Persaingan

256 12 3
                                    

Author kembali lagi! XD *plak!* untuk jawaban dari pertanyaan sebelumnya, jawabannya ada di chapter ini. Semoga suka dengan ceritanya! :D

Selepas dari pelajaran sekolah, Firya langsung pergi ke gym. Hari ini adalah hari pertamanya melakukan aktivitas sebagai manager klub Basket. Tentu saja, Firya masih teringat kejadian kemarin. Begitu ia memasuki gym, ia berpapasan dengan Levi.

Levi: Hai, Firya. *Megang bola Basket*

Firya: Ha-halo, Kak Levi! *Mendadak blushing*

Levi: *Bingung* Kenapa wajahmu memerah begitu? (Batin) Astaga... Aku ingin sekali mencium bocah ini.

Firya: A-ah, tidak apa-apa! Kepalaku lagi pusing rasanya. *Memijat kepalanya sendiri*

Ya, gara-gara kejadian kemarin, Firya tak bisa tidur. Bahkan ia hanya bisa membayangkan Levi, Levi, dan Levi. Bahkan, hati dia terus berdegup kencang tak karuan. Karenanya, Firya jadi pusing sekarang ini.

Levi: *Khawatir* Kau tidak usah memaksakan dirimu. Aku takut kamunya kenapa-napa.

Firya: Ta-tapi... Ini hari pertamaku. Jadi aku ha-harus... *Mendadak mau pingsan*

Levi: !? *Terkejut dan menangkap Firya dalam pelukannya* Oi!

Firya: *Mata berkunang-kunang* Kepalaku sakit...~

Levi: Haruskah aku membawanya ke ruang kesehatan?

Merasa khawatir, Levi langsung mengangkat Firya gaya bridal style dan mengantar Firya ke ruang kesehatan. Sesampainya disana, ia langsung membaringkan Firya di kasur.

Levi: Dasar, baru hari pertama sudah sakit. *Menghela napas*

Levi menatap sejenak wajah Firya. Firya tertidur dengan pulasnya. Wajahnya seperti menunjukkan ketenangan dan kesejukan, membuat Levi tak kuasa ingin menciumnya. Levi langsung berdiri, mulai mendekatkan wajahnya ke Firya.

Levi: Kenapa kau selalu membuatku merasa aneh? Aku jadi tidak tahan melihat wajah manismu. *Menyentuh surai coklat Firya*

Levi perlahan-lahan mendekatkan wajahnya. Semakin lama semakin dekat, semakin lama bibir mereka akan bersentuhan, hingga akhirnya...

Erwin: RIVAILLE! *Langsung membuka pintu*

Levi jawdrop dan nyaris mencium bibir Firya. Untung Firya nggak terbangun, kalau ia sampai tahu pasti ia akan menganggap Levi itu mesum. Levi kesal dan memarahi Erwin.

Levi: Woi, Erwin! Apa-apaan kau ini?! Untung saja Firya nggak bangun! Kalau dia sampai terkejut bagaimana?! *Perempatan muncul di dahinya*

Erwin: Habis kau ini menghilang di gym. Untung saja anggota lain mau memberitahuku kalau kau pergi mengantarkan Firya ke ruang kesehatan. *Menyilangkan tangan* Firya sebenarnya kenapa?

Levi: Kepalanya pusing. Biarkan saja dia, lagipula memaksa dia tidak akan memberi positif. *Wajah datar*

Erwin: Hm... Begitu ya? Baiklah, kalau begitu kita kembali ke gym. Latihan sebentar lagi dimulai.

Levi: Tidak masalah kalau Firya ditinggalkan? *Menunjuk Firya*

Erwin: Soal itu... Biar aku yang bicara sama pelatih.

Shingeki No KoukouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang