...
Minggu, 4 Mei 1997
Aku mendapat kabar dari Erwin bahwa ia telah resmi bercerai dengan istrinya.
Sejak awal aku merasa tidak sampai hati untuk menanyakan alasan perceraian itu, yang ia kabarkan sejak Februari, tetapi Erwin justru menuliskan segalanya dalam surat.
Isi surat itu membuatku tercekat dan bergegas menuju rumah Erwin sebelum segalanya terlambat.
...
Jumat, 2 Mei 1997
Kepada Tn. Adam
Adam,
Hari ini sidang perceraian kami berakhir.
Keputusan hakim menyerahkan hak asuh atas Clarissa kepada mantan istri saya.
Tidak bisa tergambarkan betapa kacaunya perasaan saya hari ini. Putri saya menangis sepanjang sidang, dan saya tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan hatinya.
Seandainya saya tidak pernah menghadiri acara pertemuan perjodohan itu, saya tidak akan pernah mengenal Amanda.Dan juga tidak akan pernah kunikahi wanita sialan itu, yang menyembunyikan perselingkuhannya dibelakang saya, tetapi memperlihatkannya didepan mata putri kami.
Saya tidak pernah mencintainya sejak awal, semua adalah kehendak orang tua yang memaksakan untuk menikahi Amanda karena orang tuanya adalah rekan bisnis ayah.
Yang bisa saya lakukan sejak dulu adalah pasrah jalan hidup diatur orang tua. Kini mereka melihat hasilnya, dan saya bertekad untuk tidak lagi menuruti kehendak mereka.Saya akan mendengar kata hati sendiri karena tidak ingin penyesalan saya datang dari orang lain lagi.
Rasanya perlu juga saya ceritakan bahwa wanita sialan itu memanfaatkan surat suratmu untuk mengancam dan memenangkan pengadilan. Ia berkata akan membeberkan semuanya pada orang tua saya apabila saya tidak mengikuti kehendaknya dalam proses persidangan.
Seandainya ia bukan ibu dari Clarissa, mungkin sudah kubunuh dia.
Sekarang saya hidup sendiri, Adam. Setelah sekian lama dan bertahun-tahun, saya mulai paham mengapa rasanya hidup ini tidak pernah sedikitpun merasa bahagia.
Itu pasti karena saya tidak pernah sekalipun bersama orang yang benar benar saya cintai. Bahkan satu satunya cinta yang saya punya, putriku Clarissa, sekarang harus hidup terpisah dari saya.Adam, mungkin menulis surat ini akan jadi hal terakhir yang saya lakukan. Entah butuh hal sekuat apa untuk menghidupkan lagi semangat untuk bertahan, tapi nyatanya saya sudah terlalu lelah.
Saya hanya ingin menyampaikan bahwa mungkin satu-satunya orang yang pernah benar-benar pernah saya cintai, adalah kamu. Terdengar gila, tapi kedekatan kita saat SMU bukanlah hal yang saya lakukan untuk mempermainkanmu.
Saya benar-benar pernah jatuh hati pada kebaikanmu, pada sifatmu yang tidak murahan seperti wanita wanita itu. Juga pada wajahmu yang perlu saya akui, jauh lebih cantik dari wanita manapun yang pernah saya kenal. Kamu mungkin akan tertawa mendengar pengakuan ini, tapi memang begini adanya.
Tolong maafkan saya yang ketika masa sekolah tidak bisa membalas perasaanmu karena terlalu pengecut. Juga saya sangat menyesali semua perlakuan buruk saya terhadapmu yang mungkin sudah tidak terhitung jumlahnya. Saya memang orang brengsek. Saat itu saya belum sanggup menanggung segala resiko yang akan terjadi. Satu-satunya beban berat yang saya pikul hanyalah menjaga kehormatan orang tua dan ekspektasi mereka tentang masa depan saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam; kisah panjang tentang Ayahku
Randomkisah panjang tentang seorang anak laki-laki dan ayahnya yang gay.