CB - 3

24K 2K 163
                                    

Tak ada yang selembut dan sekeras hati. -- G.C. Lichtenberg

Caesar's Bride

BAB III

Raja Caesar membuka layar gordent berupa untaian kain berwarna merah marun yang menutupi sebuah ruang ganti di kamar Valleah. Sentakan itu terlalu cepat hingga membuat Leah yang tengah sibuk bersama seorang pelayan untuk menyelesaikan untaian jalinan rambut panjangnya sontak seketika terkejut.

Gadis itu duduk dengan gaun hijau berwarna lembut yang menutupi hingga menyentuh mata kakinya, Leah lalu segera berdiri dari kursi membiarkan rambut panjangnya yang bergelombang menjuntai dengan untai-untaian jalinan rambut yang belum selesai.

Hari ini dari pagi sekali Valleah sudah harus menghabiskan waktunya untuk merapikan diri, merias dirinya secantik dan seanggunnya untuk menyambut perayaan Jousting yang akan di selenggarakan di alun-alun kota siang ini. Sebuah perayaan untuk merayakan pernikahannya dengan Raja Caesar.

Raja Caesar bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun namun pelayan wanita kerajaan bernama Sierna itu segera membungkukkan badannya, dengan takut dan gugup, hampir kelimpungan ia lalu buru-buru berlalu keluar dari ruang ganti meninggalkan Raja Caesar dan Putri Valleah hanya berdua di dalamnya.

Anak laki-laki itu hanya bergeming, tatapan mata hitam gelapnya menatap dingin kearah Valleah, membiarkan gadis itu merasa gugup dan terintimidasi hanya dengan tatapan matanya, "Apa sebenarnya permasalahanmu dengan merubah lukisan di koridor?" anak laki-laki itu bersuara hampir seperti geraman, ia lalu berjalan mendekati Valleah, menatap dengan mata hitam gelapnya yang tajam.

Leah bergeming, ucapan Raja Caesar langsung membuatnya seketika teringat akan kejadian hari lalu ketika ia melewati koridor lagi malam itu, mempertanyakan lukisan Raja Caesar yang tak terdapat disana, dan kemudian gadis itu mengimbau Kazim--hanya mengimbau Kazim untuk menaruh lukisan Raja Caesar di dinding koridor, namun bahkan saat itu Kazim sendiri hanya membalas Valleah dengan senyuman yang selalu menyentuh ujung matanya.

Valleah bahkan tak pernah berpikir hanya karena masalah sebuah lukisan seakan mampu mendidihkan air dingin di kerajaan Alexandria, hingga melepuh. Raja Caesar bahkan tidak pernah memandang kearahnya sejak saat itu.

"Apa kau telah berpikir diterima disini? Telah menjadi calon Ratu Alexandria? Merasa bisa mengatur-ngatur kerajaanku?" ia melangkah mendekati Valleah berjalan dengan langkah-langkah geram, membuat Leah mundur perlahan dengan takut.

Tubuh Raja Caesar mungkin tidak mencapai pundaknya namun entah mengapa aura Raja Caesar sendiri terlalu mengintimidasi sekelilingnya, "Siapa kau? Putri Valleah dari kerajaan Senan? Lucu sekali, engkau hanyalah seorang putri dari negara kecilmu, Senan." Dan Leah telah melangkah hingga punggungnya menyentuh dinding di belakang. Mata hitam itu begitu tajam.

Leah menunduk menatap mata tajam Raja Caesar didepannya yang terlihat kalut, gadis itu mencengkram lembut gaun hijaunya. Gabungan kepulan emosi itu berkumpul disana namun jelas rasa takut mengintainya saat ini, Valleah berusaha bersuara, suara antara lembut yang malah terdengar takut, "Saya tidak bermaksud untuk..."

"Diamlah, aku tidak ingin mendengar alasanmu." Raja Caesar lebih dahulu memotongnya, "Semua tindakan tidak bertanggung jawab yang kau lakukan memang sesuai dengan negaramu, Senan." Suara Raja Caesar hampir berdesis dengan berang, ia lalu menarik untaian rambut Valleah hingga jalinan rambut bergelombang gadis itu terlepas. Membuat Leah menunduk hingga kedua wajah itu hampir bersentuhan, Leah bergeming antara takut menatap mata hitam gelap yang hampir menghitam kemerahan begitu dekat menatapnya berang, "Apapun itu jangan pernah mencampuri urusanku, kau paham."

Lagi-lagi semua ucapan sinis Raja Caesar tidak sesuai dengan ukuran tubuh dan usianya.

Leah mengejapkan matanya, ia bahkan tak berkutik setelah Raja Caesar melepas tangan dari rambutnya hingga ikat rambut berwarna merah marun itu terjatuh di lantai yang tertutupi karpet merah tebal, anak laki-laki itu masih menatapnya sinis sebelum kemudian membalikkan tubuh lalu berlalu pergi meninggalkan Valleah seorang diri.

Caesar's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang