Gwenn yang Paranoid

182 18 6
                                    

Flashback OFF

Bayangan kejadian terbunuhnya Bella seakan terputar di mata Krystal dan yang lainnya. Mereka terpaku sejenak setelah bayang-bayang tersebut sudah sepenuhnya hilang. Apa motif sahabat-sahabat Bella untuk membunuh sahabatnya sendiri?

Krystal melemas, ia tak lagi bisa menumpu tubuhnya sendiri dengan kakinya. Dia sedang shock karena baru saja melihat peristiwa pembunuhan yang sangat-sangat menyeramkan. Sedangkan Jill, ia menangis. Menurut Jill, peristiwa itu sangat menyayat hatinya. Ia tak tega dengan Bella. Vanilla memeluk Jill untuk menenangkannya. Vanilla sudah sering melihat bayang-bayang seperti itu. Tetapi tetap saja, ia juga merasa shock sama seperti yang lainnya.

Bella masih berdiri di depan mereka semua, memandang kedepan dengan pandangan kosong. Jujur saja, wajah Bella semakin lama semakin menyeramkan, menurut Gwenn.

Saat ini, di bukit belakang Asrama, hanya ada keheningan yang mencekam disertai isakan-isakan kecil dari Jill. Mereka semua masih sangat shock, masih terbayang-bayang bagaimana tubuh ideal Bella tertimpa runtuhan kayu yang keras dan tajam. Bagaimana seringai licik Tom yang terukir saat melihat tubuh Bella yang sudah tak berdaya. Bagaimana perasaan senang sahabat-sahabat Bella saat mengetahui rencana mereka telah sukses besar.

"Selanjutnya, tolong kalian lepaskan kutukan yang dibuat oleh Ms. Caly. Aku punya satu clue untuk kalian. Ms. Caly meninggal karena perbuatan seseorang." Ucap Bella nyaris terdengar seperti bisikan.

"A-apa?!" Sahut Alice tak percaya. "Kakakku meninggal karena serangan jantung!!! Bukan di bunuh!!" Lanjutnya lagi dengan suara lantang.

"Ms. Caly dibunuh oleh seseorang." Perkataan Bella yang ini terdengar lebih keras.

"NGGAK! KAMU BOHONG BELLA!" Teriak Alice frustasi.

"Alice, udah. Jangan gitu, nggak mungkin kan kalo dia bohong? Buat apa coba?" Dylan mencoba meredam emosi Alice yang meluap.

"Nggak mungkiin, Dy. Nggak mungkiin." Suara Alice terdengar bergetar, ia refleks memeluk Dylan dengan erat.

Dylan terlihat sangat kaget dengan reaksi yang diberikan Alice, ia tak tahu apa ia harus membalas pelukan Alice atau bagaimana?

Akhirnya, Dylan mengelus pelan puncak kepala Alice, "Tenang, Al. Jangan langsung menolak kenyataan. Kasih hati kamu waktu untuk menerima itu semua, dan kamu nggak akan bersikap kayak gini lagi, aku yakin."

Ada rasa sesak dalam hati Krystal saat menyaksikan hal tersebut. Entah itu karena Krystal juga sedih melihat Alice seperti itu, atau ada hal lain yang Krystal rasakan, seperti, rasa cemburu mungkin?

'Bukan waktunya untuk mikirin hal itu, Krys.' Krystal segera menepis perasaan sesaknya dan kembali bersikap normal.

"Hari semakin sore, sebaiknya kalian segera kembali ke kamar kalian dan beristirahatlah." Ucap Bella datar, "Aku pergi."

Sedetik kemudian tubuh Bella hilang seiring dengan hembusan angin yang berhembus tenang di sekitar bukit belakang Asrama tersebut.

"Kenapa?!" Tanya Gwenn yang terlihat frustasi. Sontak yang lainnya segera menoleh ke arah Gwenn dengan tatapan bingung.

"Kenapa apanya, Gwenn?" Tanya David.

"Kenapa harus kita yang berurusan sama hantu?! Sama kutukan?! Sama pembunuhan?! Sama semua hal sial yang kita alami?! Kenapa nggak anak-anak lain aja yang ngalamin ini?! Kenapa harus kita??!" Gwenn berbicara dengan tatapan kosong, tetapi perkataannya menyiratkan emosi yang membara.

Mystery Behind The DormitoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang