"Kenapa berakhir seperti ini, sih?" gumam Key pelan.
Setelah mendengar perkataan Ish tentang Syville yang dapat menyelamatkan desanya, tanpa pilihan lain akhirnya mereka menyetujui untuk membantunya entah dengan bagaimana caranya untuk mengusir kelompok Tangan Kanan Dewa.
"Tunggu di sini, aku dan yang lainnya akan melapor pada mereka," kata Ish yang menyuruh Zeth dan yang lainnya bersembunyi di balik pepohonan setelah sampai di depan desanya.
Ish dan perampok lainnya berjalan menuju pagar kayu setinggi kira-kira sepuluh meter yang dijaga oleh empat orang berpakaian serba putih yang bersenjatakan pedang, wajah mereka ditutupi sepenuhnya dengan kain, hanya mata mereka yang terlihat dari baliknya.
Salah satu dari penjaga itu mendekati Ish, lalu mendengar perkataannya. Tidak lama kemudian, penjaga itu memukul keras kepala Ish. Kemudian penjaga yang lain ikut memukulinya. Perampok lain mencoba untuk menyelamatkan Ish, tetapi salah satu penjaga mengeluarkan pedang dan menghunuskannya, hampir memotong leher Ish.
Dua orang penjaga lain baru saja keluar dari dalam pagar. Ia menghentikan penjaga yang memukuli Ish dan yang lainnya. Entah ia berkata apa, Ish dan perampok lainnya membungkuk meminta maaf lalu kembali berjalan menuju tempat persembunyian Zeth dan yang lainnya.
Dengan luka memar di wajah, Ish mendesah kencang lalu duduk di samping Zeth. "Setidaknya, mereka tidak sadar ada kalian di dekat sini."
"Luka memar itu terlihat parah," kata Jura sambil mengaliri tangannya dengan aliran Mana. "Biarkan aku menyembuhkan lukamu."
"Kau bisa menyembuhkan luka?" tanya Ish, lalu dia mengangguk senang pada Jura. "Maaf merepotkanmu. Karena kami tidak mendapatkan uang untuk hari ini, para Tangan Kanan Dewa itu menyuruh kami berburu untuk bahan makan."
"Apa biasanya ada seseorang dari Tangan Kanan Dewa menjaga menara yang kau ceritakan itu?" tanya Syville.
"Tidak, para Tangan Kanan Dewa hanya menjaga sekitar kota. Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Sudah jelas, bukan?" jawab Syville sambil berdiri dari duduknya. "Kita akan menuju menara itu."
Ish mengerjapkan matanya setelah mendengar pernyataan Syville. "Kau mau bunuh diri?"
"Tentu tidak. Aku merasa bahwa kita harus memasuki menara itu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Lucius melipat tangannya di dada. "Aku setuju. Meskipun aku dapat membunuh semua orang yang mengaku Tangan Kanan Dewa ini dalam sekejap, sepertinya hal itu tidak akan menyelesaikan masalah."
"Tapi itu tidak mungkin! Di dalam sana banyak makhluk yang dapat membunuhmu! Itu sama saja bunuh diri, bukan?" sahut Ish.
Jura mendesah sambil menggelengkan kepalanya. "Kau mendengar apa yang dikatakan oleh Lucius, bukan? Kami ini bukan 'seorang anak-anak biasa yang berpetualang' saja. Kami tidak membual tentang dapat membunuh orang-orang itu dalam sekejap."
Key mengangguk setuju. "Itu benar. Jadi, tunjukkan saja jalannya. Kau tidak perlu mengikuti kami untuk masuk ke dalam menara itu."
Ish mendesah, lalu menggaruk kepalanya bingung. "Apa tidak ada cara lain selain memasuki menara itu?"
"Tidak ada cara lain, bukan?" kata Zeth. "Semua yang dikatakan oleh mereka itu benar, Ish. Kau percaya pada kami, bukan?"
Ish mengerutkan keningnya pada perampok yang lain, dan mereka hanya mengangguk membalas tatapannya. "Baiklah. Kami percaya pada kalian. Akan kutunjukan tempatnya."
----
Zeth menengadahkan kepalanya untuk melihat ujung dari menara yang dimaksudkan oleh Ish, tetapi ia tidak bisa melihatnya. Selain tinggi, menara tersebut seperti terbuat dari kristal yang memantulkan cahaya biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]The Oblivion 2: The Unspoken Truth
FantasySequel dari The Oblivion: The Unknown World Disarankan untuk baca seri pertama terlebih dahulu :D Setelah mendapat kebenaran dari salah satu anggota The Oblivion terdahulu, mereka hanya akan menemukan sesuatu yang membuat mereka putus asa di akhir p...