, kakak perempuan ku,Josephine , adik laki-laki ku Jogi yang masih kelas 4 SD , ibu dan ayahku. Kami sedang berada di dalam rumah, melakukan aktivitas seperti biasanya.

Saat itu aku sedang bermain PS bersama Jogi. Tiba-tiba kami mendengar suara tangisan ibu disertai bentakan ayah yang membuat kami menghentikan kegiatan kami, kakakkuyang berada di dalam kamar segera keluar dan bertanya apa yang terjadi pada orangtua ku.

Ayahku keluar dari kamar,sudah berpakaian rapi lalu mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja TV kami. Aku dan saudara-saudaraku hanya terdiam melihat kejadian itu. Ibuku segera keluar mengejar ayah, tapi sayang mobil ayah telah lebih dulu melaju sebelum ibu sempat menginjakkan kaki keluar rumah.

Ibuku menangis dan berteriak-teriak seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat sambil memegang handphone milik ayahku. Hatiku hancur, sangat hancur melihat ibuku seperti itu. Aku melihat kakakku yang memeluk Jogi yang sedang menangis,shock melihat keadaan ibuku sekarang. Satu hal yang terlintas di kepalaku ialah ayah sudah menyakiti hati ibu.

Sejak kejadian itu ibu menceritakan semuanya kepada kak Jo dan aku. Aku menangis sungguh, aku tidak menyangka selama ini sikap hangat ayah,perhatiannya,semuanya adalah kepalsuan belaka! Ternyata selama ini ia bilang pergi keluar kota ternyata menghabiskan waktu bersama wanita wanita jalang yang membuat hati ibuku hancur

"Dengar Jordan,Josephine ibu sudahtidak tahan akan tingkah ayah kalian. Jika ingin, ibu ingin menceraikan dia,tapi ibu tetap mempertahankan pernikahaan ini karena ibu sadar kalian masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua yang lengkap, terlebih adikmu Jogi" Ucap ibuku dengan tangisannya yang membuat hatiku semakin hancur.

Sejak kejadian itu pandanganku terhadap ayah telah berubah. Semua pada diriku berubah, dulu aku adalah orang yang periang dan hangat, mungkin sekarang sifatku berubah menjadi lebih dingin. Tujuanku sekarang juga telah berubah,hanya ingin membuat ibuku tetap tersenyum dan membuat ayah menyesal.

.

.

.

Pagi ini setelah bel masuk, aku berbincang-bincang dengan Pak Giarto, wali kelas baruku di sekolah baru ini.

Ya seperti dugaanku,saat pertama masuk semua gadis gadis dikelas ini menatapku dengan tatapan memangsa yang hanya ditujukan padaku. Aku menatap bosan gadis gadisnya,lalu pandanganku terhenti pada seorang gadis yang duduk di bagian pertengahan kelas, sepertinya aku pernah melihatnya? Tapi dimana? Entahlah.

Aku mulai memperkenalkan diriku secukupnya,dan teriakan mereka semakin menjadi-jadi.Kulihat lagi gadis itu, dan memang benar aku pernah melihatnya, aku jadi ingat ia gadis yang menabrakku di minimarket waktu itu.

Dan rasanya ia juga seperti mengenal ku terlihat dari ekspresinya,kheeh.

.

.

"DEA MICHELLA WINARDI" Teriak guruku pada salah seorang murid, aku melihat siapa yang bapak itu bentak? Ternyata pada gadis minimarket itu, ternyata namanya Dea.

"Hei Jordan"Panggil Genio,teman sebangku ku.

"Hm?"Jawabku singkat

"Sepertinya Dea menyukai mu kheh" Lanjut Genio sambil memandang punggung kecil Dea keluar dari ruangan kelas dengan membawa buku-buku pelajaran IPA nya

Aku hanya diam mendengar pernyataan Genio. Suka? Bagaimana dia bisa menyukaiku kami baru saja dua kali bertemu, pertemuan pertama pun dengan tidak cara tidak sengaja.Lagian aku tidak terlalu peduli dan tidak terlalu mengerti rasanya cinta, masihterlalu dini kurasa.

END JORDAN POV

"DeaaaaDeaaaa Deaaa" Teriak Sela dan Natha keluar dari kelas menghampiri Dea yang masih berada di luar

"Oyy Maruk banged" Ujar Dea mengejek tingkah kedua sahabatnya ini

Mereka bertiga masuk kedalam kelas, Dea meletakkan kembali buku-buku IPA nya kedalam laci meja. Ia melirik ke arah meja Jordan dan tidak menemukan orang yang dicarinya

"Oh iya, siJordan itu kemana?" Tanya Dea dengan santai, padalah dihatinya ia ingin berteriak-teriak tidak jelas.

"Entahlah,mungkin ke toilet kali" Jawab Natha menebak-nebak.

Dea duduk dikursinya, ia menghela nafas dan menumpukan wajah dengan satu tangan putih mulus miliknya.

"Sel,Natkalian tau gak ka-" Perkataan Dea dipotong oleh Sela

"Tau apade?? Cepetan kasitauuuu" Ucap Sela dengan kepo se-kepo keponya

"Iya sabar.Jadi gini, itu si murid baru,Jordan dia itu cowok yang aku tabrak di minimarketitu sel, nat kyaaa" Jelas Dea kegirangan dan matanya pun berbinar- binar

Sementara Sela dan Natha

Loading 10%

Loading 30%

Loading 50%

Loading 80%

"ASTAGAAANAGAAA BORU SINAGAAA!! YAAMPUN DEA KALIAN EMANG DITAKDIRKAN"  

"MANIS MANISMANIS DEA! KAMU MESTI PACARIN TUH ANAK SEBELUM DIEMBAT SAMA CABE CABE SEKOLAHAN"Ucap Sela dan Natha kesenangan sambil menggoyang-goyangkan bahu sahabatnya itu.

Merekasegera menarik Dea keluar dari ruangan kelas untuk menemui Jordan!!

"Woyy sabar sabar" Ucap Dea linglung melihat tingkah dua sahabatnya ini, mau gimana lagi Dea tidak akan bisa menolak permintaan mereka

.

.

.

Sela dan Natha pun akhirnya berhasil menemukan Jordan di depan kelas 12C. Mereka melihatJordan sedang bersama Endro, salah satu murid kelas 12C.

'DarimanaJordan kenal Endro?' Batin Dea melihat kedua pemuda itu sedang bercakap-cakap yang kelihatannya akrab sekali

"Deaa,sekarang lo samperin Jordan, ajak bicara gitu atau ajak keliling sekolah" Saran Natha kepada Dea. Natha lah yang paling paham tentang cara-cara PDKT yang benar

"Iya De,cepetan keburu bel" Umpat Sela menambahi perkataan Natha


DEA POV

'Sialan mereka' batinku.

Kalau tidak karena permintaan mereka, aku tidak mau melakukan ini. Aku tahu konsekuensinya besar, apalagi sepertinya Jordan adalah lelaki yang cuek. Bagaimana jika dia malah menyamakanku dengan gadis lain? Gimana kalau dia tidak ingin berbicara padaku? Ahhh dasar bagaimana ini?

.

.

.

ToBeContinued

Jangan lupa Votedan Comment ya teman-teman.

Vommentkalian semangat author

Welcome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang