Chapter 3 - Cinta?

122 10 0
                                    

"Em.. gw mo ngomong."
"Ya?"
Saat itu kita lagi di halaman belakang sekolah. Cuma berdua. Dia yg ngajak. Dia bilang mau ngomong sesuatu.

"Gw.. suka sama lu."
Deg!
"Hah?" yakin pas itu muka ku lg tablo bgt. Tampang bloon sekaleh.

"Iya. Gw suka sama lu. Mau ga, lu jadi pacar gw..?"

Kelas 5, guys. Inget? Kelas 5 SD. Saya tidak tahu apa itu arti cinta.

"Iya.."

¤

"Ella.. aku akan pindah SMP nanti."
"Oh ya? Pindah ke sekolah mana?"
"Jakarta."
Aku tertegun.
"Ap..apa?"
"Iya. Aku akan ikut orang tua ku ke Jakarta."
Aku masih tercenung.
"Jadi.. kita akan berpisah..? Semua akan berakhir..?" Tanyaku sambil menatapnya, nanar.
"Ella," ujarnya seraya mengenggam kedua tangan ku.

"Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkan mu. Jangan pernah berpikir hubungan ini akan berakhir. Jangan pernah katakan itu lagi, ya?"

Aku hanya bisa terus diam.

¤

Selang setahun setengah.

Ujian telah lewat.

Dia tak pernah lagi kelihatan setelah ujian.

Meskipun ada persiapan perpisahan.

Dan lainnya.

Dia tak pernah datang lagi.

Meskipun dia sudah menorehkan perasaan yg dalam di hati ini.

¤

Terakhir aku melihatnya waktu perpisahan. Dia datang, tapi ga ikut isi acara apa-apa.

Dia bahkan seakan ga mengenali ku.

Dia pergi meninggalkan ku, setelah membuat janji untukku.

Dia pergi, tanpa mengucapkan kata-kata perpisahan.

Dia pergi dengan menorehkan luka dalam di hatiku.

Dan sampai hari ini, ia hilang. Seolah di telan bumi.

~

Dan bagian yg paling menyakitkan dr perpisahan adalah jika kita tahu itu adalah perpisahan yg terakhir.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang