chapter 3

667 43 0
                                    

YOUR P.O.V

Piip..

Kumatikan telpon dari Suga. Lalu kurebahkan tubuhku di lantai atap kampus yang sudah dialasi jaketku.

"Jimin oppa apa tidak ada kesempatan buat kita bertemu.. apa kau selalu menyiksaku dengan perasaan seperti ini? Apa aku saja yang bodoh menjadi fans mu yang terlalu mengagumimu.. kau tak mengenal aku, kau juga tak tau aku ini ada, kau juga tak tau keberadaanku, dan sangat tidak mungkin aku terlintas di dalam pikiranmu oppa." Gumamku sambil mendengarkan lagu terbaru jimin yang berjudul butterfly

Lamunanku terpotong dengan suara dobrakan pintu dari seorang namja yang daritadi mencari keberadaanku. Aku bangun sebentar lalu merebahkan diri lagi.

"Aku mencarimu kemana-mana." Pekiknya dan duduk disampingku.

"Kau tak usah merepotkan diri kesini." Jawabku ketus.

"Maafkan kata-kataku tadi nee? Aku tak bermaksud mengatakan itu." Kata suga.

Aku duduk disamping suga. Ia membenarkan rambutku yang berantakan.

"Kau benar aku memang bodoh, aku bermimpi sangat tinggi. Yang jelas-jelas itu tidak bisa diwujudkan.. aku egois karena ingin semua orang mengerti perasaanku. Padahal aku sendiri belum mengerti perasaanku.." kataku ke namja berkulit putih susu itu.

"Saranku coba kau buka pikiran dan hatimu itu.. jangan masuk kedalam dunia hayalmu y/n.. aku tau kau sangat suka dengan jiminmu itu, tapi aku mau bertanya jika jimin sudah memiliki kekasih di suatu hari nanti perasaanmu ke jimin nanti bagaimana?" Kata-kata suga ini yang paling aku takutkan, aku paling benci jika ada orang menanyakan pertanyaan itu.

"Apa tidak ada pertanyaan yang lain untuk saat ini huhh.?" Ketus ku

"Tidak..dan jawab pertanyaanku itu." Suga menatapku dengan tajam.

"Entah.. kalau jimin bahagia akupun bahagia.. jika jimin bahagia bersama kekasihnya nanti.. aku pun..aishhh kenapa aku ini." Air mata seketika keluar tanpa di beri aba-aba. Aku tidak mau terlihat lemah

Grepp..

Suga tiba-tiba memelukku. Aku pun menangis sekeras-kerasnya. Mungkin ini perasaanku yang selama ini aku pendam keluar semua. Jika orang-orang melihat kejadian ini mungkin mereka anggap aku ini gila karena terobsesinya aku dengan sesosok yang nyata tetapi untuk memilikinya hanya sebuah hayalan.

"Aishh.. jangan lemah seperti ini, y/n yang aku kenal bukan seperti ini. Dia yeoja yang kuat, ceria, dia tidak mudah tepengaruh dengan omongan jelek orang-orang." Kata suga yang sedang memelukku.

"Terkadang orang mempunyai kemampuannya sendiri untuk menanggung beban hidupnya.. " jawabku yang masih terisak-isak.

" iya aku tau itu.. tapi jangan menyiksa dirimu terus menerus.. jangan kubur dirimu lebih dalam lagi." Kata suga sambil mengelus-elus pipiku.

Tak terasa sudah 3 jam kita di atap. Langit pun mulai berwarna kemerahan.

"Suga.. antar aku pulang, ne?"

Love Is BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang