ARINDA DAN AMANDA

58 12 0
                                    

Kamis, 07 Januari 2015.

Pukul 22.23

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Melody:
Rindaaaaa?

Arinda:
Hey

Melody:
Kenapa tadi pulang? Mama bener-bener butuh bantuan?

Arinda:
Yaaa

Melody:
Rin, aku tau kamu bohong

Arinda:
Aku nggak bohong

Melody:
Pokoknya kalau ada apa-apa wajib cerita sama aku ya

Arinda:
:)

Arinda:
Udah ngantuk nih. Tidur duluan ya

"Sumpah, Arinda tertutup banget sih orangnya," Gumamku kesal sambil membanting ponselku ke kasur, "Ada apa ya sebenernya? Yaudahlah gak penting. Dia juga gak bakal cerita."

Aku melangkah ke dekat lemari, membuka ujung lemari dengan perlahan, mengambil kaos berwarna putih itu. Dan segera memakainya pada tubuh indahku.

**

Kaki kananku melangkah terlebih dahulu menuju ruangan hampa yang tidak luas itu. Sampailah aku disana. Namun, aku masih berjalan pelan menghampiri alat musik hitam itu. Aku duduk disana dan menghela nafas panjang. Jari-jariku bergerak menari lembut bertanda aku meregangkan otot otot kecil ini. Perlahan, jariku turun ke papan hitam putih yang indah itu, bergantian dari satu nada ke nada lainnya, dari satu kunci ke kunci lainnya. Begitu seterusnya. Suasa rumah yang sunyi, aku hiasi dengan bunyi harmoni yang dihasilkan dari alat musik kesayanganku, piano. Tidak ada yang lebih baik selain bermain piano. Menurutku hanya musiklah yang dapat mengerti isi hati seseorang. Itulah yang membuatku...

PLETAK....

"AHHH!" Aku mengusap kepalaku, untuk sesaat aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Namun, rasanya seperti ada barang yang terbuat dari alumunium menghajar kepalaku. "Mah! Ngapain sih? Sakit tauuu!"

"Ya maaf, mama gak tau kalau yang main piano itu kamu. Mama takut itu hantu. Yaudah mama ambil panci dulu ke dapur. Kamu sih ngapain pake baju putih putih gitu?! Ngapain juga main piano jam segini? Gak bisa nanti pagi?" Jelas mama panjang lebar dengan muka bersalah. Ya, itulah mamaku, kehadiran mama membuatku mengerti bahwa bidadari itu ada.

"Mah denger ya, piano tuh ekspresif. Jadi gak ada waktu. Emang mama kalau mau berekspresi harus ada waktunya? Lagian ya mah, kalau yang main piano beneran hantu, mama gak akan bisa mukul pake panci, nembus tau!"

"OH JADI KAMU NGELAWAN MAMA?!"

PLETAK...

Dan ini adalah lemparan kedua.

***

Jumat, 08 Januari 2015.

Pukul 06.30 WIB.

"Pagi Arinda, udah ngerjain PR Biologi?" Aku membanting tas ku ke kursi kayu yang bertuliskan MELODY'S

"Hey! Udah nih." Jawab Arinda dengan senyuman diwajahnya.

"Liat dong!"

"Ambil aja."

Seperti biasa, aku tidak pernah mengerjakan PR, dan Arinda adalah solusi untukku. Dia selalu berbaik hati mencontekkan hasil kerjanya padaku.

STORY OF MUNSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang