"Mah..mamah.. sudah bilang ke Kevin kalau hari ini kita akan pindah dari sini?" Tanya Papah Kevin sambil mengoleskan selai kacang di rotinya. "Iya sudah pah,sepertinya dia juga sudah merapihkan semua baju-bajunya." Jawab Mamah Kevin "Baiklah.. Apa Kevin sudah bangun?" Tanya Papah lagi "Entahlah pah, mamah belum tengok." jawab Mamah tertawa kecil.
"Aku sudah bangun mah,pah.. mamah kenapa ga bangunin aku?? Hampir aja aku kesiangan kan." Terdengar suara Kevin yang membuat mamah dan papah menoleh ke sumber suara. "Memang sengaja. Mamah tau kamu capek setelah merapihkan barang-barang kamu yang berantakkan itu semalam." Ujar Mamah "Sudah sudah, kamu cowo Kevin.. jangan bisanya dibangunin terus.. belajar bangun pagi dong! Kamu harus jadi contoh yang baik untuk Lyza,adik kamu." Ujar Papah melerai kami.
Ya.. Kevin mengalah. Daripada dia harus jadi anak durhaka. Memang dia tau,kewajiban seorang anak adalah mendengarkan nasihat orang tua.
"Oh iya mah.. bagaimana dengan sekolah aku? Apa mamah sudah mengurus surat-surat pindah sekolah?" Dia baru ingat kalau dia belum bilang pada kepala sekolah bahwa dia akan pindah dari sini. "Tenang saja.. sudah beres." Jawab Mamah mengacungkan jempol.
Hft.. syukurlah. Mamah emang pahlawanku.
-Kevin pov-
"Cepatlah vin,ini sudah siang.. Mari kita berangkat sekarang!" Teriak Papa dari luar. Gue masih belum bisa meninggalkan kamar ini Ya Tuhan. Tetapi.. "Kakak cepetan.. papah nanti marah loh." Tiba-tiba Lyza datang membuyarkan lamunan ku. Aku pun bergegas menggeret koper menuju mobil.
"Kamu kenapa? Daritadi mamah lihat mukamu masam terus?" Tanya Mamah. Tapi tidak ku jawab pertanyaan mamah itu. Tiba-tiba aku teringat pada Tania, ku buka tas ransel merah ku.
Aku line Tania. Sekedar basa basi selamat pagi dan semacamnya. Aku menunggu balasannya sambil membuka chat grup.
Ku baca salah satu pesan dari teman ku yang membuat aku kaget dan sedikit geli. Dia mengatakan bahwa diriku sebentar lagi akan jadian dengan Tania. Apa apaan ini, hahaha..
Tawa ku mengagetkan seisi mobil. Mamah memiringkan badannya ke belakang untuk melihat ku, tadi aku diam saja, sekarang tertawa sendiri. Mungkin mamah pikir aku gila? Ah biarlah..
"Kakak seperti orang gila.. tertawa sendiri." Ledek Lyza "Apaan sih de, aku tertawa dengan hp ku kok." Jawab ku ketus. "Sama aja, wle" ujarnya meledek. Anak kecil ini memang menyebalkan.
"Mah, nanti.. Kevin sekolah dimana? Mamah udah daftarin Kevin sekolah? Kevin udah kelas 3 sma loh mah, Kevin capek kalau harus pindah-pindah terus. Apalagi Kevin cowok." Ucapnya lesu. "Belum, sesampainya di Cirebon, mamah akan langsung mendaftarkanmu sekolah di tempat anak sahabat Mama." Jawab Mama. "Mamah punya sahabat di Cirebon? Sejak kapan?" Tanyanya penasaran "Yaiya punya dong, makanya, jadi orang itu harus supel. Biar punya banyak temen. Jangan temen di dunia maya aja." Ucap Mama dan itu membuat Kevin sebel. Mama selalu mengucapkan itu. "Memang punya teman di dunia maya itu fikir mama negatif ya? Dengan aku punya banyak teman di dunia maya, otomatis aku punya banyak teman di seluruh pulau Indonesia ini." Jawabku.
Tetapi ucapannya barusan tidak digubris lagi oleh Mamah.Disaat semuanya terdiam, lagi-lagi bunyi handphone Kevin terdengar. "LINE.." yang menandakan ada pesan baru masuk.
Dari Tania. Langsung dia buka isi chatnya.
Tania : "Hai, morning too. Ya udah bangun dong."
Tetapi tidak ku balas. Biarkan saja. Biar dia rasakan bagaimana rasanya chat hanya di read saja. HAHAHA.
-------
Mohon koreksinya ya karena author masih awam. Ktitik yang membangun masih sangat author butuhkan demi kualitas cerita yang author buat ^^
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertamaku Berawal dari Line
Teen FictionKenalin, nama gue Kevin Aditya. Panggil gue Kevin aja. Kalau bisa dibilang gue ini anak gaul Line lah. Iyak LINE! Lo tau kan? Itu loh aplikasi instant message. Aplikasi ini cuma bisa dipasang di android atau ios, jangan coba-coba lo pasang Line di N...