ngeselin

22 0 0
                                    

SIN-COS-TAN.

"Shit!". Umpat Gladis dalam hati.

"Sampai kapan kamu mau melamun?". Teriak pak Denis.

"Oh ini, ini mah iihh gampang buaangett" ucap Gladis sok tahu.

"Coba bapak lihat". kata pak Denis.

Seisi kelas tertawa melihat jawaban yang di tulis Gladis di papan tulis. Gladis memang suka membuat guru marah dan jengkel atas perbuatan ajaibnya tetapi ia juga dibanggakan guru karna prestasinya dan dibanggakan temannya karna tingkah kekonyolannya.

"DIAM".

Gladis tersentak. Otaknya terasa sudah mati untuk berpikir dalam  materi ini. Dan hanya jawaban ngawur yang ia tulis di papan.

"Huh!cepat kembali duduk!". ucap pak Denis tajam. "Faiz!Maju kamu!".

Gladis menghela napas Dia memang sangat benci dengan materi sin-cos-tan walaupun diajarkan berkali-kali, otaknya seakan enggan menerimanya walau sedikitpun. Dan bodohnya dia menerima tawaran guru dan dari para anggota karya ilmiah-ipa nya untuk masuk kelas karya ilmiah-lomba untuk mewakili perlombaan sekolahnya.
Didalam kelas ini semua anak yang mendapat peringkat satu. Termasuk Faiz yang baru masuk kekelas K.I-ipa dimajukan ke kelas K.I-lomba walaupun Faiz terpaksa.

Faiz beranjak dari kursinya dan mengisi jawaban di depan.

"Gitu doang gak bisa, bego!". Ucapnya seperti bisikan tetapi tajam.

Mendengar itu, Gladis melotot dan ingin rasanya merauk wajah tengilnya Faiz.

"Astaga!cuma dua menit?". Kata Vero dengan kagum yang berada didepan Gladis.

Gladis mendengus dan menatap lekat Faiz yang kembali duduk ditempatnya.

"Beruntung banget dia punya otak yang cerdas, kalo amnesia dia juga bego". Gerutu Gladis.

"Sirik tanda tak mampu". Ucap vero.

Gladis terdiam.

Jam terasa mati bila di perlajaran yang sedang dibenci oleh murid. Seperti halnya Gladis saat ini. Dan hanya bunyi bel yang akan menyelamatkannya.

"Oke. Mungkin sampai disini materi kita, minggu depan dilanjut lagi. Sampai jumpa". Kata pak Egi.

Gladis menghela napas. Huft akhirnya dia terbebas dari neraka.

"Ahaaayyy!!bebass coyyy!!". Teriak Gladis dengan semangat.

"yeeesss". Seisi kelaspun riuh karna jam sudah kosong.

"Ekhm. Maaf teman, bisa duduk sebentar?". Ucap Faiz yang ada di depan. Dan semua langsung duduk ditempat masing-masing.

"Tadi gw dapet kabar, kalo sebentar lagi sekolah kita akan mengadakan pentas. Dan setiap kelompok harus ada penampilan suatu penampilan. Bebas". lanjut Faiz. "Jadi apa ada yang punya usul baik?".

Tidak ada yang menjawab satu pun.

"Gladis, apa kamu punya ide Bagus?". Cecar Faiz.

"Kakak nanya saya?". Jawab Gladis.

"Iya, kamu".

"Kakak jangan nanya ide ke saya, saya aja punya otak cuma satu sendok nyam-nyam gimana ngasih ide". Jawab Gladis asal yang membuat kelas tertawa berbahak-bahak.

Faiz hanya tersenyum meremehkan.

"Baik. Kalo begitu saya akan mengajukan Gladis sebagai koordinator pelaksana". Tegas Faiz.

"Hah??apa-apaan??". Teriak Gladis sampai seiisi kelas kaget akan teriakannya.

"Menurut saya, kamu cocok untuk koordinator. Dan jangan membantah! Camkan itu!".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 12, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Please Love MeWhere stories live. Discover now