1

69 5 0
                                    

Kreeek...tap

Kuhembuskan nafasku setelah memasukan barang terakhir kedalam tasku dan menutupnya. Blocknote, ballpoint, camera dan tape recorder. Ya! itulah barang-barang yang kumasukan kedalam tas tangan mungil berwarna merah maroon milikku. Kini selesai sudah persiapanku untuk tujuan malam ini. Sebuah senyum penuh kegigihan terukir di wajahku.

Aku selalu bersemangat kalau menyangkut pekerjaan. Kegigihan, keuletan dan pantang menyerah selalu kutanamkan dalam diriku yang bahkan telah mendarah daging hingga saat ini. Karena itu semua, aku mencintai diriku sendiri. Itu semua dapat aku rasakan karena jasa ayahku, Antoni Cedrick Firestone.

Dret..dreet.. Dret..dreet.

Sebuah benda pipih bergetar di atas nakas. Benda pipih dengan ukuran 13 × 8 cm yang telah kusetting dalam mode diam bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Ku ambil iphoneku dan membuka pesan yang ternyata dikirimkan dari asistenku, Lucas. Dia adalah asisten atau bisa kusebut partner kerjaku dalam memburu berita.

Kami adalah seorang wartawan sebuah majalah ternama di kota New York, The Wind. Perusahaan majalah ternama itu telah menaungi kami kurang lebih 3 tahun. Kami memburu berita dan menuangkannya dalam sebuah artikel. Pekerjaan kami memang terlihat mudah jika dibanyangkan. Hanya membuat sebuah artikel lalu mencetaknya, tapi tidak semudah itu, kami adalah the wind yang hanya membuat artikel mengenai selebriti atau orang-orang ternama di kota ini. Yang pasti adalah semakin seseorang itu terkenal atau terpandang, maka akan lebih sulit mendapatkan berita mereka. Tapi pekerjaaan ya pekerjaan, walau kami tahu itu sulit tapi kami akan melakukan berbagai cara untuk meraih tujuan kami.

'Apa kau sudah siap cantik? Mari kita menangkap mangsa. Aku menunggumu di bawah' tulisnya.

Ku singkap tirai yang menutupi jendela kamarku, yang langsung memberika akses halaman yang luas dibagian depan rumah. Memang benar, Lucas telah menungguku di bawah. Dia tengah bersandar di atas cap mobilnya sambil melambaikan tangan kearahku.

'Aku lebih dari siap, dude' balasku.

Sesegera mungkin kuraih tas tangan yang telah kusiapkan di atas ranjangku. Ku langkahkan kaki lebih cepat dari biasanya. Rasanya aku sudah tidak sabar datang ke tempat tujuan.

Lucas dengan setelan tuksedo hitamnya dan kemeja berwarna merah yang senada dengan gaun yang tengah kukenakan berdiri mematung ketika dia menangkap sosok diriku. Aku sudah terbiasa dengan tatapan memujanya tiap kali aku memakai gaun yang cukup sexy, kupikir.

Gaun merah yang cukup menggambarkan lekuk tubuhku dengan belahan di samping kiri kakiku hingga paha yang membuatnya lebih terekspos dan juga kerah berpola V yang cukup rendah menampilkan sedikit payudaraku. Aku cukup terhibur dengan reaksinya sekarang, itu menandakan aku sukses menarik perhatian orang yang melihatku.

"You are so beautyful Lena. Aku bangga menggandengmu di pesta nanti" pujinya setelah aku berdiri tidak jauh dari dirinya.

"I am too Mr. Carlkson" aku balas menyanjungnya sambil mengulas senyum termanisku.

Kami memang seperti sepasang kekasih jika tampak dari luar. Saling memuji dan tak tanggung-tanggung tampil mesra di muka umum, tapi itu jika dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan kami tentunya. Kami tetap hanyalah partner kerja, tidak lebih.

"Apa aku cukup menarik dengan gaun ini?"

"Kau selalu tahu apa yang kau butuhkan Ms. Steel"

"Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat"

Aku berjalan ke arah kursi penumpang dibagian depan, lalu dengan sigap Lucas membukakan pintu dan mempersilakanku masuk.

Allena RoselineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang