"Faiz, berhenti!Ka Faiz.... please!". Gladis menghela napas. "Kenapa?kenapa kalian bertengkar?".
"Bukan urusan kamu, Gladis. Ini masalah lelaki". Jawab Faiz tegas.
"Bukan urusan aku??Heh kak!ini itu sekolah, ya kalo disekolah itu dilarang buat bertengkar". Gladis mendengus dengan keras.
"Terus kalo ada yang menyerang ataupun berbuat salah harus diam aja, gitu?GAK AKAN". Teriak Faiz dengan murka.
"Tapi kakak bisa membalasnya tanpa kekerasan".
Faiz terdiam.
"Sudah cukup. Sekarang kak Aldo cepat pergi ke lapangan disana tim futsal sudah menunggu kakak". Gladis membantu Aldo berdiri dan memberi tissue untuk menghapus ujung bibirnya yang berdarah.
"Saya pikir kakak seorang yang dapat menyikapi amarah dengan tenang, tapi ternyata saya salah". Ujar Gladis.
Faiz terdiam sejenak, lalu mendengus dengan keras. "Kamu salah".
Gladis hanya tersenyum hambar.
Sejak tadi, Faiz cukup lama merasa tegang akibat menahan amarah dan emosinya yang sudah memuncak. Dia mengerang pelan karna beberapa bagian wajahnya memar.
Setibanya di parkiran, tiba-tiba Faiz mendengar seseorang mengerang kesakitan.
"Apa lo gak punya perlawanan sama sekali huh?".
Faiz menuju sumber suara tersebut. Langkahnya terhenti ketika dia melihat segerombolan orang yang mengeroyok sesorang.
Putra? gumam Faiz saat melihat orang yang dikeroyok.
Setelah sadar kalau orang yang dikeroyok adalah sahabatnya, cepat-cepat dia melepas tas ransel dan berjalan pelan mendekati gerombolan tersebut.
"Apa yang kalian mau dan apa salah gw?". Tanya Putra dengan tenang sambil memegang wajahnya yang terasa perih.
"Apa mao gw?!". Teriak salah seorang dari gerombolan. "Jangan karna otak lo pinter, muka lo lumayan dan orang kaya lo bisa hidup tenang disini!!".
"Begitu perhatiannya lo sama gw sampai lo tahu lengkap tentang gw". Jawab Putra yang tersenyum dibuat seperti malaikat.
Tanpa sadar Faiz menggeram dan memukul tembok yang ada di depannya karna menurutnya jawaban Putra terlalu bodoh.
Kesal dengan jawaban yang diberikan Putra, salah satu dari 6 orang itu langsung meninju perut Putra. "Brengsek lo!".
Putra yang sudah kehabisan tenaga hanya diam dan menerima semua tinjuan dari lawannya. Tetapi saat itu, Faiz tidak hanya diam di tempat persembunyiannya dia berhasil menangkisnya.
"Lo siapa?". Tanya orang yang meninju Putra. "Gak perlu ikut campur!!".
"Dasar banci!!beraninya lo main keroyokan kaya gini?".
"SHIT!!". Salah satu dari mereka maju dan hendak meninju Faiz, tetapi temannya meneriakinya.
"Stop!!". Teriak teman dari gerombolan tersebut.
"Apa??kenapa??".
"Dia Faiz. Anak XI yang pernah bikin anak sekolah sebelah lima orang babak belur".
Faiz heran dengan pernyataan yang dilontarkan oleh orang yang di sebelahnya. Tak menyangka bahwa berita itu masuk ke dalam kuping siswa yang ada disekolahnya. Mereka pun langsung mundur kebelakang.
"Kami gak punya masalah sama lo dan silahkan pergi dari sini". Ucap salah seorang dari mereka.
"Dia sahabat gw. Jadi gw berhak menolongnya. Dan kalo lo mao ngeroyok, pergi ke tempat yang gak bisa gw denger dan gak bisa gw lihat". Ucap Faiz dengan tegas dan mematikan.
Cowok itu tersenyum jahat dan melirik ke arah Putra. "Kali ini lo selamat, lain waktu mungkin lo mati!".
"Gak sabar gw". Jawab Putra dengan semangat.
"Kurang ajar!!!awas lo!!lihat penantian gw!!".
Dab meraka pergi meninggalkan Faiz dan Putra.
Faiz menoleh dan menolong Putra dengan tatapan tajam. "Lo itu tolol banget sih!! Jawaban lo tuh hampir bikin lo mati, bego!!".
"Terserah gw, gak penting buat lo juga". Kata Putra yang berdiri mengambil tasnya.
"Huh?? Hanya itu?". Ucao Faiz sambil mendengus kasar.
"Apa gw harus mengucapkan terima Kasih?".
"Tidak perlu. Jangan harap gw akan membantu lo lagi". Faiz menjauh dari Putra.
"Apa suatu saat kita akan bertengkar?". Tanya Putra.
Faiz diam sejenak dan menatap Putra tajam. Faiz yakin hal itu tidak mungkin terjadi karna mereka bagai adik dan kakak. "Entah".
"Oh ya? Menurutku iya, dan saat itu akulah yang kalah".
Dia lebih dahulu meninggalkan Faiz yang masih diam mematung.
"APA MAKSUD LOOO!!". teriak Faiz dengan murka.
Maaf cerita yang kemarin gak tau kenapa kehapus begitu aja..
Jadinya semua diganti ya...
Vote dan komennya jangan lupa ya...
YOU ARE READING
Please Love Me
Teen FictionKata orang 'bila kau jatuh cinta, kau harus siap pada konsekuensinya'... Tetapi, apa aku siap menghadapi konsekuensinya??walau aku diperlakukan seperti musuh dengan seseorang yang sangat ku cinta???.. -Bunga Gladis- Sahabat?ku pikir didunia ini tida...