Syville menyipitkan matanya karena cahaya yang menusuk tiba-tiba. Jura yang berada di depannya masih menggenggam erat tangannya, dan Ish baru saja keluar dari portal yang berada di belakangnya.
Tiba-tiba saja, portal yang baru mereka lewati lenyap seketika. Syville mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia tidak melihat Zeth, Key dan Lucius. "Kenapa portalnya menghilang?"
Jura memerhatikan dinding yang sebelumnya terdapat portal yang baru saja mereka lewati. "Sudah kuduga. Portal yang baru saja kita lewati mengirimkan kita secara acak ke dalam menara ini. Tentu portalnya akan langsung menghilang, agar kita tidak bisa kembali menuju pintu masuk menara ini." Jura mengedarkan pandangannya dengan kening yang berkerut. "Ke mana Lucius?"
"Aku juga tidak melihat bocah tinggi itu dan Key. Apa kita terpisah dengan mereka?" tanya Ish.
"Jika kita terpisah dengan mereka, akan sangat gawat," gumam Jura pelan. "Ayo kita masuk lebih dalam. Mungkin mereka sudah berjalan terlebih dahulu?"
.
.
Entah sudah berapa lama mereka berjalan masuk ke dalam menara ini, tetapi lorong yang mereka lewati tidak terlihat ujungnya. Bahkan, ia tidak melihat pintu menuju ruangan lain atau jalan bercabang lainnya. Meski ada beberapa celah kecil dari dinding yang bisa Jura dan yang lainnya lewati, mereka tidak mau mengambil resiko untuk memasukinya. Kemungkinan mereka kembali bertemu Zeth, Lucius dan Key bisa hilang.
Jura merasa ia mendengar bisikan Mana dari sisi lain kristal yang melapisi seluruh tempat itu. Ish berjalan di depan kelompok mereka, sambil menggenggam erat pedangnya, berkata dia akan melindungi Jura dan Syville dari setiap makhluk yang senang hati melukai mereka.
"Sekarang aku yakin, kita terpisah dari Zeth dan yang lainnya. Apa mungkin mereka dikirim ke bagian lain dari menara ini?" tanya Syville.
"Mungkin. Dari luar, aku tidak bisa melihat seberapa luas menara ini. Apalagi lorong ini terlihat tidak ada ujungnya. Kemungkinan ada jalan lain juga jika kita melewati celah yang ada di dinding itu," jawab Jura.
Ish menengokkan kepalanya pada Jura. "Apa kita harus mengambil jalan yang lain?"
"Sebaiknya ... tidak. Aku khawatir jika kita memasuki jalan yang lebih kecil, kita akan kesulitan bertemu dengan Lucius dan yang lainnya."
Syville mengangguk setuju. "Semoga saja mereka juga melewati jalan yang lebih besar."
Ish mengangkat kedua bahunya. "Yah. Aku hanya berpikir mungkin menara ini menyimpan banyak harta karun di dalamnya. Seperti emas atau senjata."
Jura tersenyum mendengarnya. "Bisa jadi, tetapi sebaiknya kita mencari Lucius dan yang lainnya terlebih dahulu. Semoga saja kita tidak bertemu dengan monster apa pun sampai menemukan mereka."
Seperti jawaban dari ucapan Jura, tiba-tiba saja mereka mendengar raungan keras yang memekakkan telinga. Lantai yang mereka pijak bergetar, dan langit-langit di atas mereka seperti akan runtuh. Dari ujung lorong, keluar monster setinggi enam meter, tubuhnya dilapisi oleh kristal yang terlihat sama seperti kristal yang mengelilingi menara tempat mereka berada.
Dengan tangan yang gemetar hebat, Ish mengangkat senjatanya tinggi-tinggi ke arah monster itu. Jura menarik Syville ke belakangnya.
"Bi-biarkutanganidia," kata Ish terdengar tidak meyakinkan.
"Kau tidak perlu memaksakan diri," jawab Jura sambil menyiapkan tongkat sihirnya. "Biarkan aku yang membereskan dia."
Ish tertawa pelan. "Salah satu tugas seorang lelaki untuk menjaga keselamatan seorang wanita. Jadi, diam dan sembunyi di belakangku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]The Oblivion 2: The Unspoken Truth
FantasySequel dari The Oblivion: The Unknown World Disarankan untuk baca seri pertama terlebih dahulu :D Setelah mendapat kebenaran dari salah satu anggota The Oblivion terdahulu, mereka hanya akan menemukan sesuatu yang membuat mereka putus asa di akhir p...