*tuk...tuk...tuk... tiba tiba ada suara langkah kaki dari lorong yang menuju pintu kamar mandi, dan munculah seorang laki laki, dengan suara santai ia mengatakan
"hoi ossan, sepertinya tadi kau mengatakan sesuatu, kau bilang kami akan mati sia sia jika tidak ikut denganmu, lalu apakah kami tidak akan mati sia sia jika ikut denganmu? apa maksud mu?"
"ho... lihatlah sang juara telah keluar"
*cih...sii naga buluk itu, dia selalu mendahuluiku* kata wakaba dalam hati
"siapa yang kau sebut naga buluk?! singa ayam!"
* ?! dia bisa mendengarku yg berbicara dalam hati?! ah~ sialan... apa dia juga mencuri pemikiranku tadi* wakaba teringat kalau tadi dia memikirkan apa yang ryota bilang kepada si orang dewasa itu
"tenang saja, soal yang itu aku lebih dulu memikirkannya"
*cizzz begitu rupanya... haha*
orang dewasa itu nampak kebingungan, dengan apa yang ryota bicarakan, dia meresa kalau dia sedang dihina, dengan kesal ia mengatakan
"sialan kau anak muda!! kau meledekku?! huh?! kenapa kau berbicara sendiri seperti itu sialan!"
"ah.. maaf , aku hanya berbicara dengan temanku dibelakang, sekarang bisa kau beritahu apa maksud deng?"
"*a-apa maksudnya temannya yang dibelakang? jelas jelas mereka berdua tidak berbicara sma sekali, orang ini benar benar mengerikan... --" * hm... yah~ kalian tidak akan mati sia sia jika ikut denganku karena bosku memiliki rencana"
"heh..... baiklah kalau begitu"
"bagus~ ayo ikut"
"tunggu"
ryota berhenti dan menanyakan sesuatu
"dimana pelatuk bom yg kau tanam di restorant ini?"
"memang ada apa? pelatuknya ada disini"
orang dewasa itu menunjukan pelatuk bom yang ada di tangannya. lalu tiba tiba pelatuk itu hilang dari pandangan orang itu
"huh? kmn pelatuknya?"
"disini ossan"
ryota menunjukannya, lalu ia menekan pelatuknya dan..... BOOM!!!! BOOM!! BOOM BREBOOM BOOM BOOM BOOM BOOM BOOM BOOM!!! JDEERR!! BOOM!! BOOM!! JDEERR!! BOOM!! BOOM!! JDEERR [saking gede ledakannya jadi begini ceritanya, coba deh bacanya dijadiin ada nadanya XD]
semuanya hancur... bahkan gedung pencakar langit disebelahnya pun ikut hancur, tampak tak ada lagi tanda tanda kehidupan disana. namun.... tiba tiba ada suara orang yang sedang marah, marah karena hampir mati (?) mungkin
"RYOTA!!!!!!! apa apaan kau ini!! lihat!! untung kiiri tidak kenapa kenapa, kalau kiiri kenapa kenapa siapa yang akan tanggung jawab?!"
"kau" jawab ryota dengan tenang
"kenapa aku?!"
"karena kau harus melindungi dia tadi, jadi jika terjadi sesuatu padanya itu salah kau dan tanggung jawab kau"
"bukan itu maksudku!! dasar naga buluk!!"
itu mereka, ryota, wakaba, dan kiiri. itu aneh dengan ledakan sebegitu dahsyatnya yang bahkan memakan dua gedung tapi... kenapa mereka bisa selamat? apa yang terjadi sebenarnya disana?
*kretek...kretek.. batu besar bergeser
"huh?"
ryota menoleh ke arah batu besar itu bergeser
"hei wakaba, sepertinya bukan hanya kita yang selamat"
"apa maksudmu bukan hanya kita?"
"lihat lah itu"
ryota menunjuk kearah batu besar yg bergeser itu
"i-itu... si pak tua?!"
"ya, sepertinya dia selamat"
*huff huff suara nafas yang terengah engah. "hebat juga kalian anak muda"
"siapa kau sebenarnya?" tanya ryota yang ke heranan
"kau akan segera tau, siapa kami, ayo ikut denganku"
wakaba memandang ryota dengan cemas "hey ryota....."
"ayo, kita ikuti dia, kau bawa kiiri"
"ah... baiklah~ huh? baiklah apa?! cih sialan kau --" seenaknya saja menyuruh, aku kan sudah lelah karena melindungi dia, kenapa tidak kau saja?!"
"waktu tidak bisa diulang wakaba"
"mau dibacok ya?!"
to be continued.....
