Part 23

49.7K 2.3K 124
                                    

Walau usia kandungannya sudah memasuki Usia 30 minggu, Nisa selalu membantu pekerjaan mbo nah seperti saat ini ia membawa kerajang berisi pakaian kotor untuk segera dicuci.

Ia membawa keranjang berisi pakaian kotor menuju kebelakang, disana ia melihat mbo nah yang sedang menggendong Farid.

"Aduh nak Nisa, harus berapa kali mbo bilang nak Nisa jangan melakukan pekerjaan rumah seperti ini, kandungan nak Nisa sudah besar mbo takut ada apa-apa sama nak Nisa"

"Ga apa-apa mbo, justu bagus bukan buat kehamilan Nisa karena bentar lagi Nisa akan melahirkan jadi bagus bukan untuk memperlancar jalan lahir mbo"

"Iya si mbo juga tau nak, tapi ya ga usah begitu juga nak, liat muka nak Nisa pucat simbo takut terjadi sesuatu sama nak Nisa. Apa lagi dirumah cuman ada mbo, nak Nisa, den Farid"

Ya dirumah ini hanya tinggal mereka saja karena Fatah dan Sofie sedang ada urusan yang mengharuskan mereka untuk meninggalkan rumah sampai malam hari.

"Ga apa-apa ko, Nisa sudah biasa melakukan ini. Dahulu saat Nisa hamil Farid pun Nisa sering melakukan pekerjaan rumah sendiri, bahkan sampai usia kandungan Nisa memasuki 9 bulan Nisa masih bekerja, lagian Nisa juga ga nyuci pakai tangankan mbo. Jadi mbo Nah ga usah khawatir ya mbo"

"Iya si mbo tau, tapi kalao nanti nak Nisa sudah merasa lelah nak Nisa bilang sama si mbo ya"

"Iya mbo"

Dan sambil Nisa memasukan pakaian kotor kemesin cuci mereka kembali mengobrol.

"Ugh anak ibu sudah ngatuk ya" ucap Nisa saat ia melihat Farid yang berada dalam gendongan mbo Nah menguap.

"Sini sama ibu" Nisa meminta Farid dari gendongan mbo Nah.

"Kalau begitu lebih baik sekarang nak Nisa tidurin Farid dulu kasian Farid dia keliatan lelah Nak" Ucap mbo Nah kepada Nisa yang sedang menggendong Farid.

"Kalao begitu Nisa mau kekamar dulu mbo, maaf mbo bisakah mbo melanjukan pekerjaan Nisa"

"Nak Nisa, ga usah sungkan sama si mbo, memang kan ini seharusnya jadi pekerjaan si mbo"

Nisa hanya tersenyum membalas ucapan mbo Nah.

Dan kemudian Nisa pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Nisa sedikit kesulitan menggendong Farid karena usia kandungannya semakin mendekati hari persalinan dan perut yang semakin membesar membuatnya kesulitan untuk bergerak dan ia yang menjadi cepat lelah.

Di kamar Nisa membaringkan tubuh Farid dengan hati-hati, kemudian ia pun duduk ditepi ranjang dengan sebelah tangan ia gunakan untuk mengusap kepala Farid dengan sayang sementara tangan yang sebelah kiri ia gunakan untuk memeganggi botol susu.

Farid sudah tidur nyenyak, karena dengan kondisinya yang seperti ini, kian hari semakin memburuk membuat Farid mudah terlelap dan jika Farid mengalami demam maka ia akan menangis seharian dan itu membuat Nisa khawatir.

Dengan sayang Nisa mencium seluruh wajah Farid dan tanpa terasa Air mata menetes mengaliri wajah Nisa, tidak mau membangunkan anakanya maka dengan cepet Nisa menegakan tubunya dan menghapus air mata yang mengalir kedua pipinya.

=======


"Mbo mau ke tukang sayur dulu ya nak, nak Nisa lanjutin aja masaknya" ucap mbo nah kepada Nisa yang sedang memasak.

"Iya mbo, memang apa yang mau mbo beli"

"Mbo mau beli bayam sama wortel buat bubur timnya Farid kan sudah hambis nak, si mbo kemarin lupa beli, maklum sudah tua nak"

Ugly Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang