Aku tidak perlu lagi menuliskan tanggal---karena waktuku rasanya sudah terhenti.
Selesai sudah.
Dari segala hal yang selama ini begitu kujaga di dunia, rahasia tentangku ternyata harus terbongkar dengan cara seperti ini.
Aku tidak bisa menatap mata Dirga. Aku tidak sanggup melihat wajah putra pertamaku, meski yang kutahu pasti disana tergambar jelas kebencian dan amarah.
dan rasa jijik.
Aku memang ayah yang menjijikkan. Seorang Adam yang kelainan. Setelah kulalui bertahun-tahun hidupku, baru di hari ini aku menyadari sesuatu yang begitu penting---sesuatu yang menjadi kesalahan terbesarku sedari awal:
Mungkin seharusnya aku tidak pernah menikahi Eva.
Tidak pernah terbayangkan rasanya akan seperti ini. Kehilangan istri yang penuh kasih, dan ditinggalkan putra pertamaku. Entah bagaimana aku bisa menggambarkan semuanya. Atau mungkin, rasanya sama saja seperti aku membunuh dan dibunuh, dalam waktu bersamaan.
Bahkan aku yakin ketiga putraku yang lain juga akan berlari meninggalkan rumah, seandainya saat itu mereka sedikit lebih dewasa dan mampu memahami apa yang sedang terjadi.
Mengerti bahwa ayahnya seorang gay yang menikahi malaikat.Ketika Adam yang lain diturunkan ke bumi sebagai hukuman, Tuhan justru memanjakanku dengan begitu banyak hadiah.
Kado pertama berwujud seorang hawa yang tidak pernah sekalipun mempermasalahkan keadaanku. Di matanya, aku adalah seorang laki-laki.
Kado kedua seperti sebuah cermin. Aku dapat melihat kedua matanya bersinar sama seperti milikku. Hidungnya. Rambutnya. Alisnya.
Seolah duplikat sempurna dari keberadaanku di dunia.Kado ketiga sebenarnya adalah kado untuk Eva, tapi ia dengan senang hati membaginya denganku.
Seorang anak laki-laki penurut yang mewarisi kecerdasan ibunya.
Tapi mungkin juga ia adalah kado spesial untuk Dirga, karena masih kuingat jelas betapa gembiranya putra pertamaku itu ketika menggengam tangan mungil adiknya untuk pertama kali.Kado keempat adalah yang paling unik. Sepasang anak kembar. Mereka seolah menjadi hadiah bagi satu sama lainnya.
Tetapi pada akhirnya tiba sebuah hari aku harus membayar semua pemberian mahal itu.
Tuhan,
padahal jauh dari sebelum ini pun aku selalu ditinggalkan:oleh ayah ibuku.
saudara saudaraku. kakak dan adik adikku, teman temanku.Lalu mengapa rasa sakitnya masih tetap selalu sama?
Eva sayangku,
apa kau sedang melihatku dari sana?Apakah aku masih terlihat seperti seorang laki-laki?
---sementara aku tidur dengan laki-laki lain bahkan setelah kepergianmu.
Setiap kali melakukannya, bahkan dengan mata terpejam aku masih dapat melihat wajah manis anak anakku.
Dan pada setiap air mataku yang mengalir, kubawa ribuan kata maaf untuk seorang wanita yang sudi menjadi teman hidupku sampai akhir hayatnya.
Tapi, sekali lagi---dengan apa aku harus membayar semua ini?
.
.
.
Ketika itu aku menyadari bahwa satu-satunya yang kupunya, adalah nyawaku.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam; kisah panjang tentang Ayahku
Randomkisah panjang tentang seorang anak laki-laki dan ayahnya yang gay.